SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR ANDA

INTERNATIONAL CAPITAL BUDGETING

MAKALAH

INTERNATIONAL CAPITAL BUDGETING

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Manajemen Keuangan Internasional

Dosen Pengampuh :
MUHAMMAD SULHAN,SE., MM.



Disusun Oleh:

 Nafisah                                   (11510019)
Anna Sylvia D. S.                   (11510042)
Gresi Ayu                                (11510094)
Mohamad Bastomi                  (11510131)



JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
  2014


KATA PENGANTAR

 



            Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat, taufik serta hidayahnya kami masih diberi kesempatan dan kemampuan untuk menyusun makalah  dengan judul International Capital Budgeting” guna memenuhi tugas Semester enam.
Tersusunnya makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada:
  1. Bapak MUHAMMAD SULHAN,SE., MM. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Keuangan Internasional yang memberikan arahan dan masukan dalam makalah ini.
  2. Serta semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini yang tidak mingkin kami sebutkan satu persatu.
    Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempuran. Demi tercapainya suatu kesempurnaan kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Demikaian hal yang dapat kami sampaikan, kami berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca.


Malang, 10 Juni 2014


Penyusun
DAFTAR ISI










BAB I
PENDAHULUAN

 1.1  Latar Belakang

Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan memperoleh kembali dana yang diinvestasikan tersebut seperti halnya pada aktiva lancar. Perbedaannya adalah pada jangka waktu dan cara kembalinya dana yang diinvestasikan dalam kedua golongan aktiva tersebut. Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun disebut penganggaran modal atau Capital Budgeting.
Ada beberapa masalah khusus yang dihadapi manajemen dalam proses pengendalian perusahaan multinasional, seperti pengendalian pada lingkungan domestik, dan dalam lingkungan global yang diawali dengan tujuan strategis, termasuk semua elemen perencanaan dan pengawasan kesuksesan strategi global untuk mencapai tujuan-tujuan mereka. Fokus dari proses perencanaan adalah memberikan arah strategi bagi perusahaan dan kemudian rencana operasional agar perusahaan dapat mencapai arah strateginya. 
Perusahaan-perusahaan multinasional (MNC) mengevaluasi proyek-proyek internasional dengan menggunakan penganggaran modal multinasional yang membandingkan manfaat dari suatu proyek dengan biaya-biayanya. Karena banyak perusahaan multinasional menghabiskan banyak dana untuk membiayai proyek tersebut dan tidak dapat dibatalkan begitu saja tanpa harus menanggung kerugian yang besar dan tidak dapat dijual dengan mudah kepada perusahaan-perusahaan lain dengan harga yang wajar. Capital budgeting ditujukan untuk memisahkan proyek internasional yang pantas diimplementasikan dan proyek yang tidak patut dilaksanakan. Keputusan penganggaran modal dapat pula digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan

 1.2  Rumusan Masalah



1.3  Tujuan

2. Untuk mengetahui manfaat Capital Budgeting.
5. Untuk mengetahui prinsip Penilaian Investasi.
6. Untuk mengetahui valuasi Investasi Internasional.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Definisi Penganggaran Internasional

Menurut Andrew Graham dari School of Policy Studies Queens University:
“Capital Budgeting is a process used to evaluate investments in long-term or capital assets”.
Capital assets adalah aset yang dimiliki perusahaan dengan usia atau masa pemanfaatan lebih dari setahun. Biasanya dana atau biaya yang dikelola untuk menangani aset ini sangat besar. Sehingga teknik penganggaran modal ini sifatnya sangat penting.
Menurut Eugene F.Bringham dan Michael C. Ehrhardt:
“Capital Budgeting is the decision process that managers use to identify those projects that add to the firm’s value, and as such it is perhaps the most important task faced by financial managers and their staffs”.
Penganggaran modal merupakan penganggaran operasional jangka panjang yang didiskusikan sebelumnya. Bagaimanapun, dari pertimbangan yang didiskusikan, terutama yang berkaitan dengan eksposur ekonomi, selanjutnya diaplikasikan. Seperti dalam perencanaan jangka pendek atau penganggaran, perencanaan jangka panjang atau penganggaran modal perlu mempertimbangkan antisipasi pergerakan tingkat nilai tukar untuk pengurangan arus kas. Ketidakpastian lingkungan dapat diperhalus, seperti risiko pajak yang lebih berat yang tidak diharapkan, atau yang berat, seperti risiko pengambil alihan.
Karena risiko inheren dalam penganggaran modal internasional, perusahaan multinasional harus menggunakan teknik yang berpengalaman untuk meramalkan arus kas, risiko taksiran, dan menentukan tingkat diskonto yang tepat untuk memperoleh net present value (NPV) dari pilihan investasi. Hasan, dkk (1997) menganalisis faktor yang mengarahkan anak perusahaan asing dari perusahaan multinasional Amerika Serikat untuk menggunakan teknik penganggaran modal yang berpengalaman. Mereka menemukan bahwa anak perusahaan dengan kepemilikan mayoritas oleh perusahaan induk lebih suka menggunakan NPV, APV, atau IRR untuk membuat keputusan investasi. Anak perusahaan yang besar, diperdagangkan secara publik, dan telah berbisnis dalam beberapa tahun cenderung menggunakan metode yang kompleks seperti weighted average cost of capital (WACC) untuk menentukan tingkat diskonto.
Penemuan ini menyarankan agar perusahaan multinasional mengetahui kompleksitas dan risiko berinvestasi dalam pasar asing dan meminta anak perusahaannya untuk menyesuaikan faktor dan risiko khusus negara dan menggunakan alat terbaik yang tersedia untuk membuat keputusan penganggaran modal. Pada waktu yang sama, penggunaan teknik ini menghadirkan beberapa isu dalam pengevaluasian kinerja investasi jangka panjang dari anak perusahaan.

