MAKALAH
MANEJEMEN
OPERASI
Dosen Pembimbing :
Yayuk
Sri Rahayu, SE, MM
Disusun Oleh:
Ircham
Robbaq Azwar (11510125)
Mohamad Bastomi (11510131)
Hebbi
Endar S. (11510142)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2013
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji
syukur kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat, taufik serta hidayahnya kami
masih diberi kesempatan dan kemampuan untuk menyusun makalah dengan judul “MANAJEMEN OPERASI” guna
memenuhi tugas Semester empat.
Tersusunnya makalah ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak-banyak
terimakasih kepada:
1. Ibu Yayuk Sri
Rahayu, SE, MM selaku dosen pengampu
mata kuliah BISNIS INTERNASIONAL yang memberikan arahan dan masukan dalam
makalah ini.
- Serta semua
pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini yang tidak
mingkin kami sebutkan satu persatu.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempuran. Demi tercapainya
suatu kesempurnaan kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Demikaian hal yang dapat kami sampaikan, kami
berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca.
Malang, 09 September 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Beberapa
bagian dari ilmu ekonomi yang senantiasa hidup dan kontroversial adalah studi
perdagangan dan keuangan internasional. Akibat dari perdagangan internasional,
baik dalam barang maupun jasa, dan lalu lintas keuangan internasional
menyebabkan perekonomian setiap Negara kini menjadi semakin terkait erat satu
sama lain dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
Manajemen
operasi menunjukkan peranan manajemen dalam tindakan (management in action),
yaitu aplikasi dari konsep dan prinsip manajemen dalam praktek. Manajemen
operasi adalah aplikasi dari konsep dasar dan prinsip-prinsip manajemen yang
diterapkan pada segmentasi organisasi yang memproduksi barang dan jasa (Rue dan
Byars:1992). Konsep-konsep dasar (basic concepts) ialah bagaimana seharusnya
menyelesaikan pekerjaan untuk menghasilkan sesuatu dengan melalui kegiatan
orang lain (getting this done through the
effors of other people). Prinsip-prinsip (principles) merupakan petunjuk/pedoman agar dalam mendapatkan
sesuatu itu (barang, jasa) sesuai dengan yang diharapkan (efektif) dan dengan
biaya/ongkos yang paling murah (efisien).
Kegiatannya ialah proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dengan
bantuan metode/cara-cara teknik kerja yang terbaik, termudah dan termurah
sehingga semua sumber daya (input) akan dapat ditransformasikan (transformation) menjadi barang atau jasa
(output). Semua kegiatan kerja/ pengerjaan yang berhubungan dengan pemberian
nilai tambah atau memproduksi disebut dengan operasi (operation).
Manajemen operasional adalah kegiatan untuk
menciptakan nilai produk baik berupa barang maupun jasa melalui proses
transformasi input menjadi output. Pendekatan sistem operasional terdiri dari
proses transformasi manajerial, sistem komunikasi, output, dan sistem penguatan
kembali (reenegizing).
Manajemen operasi sendiri adalah salah satu materi kuliah yang diberikan
pada mata kuliah bisnis internasional. Materi ini akan dikaji lebih dalam oleh
penulis. Mengingat pentingnya kedudukan manajemen operasi pada suatu
perusahaan, sehingga penulis tertarik untuk meneliti hal-hal yang berkaitan
dengan manajemen operasi. Karena tanpa manajemen yang baik dalam pengoperasian,
suatu perusahaan akan mengalami masalah. Sehingga pengetahuan tentang manajemen
operasi, mutlak diperlukan oleh setiap manajer.
Apakah yang dimaksud dengan manajemen operasi? Hingga seperti apakah proses
manajemen operasi itu seharusnya? Dan hal-hal apa saja yang berkaitan dengan
manajemen operasi? Semua itu akan dibahas dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari manajemen operasi ?
2. Bagaimanakah sejarah manajemen operasi ?
3.Bagaimanakah perspektif dalam manajemen operasi
?
4. Bagaimanakah sistem operasi dalam manajemen ?
5. Bagimanakah pendekatan dalam manajemen operasi
?
6. Bagaimanakah tantangan dalam manajemen operasi
?
7. Bagaimanakah tren dalam manajemen operasi ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dengan jelas tentang penjabaran
pengertian manajemen operasi.
2. Mengetahui sejarah kemunculan manajemen
operasi.
3.Mengetahui perspektif manajemen operasi dari
beberapa hal.
4. Mengetahui sistem yang terdapat dalam
manajemen operasi.
5. Mengetahuipendekatan yang digunakan dalam manajemen
operasi.
6. Mengetahui tantangan yang muncul dari
pelaksanaan bidang operasi.
7. Mengetahui tren yang muncul dari pelaksanaan
manajemen operasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian manajemen operasional
Manajemen operasi terkait erat dengan proses
yaitu aktivitas-aktivitas mendasar yang digunakan oleh berbagai organisasi
untuk melakukan pekerjaan dan mencapai tujuan untuk memproduksi barang dan jasa
yang digunakan orang setiap harinya. Manajemen operasi merupakan serangkaian
kegiatan yang digunakan perusahaan untuk mengubah berbagai macam input menjadi
produk dan jasa akhir, (Griffin
& Pustay,2006,192).
Manajemen
operasi merupakan desain sistematik, pengarahan dan pengawasan terhadap
berbagai proses yang mengubah input menjadi output yang berupa barang-barang
jadi maupun jasa.
Jadi, dapat dikatakan bahwa kegiatan Produksi
disebut juga dengan istilah operasi merupakan salah satu fungsi pokok bisnis
disamping fungsi pemasaran, keuangan, personalia. Fungsi ini berkaitan dengan
penggunaan sumber daya organisasi untuk mengubah bahan menjadi barang jadi atau
jasa. Istilah "Operasi" (Operations) dalam Production/Operations
Management diartikan sebagai kumpulan dari seluruh kegiatan yang berhubungan
dengan produksi barang dan jasa. Sedangkan "Production" diartikan
sebagai proses konversi sumber-sumber yang dimiliki perusahaan menjadi output.
Selanjutnya, istilah "Management" diartikan sebagai pengelolaan yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian. Dengan demikian,
Production/Operations Management didefinisikan sebagai pengelolaan sitematik (perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian) terhadap berbagai proses yang mengubah input menjadi output semua kegiatan yang secara langsung berhubungan
dengan produksi barang dan jasa (James R Evan, Applied Production and
Operations Management).
Konsep-konsep dasar (basic concepts) ialah
bagaimana seharusnya menyelesaikan pekerjaan untuk menghasilkan sesuatu dengan
melalui kegiatan orang lain (getting this
done through the effors of other people). Prinsip-prinsip (principles) merupakan petunjuk/pedoman
agar dalam mendapatkan sesuatu itu (barang, jasa) sesuai dengan yang diharapkan
(efektif) dan dengan biaya/ongkos yang paling murah (efisien). Kegiatannya ialah proses perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian dengan bantuan metode/cara-cara teknik kerja yang terbaik,
termudah dan termurah sehingga semua sumber daya (input) akan dapat ditransformasikan
(transformation) menjadi barang atau
jasa (output). Semua kegiatan kerja/ pengerjaan yang berhubungan dengan
pemberian nilai tambah atau memproduksi disebut dengan operasi (operation), (Suryadi.
2007).
Operasi itu merupakan suatu proses kegiatan pengubahan
bahan-bahan dasar menjadi hasil jadi (operation
is the process of transforming input into output). Seluruh proses
pengelolaan kegiatan tersebut disebut manajemen operasi, sehingga manajemen
operasi dapat dikatakan sebagai proses memanajemeni produksi dalam organisasi.
