MAKALAH
INTERNATIONAL
CAPITAL BUDGETING
Diajukan dalam Rangka
Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Manajemen Keuangan Internasional
Dosen Pengampuh :
MUHAMMAD
SULHAN,SE., MM.
Disusun Oleh:
Nafisah (11510019)
Anna Sylvia
D. S. (11510042)
Gresi Ayu (11510094)
Mohamad Bastomi (11510131)
JURUSAN
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji syukur
kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat, taufik serta hidayahnya kami masih
diberi kesempatan dan kemampuan untuk menyusun makalah dengan judul “International Capital Budgeting” guna memenuhi tugas Semester enam.
Tersusunnya makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak-banyak terimakasih
kepada:
- Bapak MUHAMMAD
SULHAN,SE., MM. selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Keuangan Internasional yang memberikan
arahan dan masukan dalam makalah ini.
- Serta semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini yang tidak mingkin kami sebutkan satu
persatu.
Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempuran. Demi tercapainya suatu kesempurnaan kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Demikaian hal yang dapat kami sampaikan, kami berharap makalah ini dapat
berguna bagi pembaca.
Malang,
10 Juni 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perusahaan mengadakan investasi
dalam aktiva tetap dengan harapan memperoleh kembali dana yang diinvestasikan
tersebut seperti halnya pada aktiva lancar. Perbedaannya adalah pada jangka
waktu dan cara kembalinya dana yang diinvestasikan dalam kedua golongan aktiva
tersebut. Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai
dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun
disebut penganggaran modal atau Capital
Budgeting.
Ada beberapa
masalah khusus yang dihadapi manajemen dalam proses pengendalian perusahaan
multinasional, seperti pengendalian pada lingkungan domestik, dan dalam
lingkungan global yang diawali dengan tujuan strategis, termasuk semua elemen
perencanaan dan pengawasan kesuksesan strategi global untuk mencapai
tujuan-tujuan mereka. Fokus dari proses perencanaan adalah memberikan arah
strategi bagi perusahaan dan kemudian rencana operasional agar perusahaan dapat
mencapai arah strateginya.
Perusahaan-perusahaan
multinasional (MNC) mengevaluasi proyek-proyek internasional dengan menggunakan
penganggaran modal multinasional yang membandingkan manfaat dari suatu proyek
dengan biaya-biayanya. Karena banyak perusahaan multinasional menghabiskan
banyak dana untuk membiayai proyek tersebut dan tidak dapat dibatalkan begitu
saja tanpa harus menanggung kerugian yang besar dan tidak dapat dijual dengan
mudah kepada perusahaan-perusahaan lain dengan harga yang wajar. Capital
budgeting ditujukan untuk memisahkan proyek internasional yang pantas
diimplementasikan dan proyek yang tidak patut dilaksanakan. Keputusan penganggaran modal dapat pula digunakan
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Penganggaran Internasional
Menurut Andrew Graham
dari School of Policy Studies Queens University:
“Capital
Budgeting is a process used to evaluate investments in long-term or capital
assets”.
Capital assets adalah
aset yang dimiliki perusahaan dengan usia atau masa pemanfaatan lebih dari
setahun. Biasanya dana atau biaya yang dikelola untuk menangani aset ini sangat
besar. Sehingga teknik penganggaran modal ini sifatnya sangat penting.
Menurut Eugene
F.Bringham dan Michael C. Ehrhardt:
“Capital Budgeting is the decision
process that managers use to identify those projects that add to the firm’s
value, and as such it is perhaps the most important task faced by financial
managers and their staffs”.
Penganggaran modal merupakan
penganggaran operasional jangka panjang yang didiskusikan sebelumnya.
Bagaimanapun, dari pertimbangan yang didiskusikan, terutama yang berkaitan
dengan eksposur ekonomi, selanjutnya diaplikasikan. Seperti dalam perencanaan
jangka pendek atau penganggaran, perencanaan jangka panjang atau penganggaran
modal perlu mempertimbangkan antisipasi pergerakan tingkat nilai tukar untuk
pengurangan arus kas. Ketidakpastian lingkungan dapat diperhalus, seperti
risiko pajak yang lebih berat yang tidak diharapkan, atau yang berat, seperti
risiko pengambil alihan.
Karena risiko inheren dalam
penganggaran modal internasional, perusahaan multinasional harus menggunakan
teknik yang berpengalaman untuk meramalkan arus kas, risiko taksiran, dan
menentukan tingkat diskonto yang tepat untuk memperoleh net present
value (NPV) dari pilihan investasi. Hasan, dkk (1997) menganalisis
faktor yang mengarahkan anak perusahaan asing dari perusahaan
multinasional Amerika Serikat untuk menggunakan teknik penganggaran modal yang
berpengalaman. Mereka menemukan bahwa anak perusahaan dengan kepemilikan
mayoritas oleh perusahaan induk lebih suka menggunakan NPV, APV, atau IRR untuk
membuat keputusan investasi. Anak perusahaan yang besar, diperdagangkan secara
publik, dan telah berbisnis dalam beberapa tahun cenderung menggunakan metode
yang kompleks seperti weighted average cost of capital (WACC) untuk
menentukan tingkat diskonto.