2.2  Manfaat Capital Budgeting

  1. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
  2. Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment.
  3. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar.
  4. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.

2.3  Factor yang perlu dipertimbangkan dalam penganggaran modal MNC

Ada berbagai factor yang dapat memengaruhi analisis penggangaran modal, seperti:
·         Fluktuasi kurs : perusahaan mengetahui bahwa umumnya kurs akan berubah seiring waktu, tetapi perusahaan tidak mengetahui berapa perubahan kurs di masa mendatang. Meskipun kesulitan untuk memprediksi kurs, telah diketahui analisis penganggaran modal muntinasional paling tidak dapat memasukkan scenario lain untuk perubahan kurs, seperti scenario pesimis dan scenario optimis. Oleh karena itu, MNC dapat mengestimasi ulang NPV proyek berdasarkan scenario devaluasi tertentu yang diperkirakan mungkin terjadi. Jika berdasarkan scenario devaluasi proyek tetap memungkinkan untuk dilakukan, maka MNC akan merasa lebih pasti untuk melakukan proyek tersebut.
·         Inflasi : pada beberapa Negara, inflasi mungkin sangat berfluktuasi dari tahun ke tahun karenanya dapat sangat memengaruhi arus kas bersih suatu proyek. Karena inflasi hanya salah satu dari beberapa factor yang memengaruhi kurs, maka tidak ada jaminan bahwa suatu mata uang akan terdepresiasi saat saat tingkat inflasi setempat relative tinggi.
·         Rencana pembiayaan : secara umum, penambahan investasi oleh induk perusahaan meningkatkan eksplosur kurs induk perusahaan karena beberapa alas an. Pertama, karena induk perusahaan menyediakan seluruh investasi, maka tidak diperlukan pembiayaan asing. Maka, anak perusahaan tidak perlu membayar bunga dan karenanya mengirim arus kas yang lebih besar untuk induk perusahaan. Kedua, nilai sisa yang akan dikirim ke induk perusahaan akan lebih besar. Dengan mempertimbangkan pembayaran pada induk perusahaan yang lebih besar, arus kas akhir yang akan diterima oleh induk perusahaan lebih rentan terhadap perubahan kurs. Pembiayaan dari anak perusahaan memindahkan beberapa beban pada mata uang sama yang akan diterima oleh anak perusahaan dan karenanya akan mengurangi jumlah akhir yang akan dikonversi menjadi dolar untuk dikirim kembali pada induk perusahaan.
·         Pembatasan pengiriman dana : pada beberapa kasus, pemerintah setempat mungkin memblokir dana yang akan dikirim anak perusahaan untuk induk perusahaan. Beberapa Negara mengharuskan laba yang dihasilkan anak perusahaan diinvestasikan kembali di Negara tersebut selama paling tidak tiga tahun sebelum dikirim ke luar negeri.
·         Ketidak pastian nilai sisa : jika nilai sisa tidak pasti, MNC dapat menggunakan berbagai kemungkinan nilai sisa dan melakukan estimasi ulang NPV berdasarkan  setiap kemungkinan tersebut. MNC juga dapat memperkirakan nilai sisa pada titik impas (juga disebut nila akhir pada titik impas), yang merupakan nilai sisa yang dibutuhkan agar NPV proyek bernilai nol. Jika nilai sisa actual diperkirakan akan sama atau melebihi nilai sisa pada titik impas, maka proyek dianggap layak.
·         Dampak proyek terhadap arus kas berjalan : sejauh ini, pada contoh yang diberikan, diasumsikan bahwa proyek baru tidak memiliki dampak terhadap arus kas berjalan. Namun kenyataannya, proyek baru sering kali memengaruhi arus kas berjalan.
·         Insentif pemerintah setempat : proyek asing yang diusulkan olh MNC dapat memiliki dampak menguntungkan bagi kondisi perekonomian Negara setempat dan karenanya sering kali didukung oleh pemerintah setempat. Insentif yang ditawarkan pemerintah setempat harus dipertimbangkan dalam analisis penganggaran modal. Jika pemerintah memberi subsidi saat awal pendirian anak perusahaan, maka investasi awal MNC akan berkurang.
·         Opsi Riil : beberapa proyek penganggaran modal memiliki opsi riil, dalam bentuk adanya peluang bisnis tambahan. Karena peluang ini dapat menghasilkan arus kas, maka peluang ini dapat menambah nilai proyek.

2.4  Metode Keputusan Penganggaran Modal

  • Payback periode
Adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali jumlah modal yang ditanam, semakin cepat modal dapat diperoleh kembali berarti semakin kecil resiko yang harus diambil/ dihadapi (Periode waktu yang menunjukkan berapa lama dana yang diinvestasikan akan bisa kembali)
o   Kebaikan : sangat mudah diterapkan
o   Kelemahan :
1.  tidak memperhatikan time of money value
2.  tidak memperhatikan cash in flow setelah masa payback sehingga tidak bisa digunakan sebagai alat ukur.
o   Rumus:
Payback periode = jumlah investasi * 1 tahun
                                                Proceed
ü  jika payback periode > umur ekonomis, investasi ditolak
ü  jika payback periode < umur ekonomis, investasi diterima

  • Net Present Value (NPV)    
    Adalah metode penilaian investasi yg menggunakan 
    discounted cash flow. Nilai sekarang dari arus kas tahunan dikurangi investasi awal sehingga NPV menjadi positif (NPV ≥ 0)
o   Rumus :
NPV                = PVNCF – PVNOL

o   Langkah –langkah
a.  Tentukan discount rate yang digunakan berdasarkan biaya modal atau Required Rate Of Return.
b.  Menghitung present value dari net cash flow.
c.   Menghitung present value dar net outlay
d.   Menghitung present value dengan mengurangkan PVNCF dengan PVNOL.
e.   Kriteria = * jika NPV (+), investasi diterima
ü  jika NPV (-), investasi ditolak.
o   Kebaikan :
1.   memperhitungkan time value of money
2.  memperhitungkan seluruh cash flow selama usia investasi
o   kelemahan :
1.  dalam membandingkan dua investasi yang sama modalnya, nilai tunai netto tidak dapat digunakan sebagai pedoman.