Hakikat inti dari manajemen operasi adalah suatu
proses memanajemeni kegiatan produksi dalam organisasi yang menghasilkan
barang, jasa atau bahkan ide. Tugas utama dari manajer operasi adalah untuk
mengembangkan bidang operasi yang selaras dengan kebutuhan pasar.
Manajemen operasi internasional menunjukkan pada aktivitas yang berhubungan
dengan proses transformasi dalam perusahaan internasional. Manajemen operasi
internasional adalah aktivitas dan proses yang berhubungan dengan proses
perolehan sumber daya yang dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi barang dan
jasa yang akan dijual. Penentuan lokasi
dimana pabrik dan fasilitas lain akan dibangun juga penting. selain itu,
manajer operasi internasional juga memerhatikan manajemen logistik bahan baku,
efisiensi perpindahan bahan baku menuju, di dalam, dan keluar perusahaan.
Adapun
karakteristik perusahaan berorientasi global diantaranya adalah:
1. Pabrik dan fasilitas berlokasi dengan dasar global
2. Komponan bahan baku dan jasa yang dihasilkan dengan dasar global
3. Desain produk dan teknologi proses untuk seluruh dunia
4. Permintaan bukan berdasarkan local saja.
5. Logistik dan pengendalian persediaan bersifat global.
6. Perusahaan global diorganisasikan melalui divisi secara global
2.2 Sejarah Manajemen Operasi
Pada dasarnya Manajemen
Produksi dan Operasi sudah lama terdapat, yaitu setelah manusia menghasilkan
barang dan jasa. Walau pun sudah lama terdapat, tetapi kenyataannya baru mulai
diperhatikan dan dipelajari sekitar dua abad yang lalu.
Usaha-usaha produktif
telah dimulai sejak peradaban manusia mulai dikenal. Pada masa-masa itu, sektor
produksi masih bersifat kerajinan tangan (handicraft era) sampai pada
masa revolusi industri pada tahun 1800-an. Beberapa kejadian penting pada masa
tersebut adalah sebagai berikut.
- 1769, penemuan mesin uap oleh James Watt.
- Perang revolusi (1776) dan lahirnya konstitusi AS (1789) yang
mendorong perdagangan dan investasi modal dengan memberikan perlindungan
terhadap hak kepemilikan pribadi.
- Adam Smith (1776) mencetuskan apa yang disebutnya dengan istilah
"division of labor", termasuk juga program pengembangan
ketrampilan pekerja, penghematan waktu, dan penggunaan mesin-mesin yang single-purpose.
Setelah ini, konsep
spesialisasi dan pembagian kerja mulai diterapkan dalam perusahaan. Pada tahap
perkembangan selanjutnya, konsep ini dilengkapi oleh Charles Babbage dengan
metode analisis kerja secara ekonomis dan pemberian kompensasi yang didasarkan
oleh prestasi kerja.
Tahun 1800-an, ketika
terjadi perang sipil (utara-selatan) di Amerika Serikat --masa pemerintahan
presiden Abraham Lincoln-- terjadi perubahan besar-besaran di sektor industri,
antara lain. Pengakuan perusahaan sebagai persons under the law dan
diluncurkannya Undang-Undang Anti-trust untuk mengantisipasi kemungkinan kolusi
di antara perusahaan-perusahaan besar sehingga tidak menjadi semacam praktek monopolistic
enterprises.
Tahun 1900-an, Penemuan lampu listrik
oleh Thomas Alfa Edison, menjadi pemicu semakin membanjirnya suplai listrik bagi
industri-industri di AS.Pada waktu itu, F.W. Taylor bekerja di perusahaan
industri baja dan secara kebetulan menduduki jabatan yang memungkinkan untuk
melakukan eksperimen atas beberapa gagasan. Taylor, menemukan
berbagai macam ketidak-efisienan yang terjadi di perusahaan. Gagasan atas
eksperimen yang dilakukannya didasarkan pada filosofi bahwa "pendekatan
manajemen secara ilmiah dapat meningkat-kan efisiensi tenaga kerja".
Berkaitan dengan filsafat ini, langkah-langkah efisiensi yang
direkomendasikannya adalah sebagai berikut.
- Mengumpulkan data dari masing-masing elemen kerja dan kemudian
mengembangkan suatu prosedur kerja standar yang harus diikuti oleh
pekerja.
- Melakukan pemilihan, pelatihan, dan pengembangan keterampilan
pekerja secara ilmiah.
- Meningkatkan kerja sama antara manajemen dengan pekerja.
- Membagi secara jelas batas pekerjaan antara manajemen dan pekerja.
Gagasan-gagasan yang
dikembangkan oleh taylor ini membuat ia mendapat gelar sebagai "father
of scientific management", dan zaman ini biasanya dikenal dengan
istilah era manajemen ilmiah, (Ball, 2008).
Gagasan-gagasan Taylor
membuat perusahaan menjadi semakin berorientasi pada produksi dan berakibat
pada terjadinya over-production. Kondisi ini memaksa sektor industri
"back to the basic", yaitu mencari keseimbangan kembali antara
produksi dan pemasaran misalnya. Keseimbangan ini kemudian dilakukan dengan apa
yang disebut dengan operation research yaitu tekhnik-tekhnik kuantitatif
yang secara sistematis (nelalui metode matematis dan/atau statistik) untuk
menyelesaikan permasalahan yang timbul.
Perkembangan dunia
usaha membuat masalah-masalah yang timbul semakin complicated. Kerumitan
ini mengakibatkan tekhnik-tekhnik riset operasi yang semula hanya dilakukan
secara manual, harus dioperasikan
dengan menggunakan peralatan pendukung. Pada masa inilah, komputer sebagai data-base
dan alat analisis mulai diperkenalkan.
Dipertengahan
tahun 90-an perusahaan multinasonal terbesar mengadminitrasikan kekuasaan
terbesar dari perdagangan internasional dalam persediaan rantai pasokan mereka.
Perusahaan ini telah memperbaiki manajemen operasi mereka dengan mengangkat
manajemen terbaik dan terdekat dan mereka meningkatkan kemampuan didalam
manajemen mutu terpadu yang sering disebut dengan Total Quality Management
(TQM). Operasi terpadu dan inovasi dalam teknologi dan informasi untuk
menperbaiki persediaan rantai pasokan. Manajer meminimalisasi biaya,
menigkatkan pelayanan, dan persediaan produk yang lebih baik dengan meluaskan
rantai pasokan internasional dengan mengencangkan koordinasi didalam, merubah
lokasi dalam rantai pasokan dan menemukan jalan untuk melayani pelanggan
tertentu.
Pada
tahun 1993, Hendry Ford dan Charles Sorensen menggabungkan apa yang mereka tahu
tentang standarisasi suku cadang dengan lini perakitan dan pengepakan makanan
industry mail-order, ditambah konsep lini perakitan (assembly line) dimana para
pekerja hanya berdiri di satu tempat dan bahan yang bergerak.
Pengendalian
mutu adalah sumbangsih berharga lain di bidang manajemen operasi. Walter
Shewhart (1924) menggabungkan pengetahuan yang dimilikinya tentang statistic
dengan pentingnya suatu pengendalian mutu, dan membuat suatu peta kendali mutu
dari produk yang diambil dari sampel. W. Edwards Deming (1950) dan Federick
Taylor percaya bahwa manajemen harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan
proses dan lingkungan kerja agar mutu dapat lebih ditingkatkan.