Penemuan
ini menyarankan agar perusahaan multinasional mengetahui kompleksitas dan
risiko berinvestasi dalam pasar asing dan meminta anak perusahaannya untuk
menyesuaikan faktor dan risiko khusus negara dan menggunakan alat terbaik yang
tersedia untuk membuat keputusan penganggaran modal. Pada waktu yang sama,
penggunaan teknik ini menghadirkan beberapa isu dalam pengevaluasian kinerja
investasi jangka panjang dari anak perusahaan.
2.2 Manfaat
Capital Budgeting
- Untuk
mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat
jangka waktunya lebih dari satu tahun.
- Agar tidak
terjadi over invesment atau under
invesment.
- Dapat
lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang
sangat besar.
- Mencegah
terjadinya kesalahan
dalam decision making.
2.3 Factor yang perlu
dipertimbangkan dalam penganggaran modal MNC
Ada berbagai factor
yang dapat memengaruhi analisis penggangaran modal, seperti:
·
Fluktuasi kurs :
perusahaan mengetahui bahwa umumnya kurs akan berubah seiring waktu, tetapi
perusahaan tidak mengetahui berapa perubahan kurs di masa mendatang. Meskipun
kesulitan untuk memprediksi kurs, telah diketahui analisis penganggaran modal
muntinasional paling tidak dapat memasukkan scenario lain untuk perubahan kurs,
seperti scenario pesimis dan scenario optimis. Oleh karena itu, MNC dapat
mengestimasi ulang NPV proyek berdasarkan scenario devaluasi tertentu yang
diperkirakan mungkin terjadi. Jika berdasarkan scenario devaluasi proyek tetap
memungkinkan untuk dilakukan, maka MNC akan merasa lebih pasti untuk melakukan
proyek tersebut.
·
Inflasi : pada beberapa
Negara, inflasi mungkin sangat berfluktuasi dari tahun ke tahun karenanya dapat
sangat memengaruhi arus kas bersih suatu proyek. Karena inflasi hanya salah
satu dari beberapa factor yang memengaruhi kurs, maka tidak ada jaminan bahwa
suatu mata uang akan terdepresiasi saat saat tingkat inflasi setempat relative
tinggi.
·
Rencana pembiayaan :
secara umum, penambahan investasi oleh induk perusahaan meningkatkan eksplosur
kurs induk perusahaan karena beberapa alas an. Pertama, karena induk perusahaan
menyediakan seluruh investasi, maka tidak diperlukan pembiayaan asing. Maka,
anak perusahaan tidak perlu membayar bunga dan karenanya mengirim arus kas yang
lebih besar untuk induk perusahaan. Kedua, nilai sisa yang akan dikirim ke
induk perusahaan akan lebih besar. Dengan mempertimbangkan pembayaran pada
induk perusahaan yang lebih besar, arus kas akhir yang akan diterima oleh induk
perusahaan lebih rentan terhadap perubahan kurs. Pembiayaan dari anak
perusahaan memindahkan beberapa beban pada mata uang sama yang akan diterima
oleh anak perusahaan dan karenanya akan mengurangi jumlah akhir yang akan
dikonversi menjadi dolar untuk dikirim kembali pada induk perusahaan.
·
Pembatasan pengiriman
dana : pada beberapa kasus, pemerintah setempat mungkin memblokir dana yang
akan dikirim anak perusahaan untuk induk perusahaan. Beberapa Negara
mengharuskan laba yang dihasilkan anak perusahaan diinvestasikan kembali di
Negara tersebut selama paling tidak tiga tahun sebelum dikirim ke luar negeri.
·
Ketidak pastian nilai
sisa : jika nilai sisa tidak pasti, MNC dapat menggunakan berbagai kemungkinan
nilai sisa dan melakukan estimasi ulang NPV berdasarkan setiap kemungkinan tersebut. MNC juga dapat
memperkirakan nilai sisa pada titik impas (juga disebut nila akhir pada titik
impas), yang merupakan nilai sisa yang dibutuhkan agar NPV proyek bernilai nol.
Jika nilai sisa actual diperkirakan akan sama atau melebihi nilai sisa pada titik
impas, maka proyek dianggap layak.
·
Dampak proyek terhadap
arus kas berjalan : sejauh ini, pada contoh yang diberikan, diasumsikan bahwa
proyek baru tidak memiliki dampak terhadap arus kas berjalan. Namun
kenyataannya, proyek baru sering kali memengaruhi arus kas berjalan.
·
Insentif pemerintah
setempat : proyek asing yang diusulkan olh MNC dapat memiliki dampak
menguntungkan bagi kondisi perekonomian Negara setempat dan karenanya sering
kali didukung oleh pemerintah setempat. Insentif yang ditawarkan pemerintah
setempat harus dipertimbangkan dalam analisis penganggaran modal. Jika
pemerintah memberi subsidi saat awal pendirian anak perusahaan, maka investasi
awal MNC akan berkurang.