  • Internal Rate of Return (IRR)
Adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan atas suatu investasi atau discount rate yang menunjukkan present value cash flow = present value outlay. IRR yang didapat dibandingkan dengan biaya modal yang ditanggung perusahaan.
o   Rumus ;                                P2-P1
IRR     =P1-C1  ────────
   C2 - C1
                                Dimana :
                                    P          = Discount rate
                                    C         = NPV
o   Jika IRR > P, investasi diterima
o   Jika IRR < P, Investasi ditolak.

  • Profitability Index
Adalah membagi nilai antara sekarang arus kas masuk yang akan datang diterima diwaktu yang akan datang dengan arus kas keluar.


o   Rumus :
Profitability Index      =          PV. Proceed
                                                   PV.outlay
ü  Jika PI > 1, investasi diterima
ü  Jika PI < 1, Investasi ditolak.

  • Accounting Rate of Return
Adalah mendasarkan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku/ reported acc. Income. Metode ini menilai suatu dengan memperhatikan rasio antara rata - rata  dengan jumlah modal yang ditanam (initial invesment) dengan ratio antara laba bersih dengan rata – rata modal yang ditanam.
o   Rumus :         Jumlah EAT * 100 % 
Investasi 
ü    Jika ARR > 100%, investasi di terima
ü    Jika ARR < 100%, investasi ditolak.

o   Kebaikan : terletak pada kesederhanaannya yang mudah dimengerti                  karena menggunakan data akuntansi yang tersedia.
o   Kelemahan :
1.    tidak memperhatikan time of money value
2.    untuk proyek yang ada rata – rata laba bersihnya.

2.5  Prinsip Penilaian Investasi

Untuk menilai suatu investasi domestic, beberapa langkah akan diambil oleh manajer/ analis keuangan. Langkah-langkah tersebut diantaranya :
1)      Memperkirakan aliran kas yang diperlukan untuk investasi dan kas masuk di masa mendatang dari investasi tersebut,
2)      Menghitung tingkat keuntungan yang disyaratkan (biaya modal) untuk investasi tersebut, yang akan dipakai sebagai discount rate untuk menghitung value aliran kas pada langkah (1),
3)      Menghitung kelayakan investasi  dengan beberapa metode penilaian seperti NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), MIRR (Modified Internal Rate of Return), atau PP (Payback Period).
Penganggaran modal internasional juga menggunakan langkah-langkah tersebut. Disamping menggunakan NPV dengan biaya modal rata-rata tertimbang, metode APV (Adjusted Present Value) juga sering dan sesuai digunakan untuk investasi internasional karena beberapa alasan.
1.1  Menaksir Aliran Kas
Aliran kas yang relevan untuk suatu proyek investasi adalah aliran kas tambahan bersih (incremental) yang dihasilkan oleh investasi tersebut. Beberapa hal perlu diperhatikan dalam memperkirakan aliran kas tambahan dari suatu proyek, seperti berikut ini :
a.       Penjualan Tambahan
Suatu investasi akan membuka kesempatan baru (aliran kas tambahan), yang tidak akan diperoleh jika investasi tidak dilakukan. Posisi yang semakin kuat membuka kemungkinan penjualan yang lebih besar (meningkat) di masa mendatang.
b.      Biaya Kesempatan 
Biaya kesempatan merupakan biaya yang relevan, bukannya biaya historis. Biaya kesempatan mencerminkan biaya ekonomi yang harus dibayar perusahaan, tidak peduli apakah perusahaan sudah memiliki aset tersebut atau harus membeli diluar.
c.       Harga Pasar
Harga transfer internal ditentukan untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan dengan memanfaatkan asimetri pajak antarnegara, dan relevan dalam konteks semacam itu. Harga transfer tidak relevan dalam pembicaraan penganggaran modal karena akan mengakibatkan distorsi analis. Harga transfer bisa dinaikkan atau diturunkan tergantung asimetri pajak yang terjadi, dank arena itu tidak mencerminkan harga ekonomi. 
d.      Fee, Royalti, dan Lisensi
Fee, royalty, atau lisensi bisa dibebankan oleh kantor pusat atas proyek. Bagi proyek, fee semacam itu meruapakan biaya, tetapi meruapakan aliran kas masuk bagi kantor pusat. Fee dengan demikian akan dimasukkan ke dalam aliran kas masuk jika analisis dilakukan dengan sudut pandang kantor pusat.

1.2   Sudut Pandang Proyek Vs Sudut Pandang Kantor Pusat.
Untuk menganalisis investasi, dua sudut pandang tersebut bisa dilakukan. Pertama, sudut pandang proyek dilakukan dalam menganalisis investasi. Kemudian, fokus berpindah ke sudut pandang perusahaan. Pada analisis pertama, analisis invetasi bisa dilakukan seperti analisis investasi domestik lainnya.
Kemudian fokus analisis berpindah ke kantor pusat. Dalam analisis ini, penyesuaian terhadap aliran kas dilakukan. Dari sudut pandang kantor pusat, ada 4 aliran kas masuk yang relevan :
1)      Deviden yang dikirimkan ke kantor pusat. Aliran kas yang dihasilkan proyek bukan merupakan aliran kas bagi kantor pusat, sampai aliran kas tersebut dikirimkan ke kantor pusat. Seringkali aliran kas yang direpatriasi dikendalikan oleh negara yang bersangkutan, yang berarti aliran kas tersebut tidak berubah menjadi deviden 100 %.
2)      Utang Internal. Kantor pusat bisa memberikan utang ke cabang untuk pendanaan investasi. Pembayaran bunga dan pokok pinjaman ke kantor pusat merupakan aliran kas masuk bagi kantor pusat.
3)      Penjualan Internal. Investasi internasional bisa mencipatakan penjualan internal. Dari sudut pandang kantor pusat, penjualan semacam itu merupakan aliran kas masuk sepanjang merupakan penjualan tambahan.
4)      Royalty dan Lisensi. Kantor pusat bisa membebani cabang royalty atau lisensi. Dari sudut pandang proyek, royalty semacam itu merupakan biaya. Dari sudut kantor pusat, royalty semacam itu merupakan aliran kas masuk.