Manajemen
operasi dapat terus berkembang dengan bantuan disiplin ilmu lainnya, termasuk
teknik industry dan ilmu manajemen. Disiplin ilmu ini, seiring dengan ilmu
statistic, manajemen, dan ekonomi telah banyak menyumbang untuk produktivitas
yang lebih baik.
Peran
utama manajemen operasi yaitu menciptakan potensi untuk meraih nilai yang
maksimal bagi perusahaan, (Griffin & P ustay, 2006, 193).
2.3
Perspektif Manajemen Produksi/Operasi
Ruang lingkup Manajemen Operasi mencakup tiga aspek utama yaitu :
a) Perencanaan Sistem Produksi
Perencanaan Sistem Produksi ini meliputi Perencanaan Produk,
Perencanaan Lokasi Pabrik, Perencanaan Layout Pabrik, Perencanaan
Lingkungan Kerja, Perencanaan Standar Produksi.
b) Sistem Pengendalian Produksi
Meliputi pengendalian proses produksi,
bahan, tenaga kerja, biaya, kualitas dan pemeliharaan.
c) Sistem
Informasi Produksi
Aspek ini
meliputi struktur organisasi, Produksi atas dasar pesanan, Mass Production.
Ketiga aspek dan komponen-komponennya tersebut agar
dapat berjalan dengan baik perlu planning, organizing, directing, coordinating,
controlling (Management Process). Dalam perencanaan manajemen produksi/operasi,
perencanaan hingga pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kalsifikasi hirarkhis
(Hierarchical Classifications). Artinya, perencanaan dan keputusan
ditempatkan pada tiga kategori yakni:
a) Strategic Plans and Decisions:
Pada tataran ini, perencanaan dan keputusan memiliki skop yang luas dan meliputi
seperti misalnya, penentuan product line, distribution and marketing channel,
new plant and warehouse, dll.
b) Tactical Plans and Decisions:
Merupakan keputusan-keputusan perencanaan taktis terutama yang terkait
penyusunan skedul operasi, alokasi dana, penggunaan mesin, perencanaan tingkat
produksi , penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan, penentuan perlu tidaknya
lembur, penentuan perlu tidaknya persediaan dan berapa banyak.
c) Operational Plans and
Decisions: Merupakan keputusan jangka pendek yang terkai misalnya menetukan
pekerjaan yang harus dilakukan hari ini atau minggu ini, menentukan siapa melakukan
tugas apa, menentukan tugas-tugas apa yang harus diprioritaskan. Perencanaan
dan keputusan operasional ini merupakan tingkatan yang terakhir yang mencakup perencanan
dan keputusan tugas-tugas rutin sehari-hari, nisalnya penjadualan karyawan dan
peralatan, penyesuaian tingkat produksi, keputusan melakukan tindakan-tindakan
penyesuaian bila terjadi hal -hal yang tidak diinginkan dalam pengoperasian
mesin, pengawasan terhadap kualitas produksi.
Perencanaan dan
keputusan pada tataran strategic diambil oleh mereka yang berad pada tingkatan tertinggi
dalam organisasi, yang kemudian perencanaan dan keputusan pada tingkat
strategic tersebut perlu diterjemahkan dan dijadikan pedoman atau batasan dalam
perencanaan dan keputusan taktis. Selanjutnya perencanaan dan keputusan taktical,
yang dibuat berdasarkan perecanaan dan keputusan stratejik, dijadikan pedoman
bagi perencanaan dan keputusan operational.
2.4 Perancangan Sistem Operasi
Mencari konsumen potensial dan mengevaluasi
produk dan jasa merupakan salah satu cara untuk perancangan strategi perusahaan.
Perancangan system operasional meliputi pembuatan keputusan mengenai apa dan
dimana mereka akan diproduksi dan oleh siapa.
Perancangan dan perencanaan barang/jasa:
(1) menghasilkan ide, barang, dan jasa.
(2) Memilih ide yang secara teknologi dapat dikerjakan dengan mudah (feasible), dapat dipasarkan dan sesuai/
cocok dengan keseluruhan strategi perusahaan.
(3) Menghasilkan perancangan barang dan jasa
final.
Rancangan tambahan computer/ Computer Aided
Design (CAD). Saat ini perancangan produk meliputi berbagai proses yang
melibatkan kreatifitas, testing prototype
atau model kerja dengan CAD. CAD memungkinkan perancangan produk, drafting, dan tes agar penyajiannya
bagus dan menarik lewat komputer.Karena hampir 80% biaya produk ditetapkan oleh
rancangan, kebanyakan pabrik/pengusaha cenderung menggunakan teknik yang semu,
dimana perancangan dan teknisi pabrik bekerjasama untuk menyederhanakan
rancangan. Jadi, computer membuat suatu rancangan yang dapat digunakan secara otomatis
dan mengawasi seluruh proses operasional.
Perancangan kapasitas adalah keputusan
operasional yang mempertimbangkan kuantitas barang/jasa yang akan diproduksi. Bill of material adalah daftar jenis dan
jumlah bagian yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang diinginkan.
Keputusan kedua dalam merancang system operasi adalah berapa banyak produk/jasa
yang akan dihasilkan. Hal ini disebut perencanaan kapasitas suatu proses
meramalkan permintaan dan kemudian memutuskan sumber daya apa yang diperlukan
untuk dapat memenuhi permintaan. Perubahan kapasitas meliputi waktu kerja, shift personal, subkontrak dan
penggunaan persediaan.Perubahan kapasitas meliputi tambahan atau perpindahan
kapasitas dengan ekspansi fasilitas fisik, atau ekspansi kontrak.
Pemilihan proses menentukan bagaimana
barang/jasa dihasilkan yang melibatkan keputusan teknologi:
(1) pilihan teknologi utama (mayor).
(2) Pilihan teknologi pendukung(minor).
(3) Pilihan komponen-komponen tertentu.
(4) Computer Aided Design (CAD)/Computer Automated Manufacturing (CAM) dan
Computer Integrated Manufacturing (CIM).
Pemeliharaan arus proses tergantung pada sifat
dan keadaan sistem. Pemilihan lokasi fasilitas. Tujuan dari perencanaan lokasi
adalah untuk memanfaatkan kapasitas yang ada dalam sistem dengan cara yang
dapat meminimalkan produksi total dan biaya distribusi untuk setiap fasilitas
tambahan, fixed cost dan variable cost terjadi. Analisa lokal
diproses dengan menentukan kebutuhan-kebutuhan lokasi dan mengevaluasi
alternatif daerah, komunitas dan tempat tertentu dengan menggunakan: (1) model
keuangan tradisional, (2) program linier, (3) model statistik, (4) model
simulasi komputer dan (5) model rating faktor lokasi.
Perencanaan penyusunan tata ruang. Dalam
penyusunan tata ruang, proses dan alat keputusan diterjemahkan ke dalam
pengaturan fisik untuk produksi ruangan harus tersedia untuk:
a. fasilitas produksi.
b. Fasilitas non produksi.
c. Fasilitas pendukung.
Ruang juga harus menyediakan untuk ruangan bahan atau kapasitas tambahan.Layout yang bagus untuk meminimalkan
ruang untuk penanganan bahan dan alat memuaskan faktor-faktor lain. Tata ruang
dapat ditentukan oleh arus kerja atau fungsi-fungsi dalam sistem operasional.
Tata ruang arus kerja merupakan perencanaan yang mempertimbangkan:
-
penyusunan tata ruang produksi (product
layout) digunakan untuk memproduksi yang telah standar dan biasanya dengan
volume output besar dan dikerjakan dengan proses yang sama dari awal sampai
akhir.