·
Opsi Riil : beberapa
proyek penganggaran modal memiliki opsi riil, dalam bentuk adanya peluang
bisnis tambahan. Karena peluang ini dapat menghasilkan arus kas, maka peluang
ini dapat menambah nilai proyek.
2.4 Metode Keputusan
Penganggaran Modal
- Payback
periode
Adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali jumlah
modal yang ditanam, semakin cepat modal dapat diperoleh kembali berarti semakin
kecil resiko yang harus diambil/ dihadapi (Periode waktu yang menunjukkan
berapa lama dana yang diinvestasikan akan bisa kembali)
o Kebaikan : sangat mudah diterapkan
o Kelemahan :
1. tidak memperhatikan time of money value
2. tidak memperhatikan cash in
flow setelah masa payback sehingga tidak bisa digunakan sebagai alat ukur.
o Rumus:
Payback periode = jumlah investasi * 1 tahun
Proceed
ü jika payback
periode > umur ekonomis, investasi ditolak
ü jika payback
periode < umur ekonomis, investasi diterima
- Net
Present Value (NPV)
Adalah metode penilaian investasi yg menggunakan discounted cash flow. Nilai sekarang dari arus kas tahunan dikurangi investasi awal sehingga NPV menjadi positif (NPV ≥ 0)
o Rumus :
NPV
= PVNCF – PVNOL
o Langkah –langkah
a. Tentukan discount rate yang digunakan
berdasarkan biaya modal atau Required Rate
Of Return.
b. Menghitung present value dari net cash flow.
c. Menghitung present value dar net
outlay
d. Menghitung present
value dengan mengurangkan PVNCF dengan PVNOL.
e. Kriteria = * jika
NPV (+), investasi diterima
ü jika NPV (-),
investasi ditolak.
o Kebaikan :
1. memperhitungkan time value of money
2. memperhitungkan seluruh cash flow selama
usia investasi
o kelemahan :
1. dalam membandingkan dua
investasi yang sama modalnya, nilai tunai netto tidak dapat digunakan sebagai
pedoman.
- Internal
Rate of Return (IRR)
Adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan atas suatu investasi atau
discount rate yang menunjukkan present value cash flow = present value outlay. IRR yang
didapat dibandingkan dengan biaya modal yang ditanggung perusahaan.
o Rumus ;
P2-P1
IRR =P1-C1
────────
C2
- C1
Dimana :
P = Discount rate
C = NPV
o Jika IRR
> P, investasi diterima
o Jika IRR <
P, Investasi ditolak.
- Profitability
Index
Adalah membagi nilai antara sekarang arus kas masuk yang akan
datang diterima diwaktu yang akan datang dengan arus kas keluar.
o Rumus :
Profitability Index =
PV. Proceed
PV.outlay
ü Jika PI >
1, investasi diterima
ü Jika PI <
1, Investasi ditolak.
- Accounting
Rate of Return
Adalah mendasarkan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku/
reported acc. Income. Metode ini menilai suatu dengan memperhatikan rasio
antara rata - rata dengan jumlah modal yang ditanam (initial invesment)
dengan ratio antara laba bersih dengan rata – rata modal yang ditanam.
o Rumus :
Jumlah EAT * 100 %
Investasi
ü
Jika ARR > 100%, investasi di terima
ü
Jika ARR < 100%, investasi ditolak.
o Kebaikan : terletak
pada kesederhanaannya yang mudah dimengerti
karena menggunakan data akuntansi yang tersedia.
o Kelemahan :
1. tidak memperhatikan time of
money value
2. untuk proyek
yang ada rata – rata laba bersihnya.
2.5
Prinsip Penilaian Investasi
Untuk
menilai suatu investasi domestic, beberapa langkah akan diambil oleh manajer/
analis keuangan. Langkah-langkah tersebut diantaranya :
1) Memperkirakan
aliran kas yang diperlukan untuk investasi dan kas masuk di masa mendatang dari
investasi tersebut,
2) Menghitung
tingkat keuntungan yang disyaratkan (biaya modal) untuk investasi tersebut,
yang akan dipakai sebagai discount rate untuk menghitung value aliran kas pada
langkah (1),
3) Menghitung
kelayakan investasi dengan beberapa
metode penilaian seperti NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of
Return), MIRR (Modified Internal Rate of Return), atau PP (Payback Period).
Penganggaran
modal internasional juga menggunakan langkah-langkah tersebut. Disamping
menggunakan NPV dengan biaya modal rata-rata tertimbang, metode APV (Adjusted
Present Value) juga sering dan sesuai digunakan untuk investasi internasional
karena beberapa alasan.