Aliran kas tersebut dikonversikan ke mata uang kantor pusat dengan menggunakan peramalan kurs di masa mendatang. Aliran kas tersebut kemudian dievaluasi dengan menggunakan biaya modal kantor pusat. 
Proyek internasional tersebut juga bisa dibandingkan dengan investasi bebas risiko lokal atau investasi oleh perusahaan local untuk menentukan sejauh mana daya tarik proyek investasi tersebut. Jika tingkat keuntungan investasi lebih kecil dibandingkan dengan keuntungan keuntungan pada investasi bebas resiko local, maka investasi tersebut tidak menarik. Jika tingkat keuntungan tersebut lebih kecil dibandingkan tingkat keuntungan oleh perusahaan local, maka akan lebih baik jika perusahaan membeli perusahaan local dibandingkan melakukan investasi secara langsung.

1.3  Penyesuaian Terhadap Risiko Politik dan Ekonomi
            Risiko politik dan ekonomi dari satu negara ke negara lainnya. Untuk menyesuaikan risiko tersebut, perusahaan bisa melakukan beberapa cara :
a.       Memperpendek periode pay-back,
b.      Menaikkan discount rate (biaya modal), dan
c.       Menyesuaiakan aliran kas. 
            Menaikkan discount rate atau memperpendek pay- back period menganggap risiko aliran kas sama untuk semua periode, dan meringkaskan risiko tersebut ke dalam ukuran tunggal. Padahal risiko aliran kas bisa berbeda dengan periode yang berbeda. Pendekatan yang lebih kuat adalah melakukan penyesuain terhadap aliran kas yang diharapkan. Informasin pengaruh risiko politik terhadap aliran kas biasanya lebih baik dibandingkan informasi pengaruh tersebut terhadap biaya modal.



2.6  Evaluasi Investasi Internasional

  • Perhitungan Aliran Kas
Perhitungan untuk setiap komponen adalah sebagai berikut ini.
1)      Penjualan
Penjualan tahun pertama diperkirakan 1.00 unit, dengan pertumbuhan sekitar 10% per tahunnya. Harga per unit ditentukan $50, dan harga diperkirakan mengalami pertumbuhan sesuai dengan inflasi di AS sebesar 5% per tahunnya.
2)      Biaya Operasional
Modal kerja ditentukan 30% dari penjualan, tetapi 10% dari kebutuhan tersebut bisa dipenuhi oleh utang dagang. Kebutuhan modal kerja bersih dengan demikian 20% dari penjualan. Modal kerja dianggap berputar terus, tidak habis, sehingga investasi tambahan modal kerja per tahunnya merupakan investasi tambahan.
Biasanya variabel adalah 30% dari harga jual. Biaya administrasi dan lainnya diperkirakan 5% dari penjualan. Biaya tersebut dibayarkan ke staf dan input lokal (AS). Diasumsikan tidak ada fee untuk kontrak manajemen dari pusat. Tidak ada nilai residu dalam investasi ini.
3)      Peramalan kurs
Peramalan kurs Rp/$ di masa mendatang menggunakan model PPP (purchasing Power Parity). Kurs spot saat ini (awal tahun) adalah Rp3.000.000/$. Inflasi di Indonesia diperkirakan konstan sebesar 10% per tahun, sedangkan di AS sebesar 5% per tahun. Rupiah dengan demikian diperkirakan mengalami depresiasi terhadap dolar AS di masa mendatang. Kurs di masa mendatang dihitung sebagai berikut Rp3.000.000(1,1/1,05)t, dimana t adalah tahun. Untuk tahun pertama, kurs yang diperkirakan adalah Rp3.000.000 (1,1/1,05)1 = Rp3.143.000.

·         Evaluasi dengan Weighted Average Cost of Capital
Jika kita menggunakan pendekatan biaya modal rata-rata tertimbang, maka biaya modal rata-rata tertimbang tersebut harus dicari terlebih dulu. Biaya modal cabang AS diasumsikan sama dengan biaya modal kantor pusat yaitu 20%. Cabang AS tersebut memperoleh pinjaman murah dari pemerintah AS yaitu pinjaman sebesar $22.000 (dalam $) dengan jangka waktu lima tahun dan bunga 4% per tahun. Bunga dibayar per tahun dan pokok pinjaman dilunasi pada akhir tahun kelima. Di samping pinjaman tersebut, cabang juga memperoleh pinjaman dari kantor pusat sebesar Rp16.500.000,00, dengan bunga 15% per tahun, jangka waktu lima tahun, dan pokok dilunasi pada akhir tahun kelima. Pinjaman tersebut bedenominasi Rupiah dan cabang membayar bunga dan pokok pinjaman dalam Rupiah. Pinjaman tersebut kemudian dikonversikan ke dolar AS dengan kurs spot Rp3.000.000/$, menjadi $5.500. kantor pusat diasumsikan mempunyai biaya modal utang sebesar 15%.
Aliran Kas Investasi di AS
No
keterangan
Tahun