-
Penyusunan tata ruang proses (process
layout) untuk mengatur produksi berdasarkan tugas. Process layout berorientasi proses dan sesuai untuk sistem operasi
terputus bila aliran kerja tidak standar/bebas, penyusunan tata letak dimana
alat yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama ditempatkan di bagian yang
sama dan pengelompokan personalia dan mesin mengerjakan pekerjaan sejenis.
-
Penyusunan tata ruang posisi tetap (fixed
position layout) untuk menangani produk-produk yang besar dan berat.
Penyusunan tata ruang fungsi merupakan perencanaan tata ruang yang mempertimbangkan:
(1) tata ruang penyimpanan untuk meminimalkan biaya persediaan dan biaya
penyimpanan. (2) Tata ruang pemasaran untuk memaksimalkan pengenalan, promosi,
dan penjualan produk. (3) Tata ruang proyek untuk membangun proyek atau satu
jenis produk dalam suatu bangunan.
Rancangan kerja mempengaruhi biaya operasi. Ada
dua masalah penting dalam rancangan kerja: (1) tingkat keahlian, dan (2)
perilaku pegawai yang dibawa ke tempat kerja serta keselamatan kerja.
2.5 Sistem Produksi/Operasi
Seperti yang telah
dikatakan sebelumnya bahwa
produksi adalah proses konversi sumber-sumber yang ada dalam
perusahaan menjadi produk (output). Dengan demikian, system produksi
didefinisikan sebagai kumpulan dari semua kegiatan dan operasi yang saling
berkaitan dalam rangka menghasilkan barang dan jasa.
Input :
-
Tenaga kerja
-
Manajer
-
Peralatan
-
Material
-
Jasa-jasa
-
Tanah
-
Energy
|
Pelanggan dan partisipasi klien
|
Operasional dan transformasional
|
Informasi
terhadap kinerja
|
Output :
-
Barang
-
Jasa
|
Input dalam suatu proses produksi mmpunyai variasi
yang berbeda antara industry yang satu dengan yang lain. Input pada
sistem produksi adalah
sumber-sumber utama, dan
sumber-sumber lain yang diperlukan untuk
mendukung kesel uruhan proses
produksi, yang ditransformasi menjadi produk yang diinginkan. Diambil contoh
misalnya, bahan baku
dan bahan penolong,
mesin, tenaga kerja, energi, informasi mengenai permintaan, kondisi
ekonomi, dan strategi bersaing,
dll. Semua input
tersebut masuk dalam
proses transormasi atau kreasi
menjadi produk. Produk
di sini bisa
berupa barang, bisa juga berupa jasa.
Dalam proses input dan output juga dipengaruhi oleh
partisipasi konsumen dan informasi tentang kinerja sumber daya baik internal
maupun eksternal. Partisipasi customer terjadi ketika pihak customer tidak
hanya menrima output, tetapi juga bertindak proaktif dalam proses transformasi
tersebut. Sebagai contoh transformasi yang dilakukan dalam proses belajar
mengajar di kelas, maka mahasiswa sebagai customer dapat melakukan aktifitas
diskusi dalam setiap penyampaian materi kuliah. Dan informasi kinerja dapat di
peroleh dari lingkungan internal dan eksternal. Dari lingkungan internal dapat
di lakukan dalam proses laporan masing-masing bagian yang terkati dalam suatu
perusahaan, misalnya : lap. Keuangan, lap. Persediaan, lap. Tentang tenaga
kerja dll. Sedangkan informasi eksternal dapat berupa informasi tentang pasar,
laporan pemerintah, maupun laporan dari pemasok dan konsumen.
Produktivitas
merupakan ukuran efisiensi ekonomi yang menyatakan nilai output dibandingkan
nilai input yang dipakai untuk menciptakan putput itu.
2.6 Pendekatan Sistem Operasional
Proses transformasi manajerial merupakan tugas
manajer untuk mengubah input dengan cara yang efisien dan seefektif mungkin
menjadi output. Pendekatan yang paling komprehensif dan bermanfaat adalah
dengan menggunakan fungsi-fungsi manajerial sebagai kerangka kerja/ framework untuk mengorganisasikan
pengetahuan manajerial.
Komunikasi sangat penting bagi proses manajerial
karena dua alasan:
- menggabungkan fungsi-fungsi manajerial:
(a) Penting untuk pemilihan,
penilaian dan training manajer dalam berperan di struktur organisasi.
(b) Kepemimpinan yang
efektif dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk motivasi
tergantung pada komunikasi.
(c) Untuk menentukan/melihat apakah pekerjaan berjalan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat.
-
Untuk menghubungkan perusahaan dengan lingkungan eksternalnya.
Output. Tugas manajer untuk
menjamin/menjaga dan menggunakan input perusahaan dan mengubahnya melalui
fungsi manajerial ke dalam output.
Ada juga pendekatan Five P’s, :
Menurut pendekatan Five P’s,
sistim produksi/ operasi
didefinisikan sebagai proses penggunaan
sumber-sumber untuk mengubah/
mentransformasi input menjadi output yang diinginkan.Bagan Sistem
Produksi/ Operasi berdasarkan pendekatan Five P’s.
Five P’s dalam konteks
Manajemen Operasi :
1) People meliputi tenaga
kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
2) Plant mencakup pabrik atau
kantor cabang dimana produksi dilakukan.
3) Parts meliputi bahan-bahan.
Sumber daya yang diolah dalam sistim.
4) Process meliputi prosedur,
dan tahap-tahap pelaksanaan produksi.
5) Planning dan Control Sysem merupakan prosedur dan manajemen informasi
yang digunakan untuk mengoperasikan sistem.
Fungsi transformasi meliputi
bentuk-bentuk seperti :
Fisik, misalnya manufaktur
Lokasi, misalnya transportasi
Pertukaran, misalnya pengecer
Storage, misalnya penggudangan
Fisiologikal, misalnya perawatan
kesehatan
Informasional, misalnya
telekomunikasi
Sistem penguatan kembali (reenegizing) penting untuk diperhatikan bahwa dalam model sistem
manajemen operasional beberapa output akan menjadi input kembali. Begitu pula
profit, kelebihan pendapatan terhadap biaya akan diinvestasikan kembali dalam
bentuk kas dan barang-barang capital
(mesin, peralatan, bangunan-bangunan dan persediaan). Pendekatan sistem
operasional ini digambarkan oleh H. Weihrich dan H. Koontz.
2.7 Tantangan dalam manajemen
operasi
Permasalahan utama dalam manajemen operasi internasional berkaitan dengan
hal-hal berikut ini:
·
Peningkatan produktivitas (mengahsilkan output maksimal dengan input
tertentu).
·
Peningkatan efisienasi (menghasilkan output maksimal dengan input minimal).
·
Riset dan pengembangan.
·
Integrasi vertikal dan horizontal bisnis terkait.
Berkaitan dengan keempat permasalahan di atas, sebagai contoh dapat
dikemukakan bagaimana pentingnya pengambilan keputusan manajemen operasi
internasional yang strategis dilihat dari aspek sebagai berikut:
1. Pengadaan dan
Ketersediaan Sumber Daya Material untuk Operasi
Masalah pokok yang
dihadapi sehubungan dengan persoalan pengadaan dan ketersediaan sumber daya
material untuk memperlancar proses operasi adalah mengenai pemilihan antara
sistem sentralisasi (yang berarti standarisasi) atau desentralisasi (yang
berarti spesialisasi). Sistem sentralisasi berkaitan dengan masalah
standarisasi produk secara global melalui transfer proses dan prosedur operasi
dari perusahaan induk ke cabang atau anak perusahaan di luar negeri. Beberapa
manfaat dengan sistem standarisasi ini antara lain sebagai berikut.