1.1 Menaksir
Aliran Kas
Aliran kas yang relevan
untuk suatu proyek investasi adalah aliran kas tambahan bersih (incremental)
yang dihasilkan oleh investasi tersebut. Beberapa hal perlu diperhatikan dalam
memperkirakan aliran kas tambahan dari suatu proyek, seperti berikut ini :
a. Penjualan
Tambahan
Suatu investasi akan membuka kesempatan baru (aliran
kas tambahan), yang tidak akan diperoleh jika investasi tidak dilakukan. Posisi
yang semakin kuat membuka kemungkinan penjualan yang lebih besar (meningkat) di
masa mendatang.
b. Biaya
Kesempatan
Biaya kesempatan merupakan biaya yang relevan,
bukannya biaya historis. Biaya kesempatan mencerminkan biaya ekonomi yang harus
dibayar perusahaan, tidak peduli apakah perusahaan sudah memiliki aset tersebut
atau harus membeli diluar.
c. Harga
Pasar
Harga transfer internal ditentukan untuk tujuan
meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan dengan memanfaatkan asimetri
pajak antarnegara, dan relevan dalam konteks semacam itu. Harga transfer tidak
relevan dalam pembicaraan penganggaran modal karena akan mengakibatkan distorsi
analis. Harga transfer bisa dinaikkan atau diturunkan tergantung asimetri pajak
yang terjadi, dank arena itu tidak mencerminkan harga ekonomi.
d. Fee,
Royalti, dan Lisensi
Fee, royalty, atau lisensi bisa dibebankan oleh
kantor pusat atas proyek. Bagi proyek, fee semacam itu meruapakan biaya, tetapi
meruapakan aliran kas masuk bagi kantor pusat. Fee dengan demikian akan
dimasukkan ke dalam aliran kas masuk jika analisis dilakukan dengan sudut
pandang kantor pusat.
1.2 Sudut Pandang Proyek Vs Sudut Pandang Kantor
Pusat.
Untuk menganalisis investasi, dua
sudut pandang tersebut bisa dilakukan. Pertama, sudut pandang proyek dilakukan
dalam menganalisis investasi. Kemudian, fokus berpindah ke sudut pandang
perusahaan. Pada analisis pertama, analisis invetasi bisa dilakukan seperti
analisis investasi domestik lainnya.
Kemudian fokus analisis berpindah
ke kantor pusat. Dalam analisis ini, penyesuaian terhadap aliran kas dilakukan.
Dari sudut pandang kantor pusat, ada 4 aliran kas masuk yang relevan :
1) Deviden
yang dikirimkan ke kantor pusat. Aliran kas yang
dihasilkan proyek bukan merupakan aliran kas bagi kantor pusat, sampai aliran
kas tersebut dikirimkan ke kantor pusat. Seringkali aliran kas yang
direpatriasi dikendalikan oleh negara yang bersangkutan, yang berarti aliran
kas tersebut tidak berubah menjadi deviden 100 %.
2) Utang
Internal. Kantor pusat bisa memberikan utang ke cabang untuk
pendanaan investasi. Pembayaran bunga dan pokok pinjaman ke kantor pusat
merupakan aliran kas masuk bagi kantor pusat.
3) Penjualan
Internal. Investasi internasional bisa mencipatakan penjualan
internal. Dari sudut pandang kantor pusat, penjualan semacam itu merupakan
aliran kas masuk sepanjang merupakan penjualan tambahan.
4) Royalty
dan Lisensi. Kantor pusat bisa membebani cabang
royalty atau lisensi. Dari sudut pandang proyek, royalty semacam itu
merupakan biaya. Dari sudut kantor pusat, royalty semacam itu merupakan aliran
kas masuk.
Aliran kas tersebut
dikonversikan ke mata uang kantor pusat dengan menggunakan peramalan kurs di
masa mendatang. Aliran kas tersebut kemudian dievaluasi dengan menggunakan
biaya modal kantor pusat.
Proyek internasional
tersebut juga bisa dibandingkan dengan investasi bebas risiko lokal atau
investasi oleh perusahaan local untuk menentukan sejauh mana daya tarik proyek
investasi tersebut. Jika tingkat keuntungan investasi lebih kecil dibandingkan
dengan keuntungan keuntungan pada investasi bebas resiko local, maka investasi
tersebut tidak menarik. Jika tingkat keuntungan tersebut lebih kecil
dibandingkan tingkat keuntungan oleh perusahaan local, maka akan lebih baik
jika perusahaan membeli perusahaan local dibandingkan melakukan investasi
secara langsung.
1.3 Penyesuaian
Terhadap Risiko Politik dan Ekonomi
Risiko politik dan ekonomi dari satu
negara ke negara lainnya. Untuk menyesuaikan risiko tersebut, perusahaan bisa
melakukan beberapa cara :
a. Memperpendek
periode pay-back,
b. Menaikkan
discount rate (biaya modal), dan
c. Menyesuaiakan
aliran kas.
Menaikkan discount rate atau
memperpendek pay- back period menganggap risiko aliran kas sama untuk semua
periode, dan meringkaskan risiko tersebut ke dalam ukuran tunggal. Padahal
risiko aliran kas bisa berbeda dengan periode yang berbeda. Pendekatan yang
lebih kuat adalah melakukan penyesuain terhadap aliran kas yang diharapkan.
Informasin pengaruh risiko politik terhadap aliran kas biasanya lebih baik
dibandingkan informasi pengaruh tersebut terhadap biaya modal.