0
1
2
3
4
5
6
1
Penj(unit)

1.000
1.100
1.210
1.331
1.464

2
Harga

50
53
55
58
61

3
Penj($)

50.000
57.750
66.701
77.040
88.981

4
Biaya Variabel/unit

15
16
17
17
18

5
Total Biaya Variabel

15.000
17.325
20.010
23.112
26.694

6
Lisensi (20%penj)

10.000
11.550
13.340
15.408
17.796

7
Biaya Lainnya (5%penj)

5.000
5.775
6.670
7.704
8.898

8
Depresiasi

20.000
20.000
20.000
20.000
20.000

9
Biaya Total

50.000
54.650
60.021
66.224
73.389

10
Laba sebelum Pajak

0
3.100
6.681
10.816
15.592

11
Pajak (35%)

0
1.085
2.338
3.786
5.457

12
Laba sesudah pajak($)

0
2.015
4.342
7.030
10.135

13
Investasi($)
-100.000






14
Modal Kerja
0
10.000
11.550
13.340
15.408
17.796

15
Investasi








Modal Kerja
-10.000
-1. 550
-1.790
-2.068
-2.388
0

16
Aliran kas ($)
-110.000
18.450
20.225
24.642
30.135
17.796

17
Kursi(Rp/$)
3.000
3.143
3.449
3.966
4.777
6.028
7.969
19
Aliran Kas(Rp000)
-330.000
57.986
69.761
88.339
117.716
181.654
141.814
Penjelasan:
Baris 3 = Baris 1 x baris 2
Baris 5 = baris 4 x baris 1
Baris 6 = lisensi ditetapkan 20% dari penjualan
Baris 9 : biaya total = baris 5+baris 6+baris7+baris8
Baris 14 = modal kerja dutetapkan 20% dari penjualan
Baris 15 – investasi modal kerja merupakan investasi tambahan untuk setiap tahunnya, dikeluarkan pada akhir tahun.
Baris 16: baris 12 + baris 8 (baris 13+baris 15)
Baris 17: kurs saat ini Rp3.000,00/$. Kurs tahun berikutnya dihitung dengan model PPP
Baris 18: (baris 16xbaris17)/1000

Pinjaman dalam bentuk rupiah dikembalikan dalam bentuk rupiah juga ke kantor pusat karena rupiah diperkirakan mengalami depresiasi terhadap dollar, pinjaman dengan bunga minimal 15% akan memiliki bunga efektif yang lebih kecil dari 15%, berdasarkan kacamata cabang. Berikut ini diperkirakan aliran kas dalam $ yang diperlukan untuk membayar pinjaman ke kantor pusat, dan IRR (Internal Rate of Return) yang merupakan ukuran tingkat bunga pinjaman efektif. iRR dihitung melalui formula seperti berikut ini:

Perhitungan Biaya Modal Efektif untuk Pinjaman dari Kantor Pusat
No
Keterangan

Tahun




0
1
2
3
4
5
1
Aliran kas, utang dari kantor pusat (Rp000)
16.500





2
Bunga (15%xRp16,5 juta)

-2.475
-2.475
-2.475
-2.475
-2.475
3
Pokok pinjaman





-16.500
4
Total kas (Rp000)
16.500
-2.475
-2.475
-2.475
-2.475
-18.975
5
Kurs (Rp/$)
3.000
3.143
3.449
3.966
4.777
6.028
6
Total aliran kas ($)
+5.500
-1.313
-1.196
-1.040
-864
-3.422

IRR (untuk baris 6) = 0,1108052 atau 11%
Setelah memeroleh informasi tersebut, kita bisa menghitung biaya modal rata-rata tertimbang untuk cabang dan perusahaan pusat. Berikut ini ringkasan biaya modal tersebut.

Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (Cabang dan Kantor Pusat)
Cabang Perusahaan

proporsi
Biaya Modal sesudah Pajak
Biaya Modal Tertimbang
Utang dari Pemerintah
$22.000
20%
4%(1-0,35)=2,6%
0,52%
Utang dari kantor pusat
$5.500
5%
11%(1-0,35)=7,15%
0,36%
saham
$82.500
75%
20%
15,00%



WACC =
15,88%
Kantor Pusat




utang

25%
15(1-0,35)=9,75%
2,44%
Saham

75%
20%
15,00%



WACC =
17,5%

Setelah biaya modal rata-rata tertimbang dihitung, angka tersebut kemudian bisa dipakai untuk menghitung NPV investasi di atas. Ada dua tahap dalam analisis tersebut, yaitu sudut pandang investasi tersebut (proyek) dan sudut pandang kantor pusat. Tabel berikut ini menghitung NPV dengan sudut pandang proyek.

Present Value dari sudur pandang proyek

0
1
2
3
4
5
6
Aliran kas (Rp000) (Discount factor)
-330.000
57.986
69.761
88.339
117.716
181.654
141.814
Pada 16%
1.000
0.8621
0.7432
0.6407
0.5523
0.4761
0.4104
PV Kas ($)
-110.000
18.450
20.225
22.275
24.642
30.135
17.796
Kumulatif PV
-110.000
-91.550
-71.
325
-49.051
-24.409
5.727
23.523

NPV = $133.523-$110.000 = +$23.523

PRESENT Value dari Sudut Pandang Kantor Pusat



Tahun





0
1
2
3
4
5
6








Aliran kas masuk($)

18.450
20.225
22.275
24.642
30.135
17.796
2. Pembayaran Utang ($)

-880
-880
-880
-880
-880
-880
3. Dividen ($)

17.570
19.345
21.395
23.762
7.255
17.796
4 Lisensi ($)

10.000
11.550
13.340
15.408
17.796
0
5 Total Remisi ($)