·
Memanfaatkan skala ekonomi.
·
Menghindari duplikasi fasilitas.
·
Memudahkan spesifikasi produksi dengan pengarahan dari kantor pusat.
·
Memudahkan kontrol kualitas produk.
Meskipun demikian,
walaupun terdapat beberapa manfaat seperti disebutkan di atas, ternyata dalam
menjalankan fungsi manajemen operasi internasional, perusahaan multinasional
tetap mendapat kesulitan, terutama yang berkaitan dengan permasalahan
lingkungan, terutama yang berkaitan dengan permasalahan lingkungan, seperti
ketentuan host country tentang ukuran, perlengkapan, operasi, dan
lain-lain. Untuk mengatasi kesulitan ini, biasanya dilakukan sistem
desentralisasi dengan melakukan spesialisasi untuk masing-masing lokasi pabrik
/ plant.
Dengan demikian, dalam melaksanakan fungsi operasi internasional
yang berkaitan dengan masalah pengadaan dan ketersediaan sumber daya material (Procurement
& sourcing), maka perusahaan multinasional atau internasional memilih
opsi sebagai berikut.
·
Sistem sentralisasi dengan standarisasi, yaitu
memproduksi seluruh produknya di satu lokasi dan memasarkan ke seluruh pasar
yang dimasukinya.
·
Sistem desentralisasi dengan spesialisasi, yaitu mempersiapkan network atau jaringan pabrik/plant di
beberapa bagian di dunia/tempat dengan masing-masing spesialisasi produk tertentu.
Sistem apapun yang dipakai, pada hakikatnya bertujuan untuk mencapai
produktivitas, efisiensi, dan efektivitas sistem operasi secara internasional.
Hal ini yang mendorong MNC atau international company menempatkan industrinya yang padat karya (labor
intensive) di negara sedang berkembang yang biasanya memiliki tenaga kerja
yang relatif banyak dan murah.
Pilihan sistem operasi
internasional ini juga tercermin dari keadaan industri manufacturing, misalnya
industri otomotif atau mobil yang ditujukan untuk alokasi pembuatan komponen
mobil merek, seperti bodi buatan Kanada, transmisi buatan Jerman, mesin buatan
USA, elektronik buatan Jepang, dan kaca buatan Belgia. Contoh lain dibuktikan
dari pembuatan pesawat Boeing di USA yang 30 % dari komponennya berasal dari
berbagai negara. kemudian dalam pemasarannya, juga dilakukan
penyesuaian-penyesuaian dengan lingkungan pasar yang dimasukinya, seperti
selera konsumen ketentuan promosi dan distribusi, peraturan emission dan
pollution control, dan lain-lain.
2. Lokasi pabrik/industri
(Plant Location)
Berkaitan dengan
pemilihan lokasi pabrik/plant location, biasanya dilakukan dengan proses
sebagai berikut.
·
Pemilihan suatu negara tertentu.
·
Pemilihan tempat/lokasi di dalam negara tertentu tersebut.
Beberapa faktor yang
mempengaruhi pemilihan ini antara lain sebagai berikut.
·
Banyaknya konsumen.
·
Biaya faktor produksi.
·
Kebijakan pemerintah.
·
Peraturan devisa dan sistem kurs valas.
·
Ketersediaan infrastruktur.
Penentuan faktor mana
yang paling penting, akan tergantung pada tipe investasi dan industri yang akan
didirikan, apakah padat karya, padat modal, high-tech, industri ringan,
atau pertambangan, dan lain-lain.
3. Dsain pabrik (Plant
Design)
Permasalahan desain
pabrik (plant design) akan sangat ditentukan oleh tipe teknologi manufakturing
yang akan digunakan, misalnya untuk industri petrochemicals, synthetics
fibre, chemicals yang didirikan di USA, Eropa, Jepang akan sangat high-tech
dan otomatis. Sedangkan yang di Asia less high-tech dan semi otomatis.
4. Ukuran Pabrik (Plant
Size)
Besarnya ukuran (plant
size) biasanya akan ditentukan oleh faktor market size yang akan dilayani dan
kebijakan integrasi untuk pencapaian skala ekonomi tertentu dan kebijakan
pemerintah lokal.
2.8 Strategi
Operasi dalam Lingkungan Global
Dalam
situasi dan kondisi yang terus berkembang, maka banyak perusahaan membuat
keputusan untuk menegmbangkan bisnis ke dunia internasional. Ada berbagai
alasan kuat yang mendasari perusahaan menjadi global, diantaranya adalah
sebagia berikut :
1. Efisiensi
Biaya
Banyak
cara yang telah dilakukan oleh perusahaan yang beroperasi secara internasional
untuk dapat mengurangi berbagai biaya antara lain dengan:
a). Pemilihan
lokasi yang menyediakan biaya tenaga kerja rendah.
b). Pemanfaatan
adanya kesepakatan perdagangan yang berdampak pada
2. Perbaikan
Manajemen Rantai Pasokan
Dengan
menempatkan fasilitas di negara dimana sumber daya tertentu berada maka
pengelolaan manajemen rantai pasokan dapat lebih terjamin.
3. Pemberian
produk yang lebih baik
Karena
karakteristik produk yang diinginkan konsumen sangat bervariasi dan ditentukan
oleh masing-masing lokasi maka banyak perusahaan yang beroperasi secara
internasional menempatkan diri di negara dimana produknya dipasarkan misalnya
disesuaikan dengan budaya yang berlaku .
4. Menarik
pasar Baru
Perusahaan yang
wilayah pemasarannya di dalam negeri sudah terbatas maka dapat memanfaatkan
pasar luar negeri yang masih terbuka.
5. Belajar
untuk beroperasi yang lebih baik
Banyak
perusahaan melakukan kerjasama dengan perusahaan lain dari negara lain untuk
alih teknologi, mengadakan riset bersama ataupun kerjasama dalam desain serta
kegiatan operasional lainnya.
6. Bisa
mendapatkan dan mempertahankan bakat global
Perusahaan
yang memiliki karyawan yang baik, dapat memberikan kesempatan karir yang lebih
baik dengan cara beroperasi secara global sehingga dapat memper tahankan
karyawan .
2.8.1 Supply
Chain Management
Menurut
Heizer dan Render (2000, p434) manajemen rantai pasokan (supply chain
management) adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan,
pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke
pelanggan.
2.8.1.1
Tujuan Supply Chain Management
Menurut
Heizer dan Render (2000, p435) tujuan supply chain management adalah
untuk membangun sebuah rantai yang terdiri dari para pemasok yang
memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Manajemen
rantai pasokan mencakup aktivitas untuk menentukan:
1) Transportasi ke vendor.
2) Pemindahan uang secara kredit dan tunai.
3) Para pemasok.
4) Bank dan distributor.
5) Utang dan piutang usaha.
6) Pergudangan dan tingkat persediaan.
7) Pemenuhan pesanan.
8) Berbagi informasi pelanggan, prediksi, dan produksi.
2.8.1.2
Strategi Supply Chain
Strategi supply
chain menurut Heizer dan Render (2000, p438) :
1) Banyak
pemasok (many supplier).
Dengan
strategi banyak pemasok (many supplier), pemasok menanggapi permintaan
dan spesifikasi “permintaan dan penawaran”, (request for quotation),
dengan pesanan yang pada umumnya akan jatuh ke pihak yang memberikan penawaran
terendah.