2.6
Evaluasi Investasi Internasional
- Perhitungan
Aliran Kas
Perhitungan untuk setiap komponen
adalah sebagai berikut ini.
1) Penjualan
Penjualan tahun pertama
diperkirakan 1.00 unit, dengan pertumbuhan sekitar 10% per tahunnya. Harga per
unit ditentukan $50, dan harga diperkirakan mengalami pertumbuhan sesuai dengan
inflasi di AS sebesar 5% per tahunnya.
2) Biaya
Operasional
Modal kerja ditentukan
30% dari penjualan, tetapi 10% dari kebutuhan tersebut bisa dipenuhi oleh utang
dagang. Kebutuhan modal kerja bersih dengan demikian 20% dari penjualan. Modal
kerja dianggap berputar terus, tidak habis, sehingga investasi tambahan modal
kerja per tahunnya merupakan investasi tambahan.
Biasanya
variabel adalah 30% dari harga jual. Biaya administrasi dan lainnya
diperkirakan 5% dari penjualan. Biaya tersebut dibayarkan ke staf dan input
lokal (AS). Diasumsikan tidak ada fee untuk kontrak manajemen dari pusat. Tidak
ada nilai residu dalam investasi ini.
3) Peramalan
kurs
Peramalan kurs Rp/$ di
masa mendatang menggunakan model PPP (purchasing Power Parity). Kurs spot saat
ini (awal tahun) adalah Rp3.000.000/$. Inflasi di Indonesia diperkirakan
konstan sebesar 10% per tahun, sedangkan di AS sebesar 5% per tahun. Rupiah
dengan demikian diperkirakan mengalami depresiasi terhadap dolar AS di masa
mendatang. Kurs di masa mendatang dihitung sebagai berikut
Rp3.000.000(1,1/1,05)t, dimana t adalah tahun. Untuk tahun pertama,
kurs yang diperkirakan adalah Rp3.000.000 (1,1/1,05)1 = Rp3.143.000.
·
Evaluasi dengan Weighted Average Cost of
Capital
Jika kita menggunakan pendekatan
biaya modal rata-rata tertimbang, maka biaya modal rata-rata tertimbang
tersebut harus dicari terlebih dulu. Biaya modal cabang AS diasumsikan sama
dengan biaya modal kantor pusat yaitu 20%. Cabang AS tersebut memperoleh
pinjaman murah dari pemerintah AS yaitu pinjaman sebesar $22.000 (dalam $)
dengan jangka waktu lima tahun dan bunga 4% per tahun. Bunga dibayar per tahun
dan pokok pinjaman dilunasi pada akhir tahun kelima. Di samping pinjaman
tersebut, cabang juga memperoleh pinjaman dari kantor pusat sebesar
Rp16.500.000,00, dengan bunga 15% per tahun, jangka waktu lima tahun, dan pokok
dilunasi pada akhir tahun kelima. Pinjaman tersebut bedenominasi Rupiah dan
cabang membayar bunga dan pokok pinjaman dalam Rupiah. Pinjaman tersebut
kemudian dikonversikan ke dolar AS dengan kurs spot Rp3.000.000/$, menjadi
$5.500. kantor pusat diasumsikan mempunyai biaya modal utang sebesar 15%.
Aliran Kas Investasi di
AS
No
|
keterangan
|
Tahun
|
|
|
|
|
|
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||
1
|
Penj(unit)
|
|
1.000
|
1.100
|
1.210
|
1.331
|
1.464
|
|
2
|
Harga
|
|
50
|
53
|
55
|
58
|
61
|
|
3
|
Penj($)
|
|
50.000
|
57.750
|
66.701
|
77.040
|
88.981
|
|
4
|
Biaya Variabel/unit
|
|
15
|
16
|
17
|
17
|
18
|
|
5
|
Total Biaya Variabel
|
|
15.000
|
17.325
|
20.010
|
23.112
|
26.694
|
|
6
|
Lisensi (20%penj)
|
|
10.000
|
11.550
|
13.340
|
15.408
|
17.796
|
|
7
|
Biaya Lainnya
(5%penj)
|
|
5.000
|
5.775
|
6.670
|
7.704
|
8.898
|
|
8
|
Depresiasi
|
|
20.000
|
20.000
|
20.000
|
20.000
|
20.000
|
|
9
|
Biaya Total
|
|
50.000
|
54.650
|
60.021
|
66.224
|
73.389
|
|
10
|
Laba sebelum Pajak
|
|
0
|
3.100
|
6.681
|
10.816
|
15.592
|
|
11
|
Pajak (35%)
|
|
0
|
1.085
|
2.338
|
3.786
|
5.457
|
|
12
|
Laba sesudah pajak($)
|
|
0
|
2.015
|
4.342
|
7.030
|
10.135
|
|
13
|
Investasi($)
|
-100.000
|
|
|
|
|
|
|
14
|
Modal Kerja
|
0
|
10.000
|
11.550
|
13.340
|
15.408
|
17.796
|
|
15
|
Investasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Modal Kerja
|
-10.000
|
-1. 550
|
-1.790
|
-2.068
|
-2.388
|
0
|
|
16
|
Aliran kas ($)
|
-110.000
|
18.450
|
20.225
|
24.642
|
30.135
|
17.796
|
|
17
|
Kursi(Rp/$)
|
3.000
|
3.143
|
3.449
|
3.966
|
4.777
|
6.028
|
7.969
|
19
|
Aliran Kas(Rp000)
|
-330.000
|
57.986
|
69.761
|
88.339
|
117.716
|
181.654
|
141.814
|
Penjelasan:
Baris 3 = Baris 1 x
baris 2
Baris 5 = baris 4 x
baris 1
Baris 6 = lisensi
ditetapkan 20% dari penjualan
Baris 9 : biaya total =
baris 5+baris 6+baris7+baris8
Baris 14 = modal kerja
dutetapkan 20% dari penjualan
Baris 15 – investasi
modal kerja merupakan investasi tambahan untuk setiap tahunnya, dikeluarkan
pada akhir tahun.