27.570
30.895
34.735
39.170
25.051
17.796
6 Kurs (Rp/$)
3.000
3.143
3.449
3.966
4.777
6.028
7.969
7. total Remisi (Rp000)

89.124
106.565
137.755
187.116
151.009
141.814
8. pembayaran Utang ke kantor pusat (Rp000)

2.475
2.475
2.475
2.475
18.975
0
9.Kas Masuk Total (Rp000)

89.124
109.040
140.230
189.591
169.984
141.814
Aliran Kas Keluar







10. investasi ($)
-110.000






11. pajak (10%) untuk dividen dan lisensi

-2.757
-3.089
-3.473
-3.917
-2.505
-1.780
12. kas Keluar Total ($)
-110.000
-2.757
-3.089
-3.473
-3.917
-2.505
-1.780
13. kurs(Rp/$)
3.000
3.143
3.449
3.966
4.777
6.028
7.969
14. kas Keluar Total (Rp000)
-330.000
-8.665
-10.657
-13.775
-18.712
-15.101
-14.181
15. kas Bersih (Rp000)
-330.000
80.459
98.384
126.454
170.879
154.883
127.633
16. discount factor
1.000
0.8511
0.7243
0.6164
0.5240
0.4465
0.3800
17. PV Kas (Rp000)
-330.000
68.476
71.260
77.951
89.647
69.154
48.499
18. kumulatif
-330.000
-261.524
-190.264
-112.313
-22.666
46.488
94.987

NPV = Rp424.987rb – Rp330.000 rb = Rp 94.987 ribu

Penjelasan:
1.      Dividen diasumsikan bisa diremisi (kirim) ke kantor pusat 100%. Jika dividen dikirimkan ke kantor pusat, ada pajak 10% oleh pemerintah AS, tetapi diasumsikan tidak ada pajak dari Indonesia dengan datangnya kas tersebut. Anga dalam baris 1 tabel ini sama diambil dari angka baris 16 tabel 19.1
2.      Tetapi sebelum dividen dibayarkan, utang dari pihak luar, dalam hal in pemerintah AS, harus dilunasi terlebih dahulu. Baris kedua merupakan pembayaran bunga dan utang ke pemerintah AS dalam dolar AS.
3.      Kas yang tersisa, sesudah pembayaran bunga dan utang, merupakan dividend an bisa dikirimkan ke kantor pusat (dibayarkan 100%).
4.      Di samping dividen, kantor pusat juga memperoleh kas masuk dari lisensi yang dibebankan ke cabang. Lisensi tersebut besarnya adalah 20% dari penjualan.
5.      Baris ini menjumlahkan total remisi dalam dolar AS (baris 3+ baris 4).
6.      Baris enam menyajikan kurs Rp/$ yang dihitung dengan PPP.
7.      Baris tujuh menyajikan total remisi dalam Rp, yaitu baris 5 dikalikan baris 6.
8.      Utang dari kantor pusat harus dibayarkan kembali. Utang tersebut merupakan aliran kas masuk bagi kantor pusat. Diasumsikan aliran kas masuk dari utang tersebut tidak dikenai pajak oleh pemerintah AS.
9.      Baris 9 mmerupakan penjumlahan baris 7 dengan baris 8, dan merupakan kas masuk total bagi kantor pusat.
10.  Baris 10 merupakan investasi awal dalam pabrik dan modal kerja tahun pertama ($100.000 plus $10.000).
11.  Pajak diasumsikan 10% untuk aliran kas keluar dari AS, dikenakan terhadap dividend an lisensi. Untuk menyederhanakan perhitungan, diasumsikan tidak ada pajak untuk aliran dana masuk ke Indonesia jika pajak tersebut ada dan aliran kas masuk repatriasi juga dikenakan pajak, maka pajak tinggal dihitung berdasarkan aliran kas masuk tersebut.
12.  Penjumlahan bari 11 dan baris 10.
13.  Kurs Rp/$ untuk periode lima tahun mendatang.
14.  Total kas keluar dalam Rupiah (baris 12 x baris 13).
15.  Kas bersih yang merupakan penjumlahan baris 9 (kas masuk) dengan baris 14 (kas keluar).
16.  Discount factor merupakan menggunakan biaya modal rata-rata tertimbang untuk kantor pusat (17,5%), lihat tabel 19.3.
17.  Present value aliran kas, atau baris 15 dikalikan baris 16. Modal kerja diasumsikan kembali pada akhir tahun keenam.
18.  Kumulatif PV, Net Present Value dengan menggunakan kantor pusat sebagai sudut pandang adalah Rp 94.987. NPV positif tersebut menunjukkan bahwa investasi tersebut merupakan investasi yang baik.