2) Sedikit
pemasok (few supplier).
Strategi
yang memiliki sedikit pemasok (few supplier) mengimplikasikan bahwa
daripada mencari atribut jangka pendek, seperti biaya rendah, pembeli lebih
ingin menjalin hubungan jangka panjang dengan beberapa pemasok yang setia.
3) Integrasi
vertikal (vertical integration).
Integrasi
vertikal (vertical integration) berarti mengembangkan kemampuan untuk memproduksi
barang atau jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pemasok atau
distributor.
4) Jaringan
Keiretsu (Keiretsu networks).
Keiretsu
adalah sebuah istilah bahasa Jepang untuk menggambarkan para pemasok yang
menjadi bagian dari sebuah perusahaan.
5) Perusahaan
virtual (virtual company).
Perusahaan
virtual (virtual company) adalah perusahaan yang mengandalkan beragam
hubungan pemasok untuk menyediakan jasa atas permintaan yang diinginkan. Juga
dikenal sebagai korporasi berongga atau perusahaan jaringan.
2.8.2 Strategi
Lokasi
Penentuan
lokasi pabrik sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan
datang. Pemilihan lokasi berarti menghindari sebanyak mungkin seluruh segi-segi
negatif dan mendapatkan lokasi dengan paling banyak faktor-faktor positif.
Penentuan
lokasi yang tepat akan meminimumkan beban biaya (investasi dan operasional)
jangka pendek ataupun jangka panjang, dan ini akan meningkatkan daya saing
perusahaan. Letak geografis suatu pabrik mempunyai pengaruh terhadap sistem
produksi yang ekonomis,
karena banyak faktor-faktor yang memengaruhi letak fasilitas/mesin-mesin dalam
pabrik, dan yang lebih penting lagi karena lokasi tersebut akan memengaruhi besarnya
biaya operasi ataupun biaya kapital.
Faktor yang
mempengaruhi Keputusan Lokasi:
·
Produktivitas Tenaga Kerja
·
Nilai Tukar
·
Biaya
·
Sikap
·
Kedekatan dengan Pasar
·
Kedekatan dengan Pemasok
·
Kedekatan dengan Pesaing (Clustering)
Sedangkan untuk
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi yaitu:
·
Biaya tenaga kerja (termasuk upah, serikat pekerja, produktivitas)
·
Ketersediaan tenaga kerja (termasuk sikap, usia, distribusi, dan
keterampilan)
·
Kedekatan dengan bahan baku dan pemasok
·
Kedekatan dengan pasar
·
Negara dan pemerintah daerah kebijakan fiskal (termasuk insentif,
pajak, kompensasi pengangguran)
·
Utilitas (termasuk gas, listrik, air, dan biaya mereka)
Faktor-faktor lain
(faktor sekunder) yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi:
1. Situs
biaya (termasuk tanah, ekspansi, drainase parkir,)
2. Transportasi
ketersediaan (termasuk kereta api, udara, air, dan jalan antar negara bagian)
3. Kualitas-hidup
masalah (termasuk semua tingkat pendidikan, biaya hidup, kesehatan, olahraga,
kegiatan budaya, transportasi, perumahan, hiburan, fasilitas keagamaan.
4. Devisa
Termasuk tarif dan stabilitas
5. Kualitas
pemerintah (termasuk stabilitas, kejujuran, sikap terhadap bisnis baru - baik
di luar negeri atau lokal)
Perangkap Dalam
Pemilihan Lokasi
1. Lokasi
sulit mendapatkan tenaga kerja .
2. Lokasi
dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya mahal
untuk membuat pondasi.
3. Lokasi
diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran
transportasi belum dibangun.
4. Lokasi
di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah.
Tahap Pemlihan
Lokasi Pabrik
1. Melihat
kemungkinan beberapa alternatif daerah yang akan dipilih
2. Melihat
pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi pabrik.
3. Mempertimbangkan
dan menilai alternatif pilihan yang menguntungkan.
4. Pemilihan
Berbagai Alternatif Lokasi
2.8.2.1
Analisa Lokasi Fasilitas Global
Menggunakan
faktor kunci sukses untuk memilih negara, diantaranya dengan mempertimbangkan
tingkat ekonomi nasional, tingkat inovasi, jumlah penduduk yang trampil,
tingkat perubahan teknologi, stabilitas pemerintahan, pertanggung jawaban
produk, pembatasan ekspor, kesamaan bahasa, etika kerja, tingkat pajak,
inflasi, ketersediaan bahan baku, tingkat bunga, jumlah penduduk dan
ketersediaan sarana jalan.
2.9
Empat Strategi Internasional
·
Strategi Internasional
Strategi
Internasional menggunakan ekspor dan lisensi untuk memasuki pasar global.
Sesuai dengan gambar diatas, strategi ini tingkat tanggapan lokalnya rendah
karena kita mengekspor atau mengerjakan lisensi, keuntungan dari efisiensi
biaya sedikit karena meggunakan proses produksi yang tidak dekat dengan pasar
barunya. Akan tetapi strategi ini adalah yang paling mudah dibanding yang lain
karena ekspor hanya butuh perubahan sedikit sedang lisensi hanya mengandung
resiko kecil bagi pemegangnya.
·
Strategi Multidomestik
Strategi ini
merupakan keputusan tersebar di setiap Negara untuk meningkatkan penanggapan
local denagn membagi kewenangan atau desentralisasi yang berarti memberi
otonomi yang cukup berarti. Cara yang dilakukan dengan mendirikan perusahaan
cabang, menyediakan waralaba atau usaha patungan yang mandiri. Contoh perusahan
yang menggunakan strategi ini adalah: McDonald.
·
Strategi global
Strategi Global
merupakan keputusan yang terdesentralisasi dimana kantor pusat
mengkoordinasikan standardisasi dan pembelajaran diantara fasilitas. Strategi
ini tepat diterapkan pada saat perusahaan focus efisiensi biaya tetapi respon
lokalmya rendah. Contoh perusahaan yang telah menerapkan strategi ini adalah
Caterpillar.
·
Strategi Transnasional
Strategi ini
menggabungkan keuntungan dan efisiensi skala global dengan respon local.
Strategi ini menjelaskan kondisi dimana segala input baik material, tenaga
kerja maupun pemikiran keluar dari batasan nasional. Untuk perusahaan yang
menggunakan strategi ini, aktifitas utamanya tidak terpusat di perusahaan induk
tetapi tiap cabang melaksanakan tugasnya sendiri. Akan tetapi walaupun tersebar
tetapi terfokus sehingga efisiensi dan fleksibel dalam jaringan yang saling
terkait. Contoh perusahan yang telah menerapkan strategi ini adalh Nestle,
Reuters, Citicorp.
2.10
Studi Kasus
Applichem
merupakan perusahaan kimia multinasional yang memiliki enam pabrik produksi
yang berlokasi di seluruh dunia. perusahaan manufaktur ini menyediakan bahan
kimia untuk penelitian biologi, farmasi dan klinis. Berawal dari sebuah studi
kasus yang disiapkan oleh Harvard Business School difokuskan sebuah perusahaan
multinasional - Applichem - yang diproduksi produk kimia, bernama
"Release-ease", sejak tahun 1952 (HBS, 1986). Produk tersebut
dikembangkan untuk menanggapi permintaan pelanggan untuk membantu dalam
merumuskan plastik senyawa moulding yang dirilis dengan mudah dari cetakan
logam setelah dibentuk kompresi. Kimia produk ini dijual sebagai bedak kering.