Baris 16: baris 12 +
baris 8 (baris 13+baris 15)
Baris 17: kurs saat ini
Rp3.000,00/$. Kurs tahun berikutnya dihitung dengan model PPP
Baris 18: (baris 16xbaris17)/1000
Pinjaman
dalam bentuk rupiah dikembalikan dalam bentuk rupiah juga ke kantor pusat
karena rupiah diperkirakan mengalami depresiasi terhadap dollar, pinjaman
dengan bunga minimal 15% akan memiliki bunga efektif yang lebih kecil dari 15%,
berdasarkan kacamata cabang. Berikut ini diperkirakan aliran kas dalam $ yang
diperlukan untuk membayar pinjaman ke kantor pusat, dan IRR (Internal Rate of
Return) yang merupakan ukuran tingkat bunga pinjaman efektif. iRR dihitung
melalui formula seperti berikut ini:
Perhitungan Biaya Modal
Efektif untuk Pinjaman dari Kantor Pusat
No
|
Keterangan
|
|
Tahun
|
|
|
|
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Aliran kas, utang
dari kantor pusat (Rp000)
|
16.500
|
|
|
|
|
|
2
|
Bunga (15%xRp16,5
juta)
|
|
-2.475
|
-2.475
|
-2.475
|
-2.475
|
-2.475
|
3
|
Pokok pinjaman
|
|
|
|
|
|
-16.500
|
4
|
Total kas (Rp000)
|
16.500
|
-2.475
|
-2.475
|
-2.475
|
-2.475
|
-18.975
|
5
|
Kurs (Rp/$)
|
3.000
|
3.143
|
3.449
|
3.966
|
4.777
|
6.028
|
6
|
Total aliran kas ($)
|
+5.500
|
-1.313
|
-1.196
|
-1.040
|
-864
|
-3.422
|
IRR (untuk baris 6) =
0,1108052 atau 11%
Setelah
memeroleh informasi tersebut, kita bisa menghitung biaya modal rata-rata
tertimbang untuk cabang dan perusahaan pusat. Berikut ini ringkasan biaya modal
tersebut.
Biaya Modal
Rata-rata Tertimbang (Cabang dan Kantor Pusat)
Cabang Perusahaan
|
|
proporsi
|
Biaya Modal sesudah Pajak
|
Biaya Modal
Tertimbang
|
Utang dari Pemerintah
|
$22.000
|
20%
|
4%(1-0,35)=2,6%
|
0,52%
|
Utang dari kantor
pusat
|
$5.500
|
5%
|
11%(1-0,35)=7,15%
|
0,36%
|
saham
|
$82.500
|
75%
|
20%
|
15,00%
|
|
|
|
WACC =
|
15,88%
|
Kantor Pusat
|
|
|
|
|
utang
|
|
25%
|
15(1-0,35)=9,75%
|
2,44%
|
Saham
|
|
75%
|
20%
|
15,00%
|
|
|
|
WACC =
|
17,5%
|
Setelah biaya
modal rata-rata tertimbang dihitung, angka tersebut kemudian bisa dipakai untuk
menghitung NPV investasi di atas. Ada dua tahap dalam analisis tersebut, yaitu
sudut pandang investasi tersebut (proyek) dan sudut pandang kantor pusat. Tabel
berikut ini menghitung NPV dengan sudut pandang proyek.
Present Value dari
sudur pandang proyek
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Aliran kas (Rp000)
(Discount factor)
|
-330.000
|
57.986
|
69.761
|
88.339
|
117.716
|
181.654
|
141.814
|
Pada 16%
|
1.000
|
0.8621
|
0.7432
|
0.6407
|
0.5523
|
0.4761
|
0.4104
|
PV Kas ($)
|
-110.000
|
18.450
|
20.225
|
22.275
|
24.642
|
30.135
|
17.796
|
Kumulatif PV
|
-110.000
|
-91.550
|
-71.