  • Evaluasi dengan Adjusted Present Value
            APV untuk cabang dan pusat. Perhitungan berikut ini menggunakan metode Adjusted Present Value. Pertama, aliran kas operasional dihitung dan kemudian dipresent value-kan dengan menggunakan biaya modal saham kantor pusat. Perhitungan menunjukkan bahwa, dari sudut pandang cabang, investasi menghasilkan NPV negative, sebelumemperhitungkan manfaat tambahan lainnya seperti penghematan pajak karena bunga atau subsidi bunga.
  1. Menghitung manfaat tambahan
Untuk menghitung APV, kita perlu mengidentifikasi manfaat – manfaat tambahan yang di peroleh setelah kita emlakukan investasi. Misal, manager telah  mengidentifikasitiga manfaat: penghematan pajak karena depresisi, penghematan pajak karena bunga, dan penghematan pajak karena subsidi pinjaman. Tiga tabel berikut menyjikan perhitungan manfaat tambahan. Tabel pertama berikut menyajikan perhitungan penghematan pajak karena depresiai. Depresiasi bisa dipakai segabai pengurang pajak, karena dengan membenankan depresiasi perusahaan akan membayar pajak lebih sedikit dibanding kalau perusahaan tidak mepunyai depresiasi.
  1. Menghitung penjualan Tambahan
            Dari sudut pandang kantor pusat, investasi luar negeri bisa di harapkan mendatangkan penjualan tambahan yang merupakan tambahan aliran kas dari sudut pandang kantor pusat. Sebagai contoh, dalam ilustrasi perusahaan multinasional Indonesia di muka, kantor pusat memperkirakan bisa mengekspor barang ke cabang sekitar 25% dari penjualan cabang. Ekspor tersebut merupakan tambahan aliran kas dari sudut pandang kantor pusat, dan bisa di masukkan ke dalam analisis. Di lain pihak, kantor pusat bisa memperkirakan kanibalisasi yang mungkin terjadi dan memasukkan kanibalisasi tersebut ke dalam analisis. Misal, Jika cabang AS tersebut memasok pasar AS sementara sebelumnya kantor pusat mengekspor langsung ke AS.Dengan demikian produk yang di hasilkan cabang akan bersaing dengan ekspor langsung dari kantor pusat. Misal, jika cabang menjual 1.000 unit pada tahun pertama, sementara kantor pusat akan kehilangan 100 unit ekspor karena persaingan tersebut. Setelah melakukan penyesuaian terhadap kenaikan dan penurunan (kanibalisasi) produk, kantor pusat kemudian mengevaluasi investasi seperti biasa.

  • Analisis Sensitivitas
            Manager bisa melakukan analisis sensitivitas dengan bertanya, misalnya, “bagaimana jika (what-if) tingkat pertumbuhan penjualan adalah 5%?” Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan 5% kemudian investasi dihitung lagi dan dievaluasi ualng. Asumsi tersebut bisa di rubah – rubah, misalnya pertumbuhan penjualan di rubah dari 10% menjadi 5%, menjadi 2%, menjadi 15% dan seterusnya. Variabel yang dianalisis sensivitasnya bisa di rubah – rubah, yang apsa dasarnya bisa di perkirakan merupakan variabel yang kritis. Analisis sensitiviats tersebut bisa memperlihatkan variabel yang paling kritis untuk kesuksesan investasi. Variabel yang membuat hasil investasi berubah tajam (menyimpang jauh dari yang di harapkan) jiak variabel tersebut di rubah, merupakan variabel kritis. Manager kemudian bisa memfokuskan pada penegendalian variabel tersebut untuk menjamin kesuksesan investasi.

  • Analisis Simulasi
            Simulasi merupakan perkembangan lebih lanjut dari analisis sensitivitas. Perangkat lunak komputer biasanya di gunakan untuk analisis simulasi. Simulasi digunakan untuk mengasumsikan distribusi variabel yang akan di simulasikan.

  • Analisis Certainty equivalent.
          Dalam metod eini, manager mengalihkan aliran kas dengan faktor kepastian yang bernilai antara 0 sampai 1. Setelah dikaitkan dengan faktor tersebut, manager kemudian akan memperolehaliran kas yang pasti. Karena merupakan aliran kas yang apsti, aliran aks tersebut kemudian dipresentvalue-kan dengan menggunakan tingkat bunga bebas resilo. Misal, faktor kepastian adalah 0,80 aliran kas pada tahun pertma adalah Rp 100 juta. Dengan menggunakan faktor tersebut, kita akan memperoleh 0,8 x 100juta = 80juta, yang merupakan aliran kas yang pasti. Dalam kenyataan, tidak mudah emnentukan faktor kepastian tersebut. Tidak ada formula yang apsti, sehingga penentuan faktor tersebut relatif sembarang penentuan.

  • Menggukanan teori OPSI
Teori opsi dianggap memberi sumbangan penting dalam analissi keuangan, termasuk dalam analissi investasi. Opsi merupakan pilihan, menager bisa memilih apakah akan melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Kesimpulan analisis investasi dengan metode aliran kas yang di sikontokan (present value) bisa berbed dari kesimpulan analisis investasi dengan teori opsi. Contoh berikut ini menggambarkan situasi tersebut.

2.7  Contoh Soal

PT. Freedom Forever Multinational Company akan membuat penganggaran modal perusahaan dengan data sebagai berikut :
a.       Pada tahun ke-1 permintaan sebesar 50.000 unit, tahun ke-2 sebesar 75.000 unit, tahun ke-3 sebesar 100.000 unit dan tahun ke-4 sebesar 125.000 unit.
b.      Harga per unit sebesar SGD 400 (tahun ke-1), SGD 500 (tahun ke-2), SGD 550    (tahun ke-3) dan SGD 600 (tahun ke-4).
c.       Biaya sewa tahunan, biaya tetap tahunan lain serta penyusutan seperti dalam   kolom yang telah disediakan.
d.      Pajak pemerintah tamu ditetapkan sebesar 25%.
e.       SGD yang dipulang oleh anak perusahaan adalah 100% dari arus kas.
f.       Witholding tax atas dana yang dipulangkan sebesar 10%.
g.      Nilai sisa pada tahun ke-4 adalah 15.000.000.-
h.      Nilai tukar SGD terhadap USD adalah 0,4 (tahun ke-1); 0,5 (tahun ke-2); 0,5 (tahun ke-3) dan 0,6 (tahun ke-4).
i.        PV atas arus kas ke induk dengan suku bunga diskonto 15%.
j.        Investasi awal induk sebesar 13.000.000

Berdasarkan data diatas saudara diminta untuk menghitung NPV kumulatif pada tahun 1, 2, 3 dan 4 serta kolom – kolom yang masih kosong sesuai dengan lembaran yang telah disediakan.
Penganggaran Modal MNC PT. Freedom Forever Multinational Company