Applichem telah mengadakan paten, dan produk tersebut telah menjual cukup baik,
dengan keuntungan yang baik bagi perusahaan pada tahun 1982.
Enam pabrik produksi Applichem adalah Gary Indiana, Canada, Mexixo, Frankfurt, Amerika Latin, Venezuela, Jepang. Namun hanya di Frankfurt yang dapat berkembang dengan baik Kualitas dan spesifikasi produk yg lebih baik ditemukan di EROPA yakni di FRANKURT, Karena persaingan atas “penjualan, ekspor, maupun impor” sangat pesat untuk wilayah Eropa dibandingkan AS maupun negara lain jadi : Kualitas & spesifikasi produk lebih dimonitor di EROPA.
Enam pabrik produksi Applichem adalah Gary Indiana, Canada, Mexixo, Frankfurt, Amerika Latin, Venezuela, Jepang. Namun hanya di Frankfurt yang dapat berkembang dengan baik Kualitas dan spesifikasi produk yg lebih baik ditemukan di EROPA yakni di FRANKURT, Karena persaingan atas “penjualan, ekspor, maupun impor” sangat pesat untuk wilayah Eropa dibandingkan AS maupun negara lain jadi : Kualitas & spesifikasi produk lebih dimonitor di EROPA.
Dalam
konteks ini, perusahaan multinasional terkemuka yang mengadopsi strategi
kompetitif baru, salah satu manajemen rantai pasokan global, dengan koordinasi
yang meningkat di seluruh anak perusahaan lokal, pemasok, distributor,
pengecer, dan operator logistik. Tidak hanya aliran material dikelola secara
global, namun arus informasi dan uang juga. Daya saing perusahaan manufaktur
global ditentukan, untuk sebagian besar, oleh fleksibilitas tertanam dalam
desain jaringan rantai pasokan, termasuk sourcing, manufaktur, dan distribusi.
Teori perusahaan multinasional secara tradisional berupaya untuk menjelaskan
mengapa perusahaan dapat benar-benar memperoleh manfaat dari operasi di luar
negeri karena muncul, pada pandangan pertama, bahwa skenario global masih jauh
dari menarik (Kogut dan Kulatilaka, 1994). Bahkan, keuntungan dari operasi luar
negeri relatif murni terhadap operasional domestik terletak pada pilihan
fleksibilitas jauh lebih besar bahwa kegiatan multinasional membawa ke
perusahaan global.
Dalam
tulisan ini kami menganalisis kasus perusahaan - Applichem - yang dioperasikan
enam tanaman di 80 untuk membuat produk kimia yang disebut
"Release-kemudahan". Studi kasus awalnya diterbitkan oleh Harvard
Business School pada 1986. Analisis bahwa perusahaan multinasional menunjukkan
bahwa upaya perampingan harus dilakukan, dengan beberapa pabrik yang akan
ditutup dalam rangka merevitalisasi perusahaan. Kemudian, peneliti menunjukkan
bahwa, dalam situasi nilai tukar stokastik-bervariasi, solusi terbaik adalah
untuk menjaga operasi disemua pabrik. Selain itu, perusahaan harus
mempertahankan beberapa kelebihan kapasitas yang dipilih pabrik untuk manfaat
dari osilasi permintaan.
Tingkat fleksibilitas
Tingkat fleksibilitas
Proses
fleksibilitas merupakan bentuk yang paling sederhana, memberikan kemampuan
untuk mengubah volume produk manufaktur dalam menanggapi permintaan perubahan
(Yordania dan Graves, 1995). Sebagai contoh, fabrikasi dari mobil membuat
dengan dua pilihan standar dan de luxe, baik diproduksi di pabrik yang sama
memungkinkan untuk perubahan cepat di bidang manufaktur tingkat produksi: jika
perusahaan mendeteksi pertumbuhan permintaan
mobil populer, maka dapat meningkatkan produksi jenis kendaraan dengan fasilitas relatif. Tingkat kedua dari fleksibilitas dicapai ketika tindakan perusahaan pada saat yang sama dengan berbagai produk dan dengan pabrik yang terletak di beberapa titik.
mobil populer, maka dapat meningkatkan produksi jenis kendaraan dengan fasilitas relatif. Tingkat kedua dari fleksibilitas dicapai ketika tindakan perusahaan pada saat yang sama dengan berbagai produk dan dengan pabrik yang terletak di beberapa titik.
Mempertimbangkan
tingkat permintaan aktual diamati di setiap pasar, karakteristik manufaktur
dari setiap tanaman, dan pasokan / distribusi biaya logistik, perusahaan dapat
mengubah campuran produk untuk unit memproduksi pasarnya setiap kali kondisi
sangat membutuhkan (Yordania dan Graves, 1995). Oleh karena itu, perusahaan
strategis bermain dengan kapasitas manufaktur, bauran produk, lokasi, dan
logistik fitur, semua dari sebuah titik yang terintegrasi
tampilan.
tampilan.
Jenis
fleksibilitas sudah ada sebelum globalisasi. Dalam tahap sebelumnya, fokus
strategis banyak perusahaan yang sebagian besar terkonsentrasi ke negara ibu
kota, bahkan ketika mereka operasi di luar negeri. Dengan pendekatan global,
perusahaan terkemuka mengadopsi supranasional strategi dan mencari hasil yang
optimal dengan visi yang lebih luas. Beberapa perusahaan membutuhkan waktu
lebih lama untuk mendapatkan manfaat potensial dari operasi yang fleksibel
global. Hal ini terjadi, misalnya pada industri Jepang yang terkonsentrasi pada
pabrik mereka di Jepang untuk waktu yang lama meskipun berlebihan penilaian
yen, dengan kenaikan biaya ekspor akibat dan upaya putus asa untuk meningkatkan
nilai efisiensi (Huchzermeier dan Cohen, 1996).
Dalam
strategi logistik global, perusahaan berusaha untuk mempertahankan operasinya
dekat dengan lebih menjanjikan pasar, tetapi dipengaruhi oleh biaya tetap yang
dihasilkan oleh kelebihan kapasitas dengan perubahan tiba-tiba dari rencana
produksi dan beberapa faktor lainnya. Dalam hal ini yang beroperasi
fleksibilitas adalah manajer. Manajer harus belajar untuk menghadapi
ketidakpastian apakah itu berakar pada pasar produk, dalam
proses manufaktur, atau dalam skenario ekonomi. Beberapa perusahaan mengambil sikap defensif ketika menyesuaikan operasi mereka untuk osilasi eksternal-dunia. Lain, dalam perilaku yang proaktif, merebut inisiatif dan membungkuk lingkungan untuk keinginannya. Salah satu senjata penting dalam perjuangan permanen adalah memanfaatkan fleksibilitas yang memadai (Gerwin, 1993).
proses manufaktur, atau dalam skenario ekonomi. Beberapa perusahaan mengambil sikap defensif ketika menyesuaikan operasi mereka untuk osilasi eksternal-dunia. Lain, dalam perilaku yang proaktif, merebut inisiatif dan membungkuk lingkungan untuk keinginannya. Salah satu senjata penting dalam perjuangan permanen adalah memanfaatkan fleksibilitas yang memadai (Gerwin, 1993).