325
|
-49.051
|
-24.409
|
5.727
|
23.523
|
NPV = $133.523-$110.000
= +$23.523
PRESENT Value dari
Sudut Pandang Kantor Pusat
|
|
|
Tahun
|
|
|
|
|
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Aliran kas masuk($)
|
|
18.450
|
20.225
|
22.275
|
24.642
|
30.135
|
17.796
|
2. Pembayaran Utang
($)
|
|
-880
|
-880
|
-880
|
-880
|
-880
|
-880
|
3. Dividen ($)
|
|
17.570
|
19.345
|
21.395
|
23.762
|
7.255
|
17.796
|
4 Lisensi ($)
|
|
10.000
|
11.550
|
13.340
|
15.408
|
17.796
|
0
|
5 Total Remisi ($)
|
|
27.570
|
30.895
|
34.735
|
39.170
|
25.051
|
17.796
|
6 Kurs (Rp/$)
|
3.000
|
3.143
|
3.449
|
3.966
|
4.777
|
6.028
|
7.969
|
7. total Remisi
(Rp000)
|
|
89.124
|
106.565
|
137.755
|
187.116
|
151.009
|
141.814
|
8. pembayaran Utang
ke kantor pusat (Rp000)
|
|
2.475
|
2.475
|
2.475
|
2.475
|
18.975
|
0
|
9.Kas Masuk Total
(Rp000)
|
|
89.124
|
109.040
|
140.230
|
189.591
|
169.984
|
141.814
|
Aliran Kas Keluar
|
|
|
|
|
|
|
|
10. investasi ($)
|
-110.000
|
|
|
|
|
|
|
11. pajak (10%) untuk
dividen dan lisensi
|
|
-2.757
|
-3.089
|
-3.473
|
-3.917
|
-2.505
|
-1.780
|
12. kas Keluar Total
($)
|
-110.000
|
-2.757
|
-3.089
|
-3.473
|
-3.917
|
-2.505
|
-1.780
|
13. kurs(Rp/$)
|
3.000
|
3.143
|
3.449
|
3.966
|
4.777
|
6.028
|
7.969
|
14. kas Keluar Total
(Rp000)
|
-330.000
|
-8.665
|
-10.657
|
-13.775
|
-18.712
|
-15.101
|
-14.181
|
15. kas Bersih
(Rp000)
|
-330.000
|
80.459
|
98.384
|
126.454
|
170.879
|
154.883
|
127.633
|
16. discount factor
|
1.000
|
0.8511
|
0.7243
|
0.6164
|
0.5240
|
0.4465
|
0.3800
|
17. PV Kas (Rp000)
|
-330.000
|
68.476
|
71.260
|
77.951
|
89.647
|
69.154
|
48.499
|
18. kumulatif
|
-330.000
|
-261.524
|
-190.264
|
-112.313
|
-22.666
|
46.488
|
94.987
|
NPV = Rp424.987rb –
Rp330.000 rb = Rp 94.987 ribu
Penjelasan:
1. Dividen
diasumsikan bisa diremisi (kirim) ke kantor pusat 100%. Jika dividen dikirimkan
ke kantor pusat, ada pajak 10% oleh pemerintah AS, tetapi diasumsikan tidak ada
pajak dari Indonesia dengan datangnya kas tersebut. Anga dalam baris 1 tabel
ini sama diambil dari angka baris 16 tabel 19.1
2. Tetapi
sebelum dividen dibayarkan, utang dari pihak luar, dalam hal in pemerintah AS,
harus dilunasi terlebih dahulu. Baris kedua merupakan pembayaran bunga dan utang
ke pemerintah AS dalam dolar AS.
3. Kas
yang tersisa, sesudah pembayaran bunga dan utang, merupakan dividend an bisa
dikirimkan ke kantor pusat (dibayarkan 100%).
4. Di
samping dividen, kantor pusat juga memperoleh kas masuk dari lisensi yang
dibebankan ke cabang. Lisensi tersebut besarnya adalah 20% dari penjualan.
5. Baris
ini menjumlahkan total remisi dalam dolar AS (baris 3+ baris 4).
6. Baris
enam menyajikan kurs Rp/$ yang dihitung dengan PPP.
7. Baris
tujuh menyajikan total remisi dalam Rp, yaitu baris 5 dikalikan baris 6.
8. Utang
dari kantor pusat harus dibayarkan kembali. Utang tersebut merupakan aliran kas
masuk bagi kantor pusat. Diasumsikan aliran kas masuk dari utang tersebut tidak
dikenai pajak oleh pemerintah AS.
9. Baris
9 mmerupakan penjumlahan baris 7 dengan baris 8, dan merupakan kas masuk total
bagi kantor pusat.
10. Baris
10 merupakan investasi awal dalam pabrik dan modal kerja tahun pertama
($100.000 plus $10.000).
11. Pajak
diasumsikan 10% untuk aliran kas keluar dari AS, dikenakan terhadap dividend an
lisensi. Untuk menyederhanakan perhitungan, diasumsikan tidak ada pajak untuk
aliran dana masuk ke Indonesia jika pajak tersebut ada dan aliran kas masuk
repatriasi juga dikenakan pajak, maka pajak tinggal dihitung berdasarkan aliran
kas masuk tersebut.