No

Keterangan

Tahun 0

Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
1
Permintaan
-
50.000
75.000
100.000
125.000
2
Harga per unit (SGD)
-




3
Pendapatan total (1 x 2)
-




4
Biaya variabel per unit (SGD)
-
175
250
300
350
5
Biaya variabel total (1 x 4)
-




6
Biaya sewa tahunan
-
2.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
7
Biaya sewa tetap tahunan lain
-
2.500.000
2.250.000
3.000.000
3.250.000
8
Beban non kas (penyusutan)
-
2.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
9
Beba total (5+6+7+8)
-




10
Laba sebelum pajak anak perusahaan (3 – 9)
-




11
Pajak pemerintah tamu (25%)
-




12
Laba setelah pajak anak perusahaan
-




13
Arus kas netto bagi anak perusahaan (12 + 8)
-




14
SGD yang dipulangkan anak perusahaan (100% dari arus kas)
-




15
Witholding tax atas dana yang dipulangkan (10%)
-




16
SGD yang dipulangkan setelah witholding tax
-




17
Nilai sisa
-



15.000.000
18
Nilai tukar SGD
-
0,4
0,5
0,5
0,6
19
Arus kas kepada induk
-




20
PV dari arus kas kepada induk          (dengan suku bunga diskonto 15%)
-




21
Investasi awal oleh induk
13.000.000




22
NPV kumulatif
-




Jawaban Contoh Soal
Penganggaran  Modal MNC
PT. Freedom Forever Multinational Company

No

Keterangan

Tahun 0

Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
1
Permintaan
-
50.000
75.000
100.000
125.000
2
Harga per unit (SGD)
-
400
500
550
600
3
Pendapatan total (1 x 2)
-
20.000.000
37.500.000
55.000.000
75.000.000
4
Biaya variabel per unit (SGD)
-
175
250
300
350
5
Biaya variabel total (1 x 4)
-
8.750.000
18.750.000
30.000.000
43.750.000
6
Biaya sewa tahunan
-
2.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
7
Biaya sewa tetap tahunan lain
-
2.500.000
2.250.000
3.000.000
3.250.000
8
Beban non kas (penyusutan)
-
2.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
9
Beba total (5+6+7+8)
-
15.250.000
25.000.000
37.000.000
51.000.000
10
Laba sebelum pajak anak perusahaan  (3 – 9)
-
4.750.000
12.500.000
18.000.000
24.000.000
11
Pajak pemerintah tamu(25%)
-
1.187.500
3.125.000
4.500.000
6.000.000
12
Laba setelah pajak anak perusahaan
-
3.562.500
9.375.000
13.500.000
18.000.000
13
Arus kas netto bagi anak perusahaan (12 + 8)
-
5.562.500
11.375.000
15.500.000
20.000.000
14
SGD yang dipulangkan anak perusa- haan (100% dari arus kas)
-
5.562.500
11.375.000
15.500.000
20.000.000
15
Witholding tax atas dana yang dipulangkan (10%)
-
556.250
1.137.500
1.550.000
2.000.000
16
SGD yang dipulangkan setelah witholding tax
-
5.006.250
10.237.500
13.950.000
18.000.000
17
Nilai sisa
-
-
-
-
15.000.000
18
Nilai tukar SGD
-
0,4
0,5
0,5
0,6
19
Arus kas kepada induk
-
2.002.500
5.118.750
6.975.000
19.800.000
20
PV dari arus kas kepada induk           (dengan suku bunga diskonto 15%)
-
1.741.304
4.451.087
6.065.217
17.217.391
21
Investasi awal oleh induk
13.000.000
-
-
-
-
22
NPV kumulatif
-
(11.258.696)
(6.807.610)
(742.393)
16.474.998
Kesimpulan :   Memperhatikan NPV projek pada tahun keempat sebesar positif USD. 16.474.998, maka proyek dapat / layak diterima.


BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, Penganggaran Modal (capital budgeting) sangatlah penting dalam menentukan alur kas,investasi dan penanaman saham. Dimana bila perhitungan atau keputusan untuk pengambilan penganggaran modal tepat, maka keuntungan bagi perusahaan akan meningkat sesuai dengan perhitungan. Dan sangatlah penting bagi manajer keuangan untuk sangat hati-hati dalam mengambil keputusan dengan keadaan keuangan suatu perusahaan.
Pada prinsipnya penganggaran modal atau capital budgeting perusahaan multi nasional sama dengan perusahaan domestik. Namun dengan melibatkan bermacam-macam mata uang asing dalam transaksinya, mengakibatkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penganggaran modal perusahaan multinasional relatif lebih kompleks daripada perusahaan domestic       


DAFTAR RUJUKAN


Radebaugh, Gray, dan Black, 2006, International Accounting and Multinational Enterprises, 6Ed, John Wiley &Sons, Inc, USA
Hanafi, Mamduh M., Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta, 2012
Brealy, Richard and Myers, Stewart. Principle of Corporate Finance, Mc Graw HillCompany Inc, 2000.
Bambang Ryanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE-Yogyakarta, 1995.
Bringham, Eugene and Ehrhardt, Michael, Financial Management: Theory and Practice, 11 e, South Western, Thomson Corporation, 2005.
Ross, Stephen A., Weterfield, Rudollph W., and Jaffe,Jeffery F., Corporate Finance, Second Edition, Homewood, Ill: Richard D.lrwin, 1990.
Moh Benny Alexandri, 500! Soal Manajemen Keuangan yang Paling Sering Ditanyakan dan Pemecahannya, Alfabeta, 2006.



. . . seorang manajer keuangan selalu dihadapkan pada berbagai pilihan investasi yang paling menguntungkan bagi perusahaan . . .


Share:

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

VISITOR

clustrmap

Lencana Facebook

translate

JOIN TO FOLLOW

Labels

Recent Posts