Sastra
dalam model perencanaan manufaktur strategi global dapat dicirikan oleh dua
mendasar pendekatan: model arus jaringan dan model nilai pilihan. model aliran
Jaringan mengeksploitasi portofolio efek dalam jaringan global rantai pasokan
perusahaan. Atau model nilai pilihan, fokus terutama pada produksi memindahkan
atau sumber keputusan bergantung pada masa depan negara alam (Huchzermeier dan
Cohen, 1996). Pendekatan yang ideal adalah, tentu saja, satu kesatuan. Tapi
analisis kompleksitas dari setiap pendekatan pemodelan, yaitu, kompleksitas
jaringan dalam kasus pertama dan kompleksitas stokastik di kedua, tidak
diijinkanintegrasi seperti sejauh ini. Contoh yang dibahas dalam makalah ini,
adalah dengan melibatkan sebuah perusahaan multinasional yang beroperasi pada
enam pabrik.
Dalam
bertindak secara nasional, perusahaan dapat menggunakan strategi yang berbeda
dalam rangka memperoleh manfaat dari aktivitas operasi fleksibilitas. Hal ini
dapat mengubah volume produk ketika manufaktur mereka dalam menanggapi
permintaan perubahan. Hal ini dapat menemukan beberapa pabrik di titik-titik
strategis di wilayah itu. Hal ini dapat bertukar bagian dan
produk jadi antara pasar lokal, dll (Yordania dan Graves, 1995). Semua inisiatif ini membawa lebih fleksibilitas dan kesempatan bersaing yang lebih baik untuk perusahaan.
produk jadi antara pasar lokal, dll (Yordania dan Graves, 1995). Semua inisiatif ini membawa lebih fleksibilitas dan kesempatan bersaing yang lebih baik untuk perusahaan.
Namun
perpanjangan praktek tersebut kepada lingkungan multinasional tampaknya tidak
menarik bagi perusahaan pada pandangan pertama. Pertama, seorang asing
perusahaan beroperasi pada kerugian dibandingkan dengan perusahaan lokal. Ini
harus mengendalikan operasi lagi jarak
dan itu adalah di sebuah cacat dalam budaya asing. Kedua, biaya pengelolaan operasional
asing mungkin lebih tinggi karena peraturan tenaga kerja lokal, serikat,
intervensi pemerintah, dan infrastruktur keterbatasan. Namun, dalam
kenyataannya, keuntungan dari operasi luar negeri relatif terhadap operasi
murni domestik terletak pada opsi fleksibilitas jauh lebih besar bahwa kegiatan
multinasional membawa ke perusahaan global. Dalam konteks ini, koordinasi
jaringan anak perusahaan yang tersebar di dunia memberikan "Fleksibilitas
operasi" yang memberikan nilai tambah kepada perusahaan (Kogut dan
Kulatilaka, 1994).
Fleksibilitas pilihan berharga bagi perusahaan multinasional karena tiga kondisi, diantaranya ketidakpastian, waktu ketergantungan, dan kebijaksanaan (Kogut dan Kulatilaka, 1994). Tentu saja fleksibilitas erat berkaitan dengan ketidakpastian karena dalam lingkungan yang benar-benar stabil tidak ada gunanya dalam memanfaatkan fleksibilitas. Keputusan untuk berinvestasi dalam pabrik baru dan fasilitas lain, misalnya memperkenalkan ketergantungan waktu yang dapat menghalangi bergerak alternatif di masa mendatang. Contohnya, model konsorsium modular diadopsi oleh Volkswagen di pabrik bus di Resende, Brazil (Pires, 1998), selain manufaktur dan kemajuan logistik, adalah fitur perangkat tambahan fleksibel yang pintar bagi perusahaan. Bahkan jika perusahaan memutuskan untuk menutup pabrik kapan saja di masa depan, komitmen fisik dengan sarana yang dibangun diminimalkan, karena sebagian besar operasi
dilaksanakan oleh pemasok dan operator layanan pihak ketiga. Kedua kondisi ini bertindak bersama-sama menjelaskan kebutuhan untuk kondisi ketiga dan kritis kebijaksanaan.
Fleksibilitas pilihan berharga bagi perusahaan multinasional karena tiga kondisi, diantaranya ketidakpastian, waktu ketergantungan, dan kebijaksanaan (Kogut dan Kulatilaka, 1994). Tentu saja fleksibilitas erat berkaitan dengan ketidakpastian karena dalam lingkungan yang benar-benar stabil tidak ada gunanya dalam memanfaatkan fleksibilitas. Keputusan untuk berinvestasi dalam pabrik baru dan fasilitas lain, misalnya memperkenalkan ketergantungan waktu yang dapat menghalangi bergerak alternatif di masa mendatang. Contohnya, model konsorsium modular diadopsi oleh Volkswagen di pabrik bus di Resende, Brazil (Pires, 1998), selain manufaktur dan kemajuan logistik, adalah fitur perangkat tambahan fleksibel yang pintar bagi perusahaan. Bahkan jika perusahaan memutuskan untuk menutup pabrik kapan saja di masa depan, komitmen fisik dengan sarana yang dibangun diminimalkan, karena sebagian besar operasi
dilaksanakan oleh pemasok dan operator layanan pihak ketiga. Kedua kondisi ini bertindak bersama-sama menjelaskan kebutuhan untuk kondisi ketiga dan kritis kebijaksanaan.
Artinya,
keputusan strategis harus mempertimbangkan kemungkinan opsi berolahraga secara
efektif dalam masa depan. Sebagai contoh, pilihan untuk menarik diri sepenuhnya
dari Negara adalah nilai yang kecil jika perusahaan tersebut tunduk pada
sejumlah kendala sebagai, misalnya, batasan hukum untuk lay-off dari pekerja,
atau persyaratan untuk melakukan pembayaran pesangon yang berlebihan (Kogut dan
Kulatilaka, 1994).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen
operasional merupakan aplikasi dari konsep dan prinsip manajemen dalam praktek,
sehingga manajemen operasi memiliki kedudukan yang sangat penting pada suatu
perusahaan. Karena tanpa manajemen yang baik dalam pengoperasian, suatu
perusahaan akan mengalami masalah. Itulah sebabnya, mengapa pengetahuan tentang
manajemen operasi mutlak diperlukan oleh setiap manajer.
Hal terpenting pada manajemen operasi ialah penerapan konsep dan
aplikasi manajemen itu sendiri. Terutama pada penguasaan teknologi, kecepatan,
dan fleksibilitas tinggi sebagai competitive excellence perusahaan.
Selain
pelaksanaan yang matang, dibutuhkan kejelian seorang manajer untuk mengetahui
dengan cermat tentang kondisi lingkungan operasional, baik berupa ancaman yang
muncul ataupun peluang yang bisa diambil.
DAFTAR PUSTAKA
A.Ball, Donald. 2008. International business. Jakarta:
Salemba Empat
Astrid Harera valentina. 2010. ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL.
Bogor: IPB
Bayu Pramutoko. t.t. Ekonomi dan Bisnis internasional. Forum
kajian ilmu. Kediri : Uniska.
Ellitan, Lena dan
Anatan, Lina.(2008).Manajemen Operasi.Bandung:Refika
Aditama
Hady, Hamdy. 2004. Manajemen Bisnis
Internasional. Ciawi: Penerbit Ghalia Indonesia
Kumalaningrum, Maria Pampa, dkk. 2011.
Manajemen Operasi. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN
Yogyakarta
Prawirasentono, Suryadi. 2002. Pengantar Bisnis Modern.
Jakarta: Bumi Aksara
Prawirasentono, Suryadi. 2007. manajemen operasi. Jakarta:
Bumi Aksara
Wiludjeng, Sri. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Rue, L.W., & Byars, L.L. (1992). Management skills and
application (6th ed.). New Jersey: Prentice-Hall International.
Render,
Bary dan Heizer,
The Economic, Ltd. New York Times.
No comments:
Post a Comment