12. Penjumlahan
bari 11 dan baris 10.
13. Kurs
Rp/$ untuk periode lima tahun mendatang.
14. Total
kas keluar dalam Rupiah (baris 12 x baris 13).
15. Kas
bersih yang merupakan penjumlahan baris 9 (kas masuk) dengan baris 14 (kas
keluar).
16. Discount
factor merupakan menggunakan biaya modal rata-rata tertimbang untuk kantor
pusat (17,5%), lihat tabel 19.3.
17. Present
value aliran kas, atau baris 15 dikalikan baris 16. Modal kerja diasumsikan
kembali pada akhir tahun keenam.
18. Kumulatif
PV, Net Present Value dengan menggunakan kantor pusat sebagai sudut pandang
adalah Rp 94.987. NPV positif tersebut menunjukkan bahwa investasi tersebut
merupakan investasi yang baik.
- Evaluasi
dengan Adjusted Present Value
APV
untuk cabang dan pusat. Perhitungan berikut ini menggunakan metode Adjusted
Present Value. Pertama, aliran kas operasional dihitung dan kemudian dipresent
value-kan dengan menggunakan biaya modal saham kantor pusat. Perhitungan
menunjukkan bahwa, dari sudut pandang cabang, investasi menghasilkan NPV
negative, sebelumemperhitungkan manfaat tambahan lainnya seperti penghematan
pajak karena bunga atau subsidi bunga.
- Menghitung manfaat tambahan
Untuk menghitung APV, kita perlu
mengidentifikasi manfaat – manfaat tambahan yang di peroleh setelah kita
emlakukan investasi. Misal, manager telah
mengidentifikasitiga manfaat: penghematan pajak karena depresisi,
penghematan pajak karena bunga, dan penghematan pajak karena subsidi pinjaman.
Tiga tabel berikut menyjikan perhitungan manfaat tambahan. Tabel pertama
berikut menyajikan perhitungan penghematan pajak karena depresiai. Depresiasi
bisa dipakai segabai pengurang pajak, karena dengan membenankan depresiasi
perusahaan akan membayar pajak lebih sedikit dibanding kalau perusahaan tidak
mepunyai depresiasi.
- Menghitung penjualan Tambahan
Dari
sudut pandang kantor pusat, investasi luar negeri bisa di harapkan mendatangkan
penjualan tambahan yang merupakan tambahan aliran kas dari sudut pandang kantor
pusat. Sebagai contoh, dalam ilustrasi perusahaan multinasional Indonesia di
muka, kantor pusat memperkirakan bisa mengekspor barang ke cabang sekitar 25%
dari penjualan cabang. Ekspor tersebut merupakan tambahan aliran kas dari sudut
pandang kantor pusat, dan bisa di masukkan ke dalam analisis. Di lain pihak, kantor
pusat bisa memperkirakan kanibalisasi yang mungkin terjadi dan memasukkan
kanibalisasi tersebut ke dalam analisis. Misal, Jika cabang AS tersebut
memasok pasar AS sementara sebelumnya kantor pusat mengekspor langsung ke AS.Dengan
demikian produk yang di hasilkan cabang akan bersaing dengan ekspor langsung
dari kantor pusat. Misal, jika cabang menjual 1.000 unit pada tahun
pertama, sementara kantor pusat akan kehilangan 100 unit ekspor karena
persaingan tersebut. Setelah melakukan penyesuaian terhadap kenaikan dan
penurunan (kanibalisasi) produk, kantor pusat kemudian mengevaluasi investasi
seperti biasa.
- Analisis
Sensitivitas
Manager
bisa melakukan analisis sensitivitas dengan bertanya, misalnya, “bagaimana jika
(what-if) tingkat pertumbuhan
penjualan adalah 5%?” Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan 5% kemudian
investasi dihitung lagi dan dievaluasi ualng. Asumsi tersebut bisa di rubah –
rubah, misalnya pertumbuhan penjualan di rubah dari 10% menjadi 5%, menjadi 2%,
menjadi 15% dan seterusnya. Variabel yang dianalisis sensivitasnya bisa di rubah
– rubah, yang apsa dasarnya bisa di perkirakan merupakan variabel yang kritis.
Analisis sensitiviats tersebut bisa memperlihatkan variabel yang paling kritis
untuk kesuksesan investasi. Variabel yang membuat
hasil investasi berubah tajam (menyimpang jauh dari yang di harapkan) jiak
variabel tersebut di rubah, merupakan variabel kritis. Manager kemudian bisa
memfokuskan pada penegendalian variabel tersebut untuk menjamin kesuksesan
investasi.
- Analisis Simulasi
Simulasi
merupakan perkembangan lebih lanjut dari analisis sensitivitas. Perangkat lunak
komputer biasanya di gunakan untuk analisis simulasi. Simulasi digunakan untuk
mengasumsikan distribusi variabel yang akan di simulasikan.
- Analisis Certainty equivalent.
Dalam metod eini, manager
mengalihkan aliran kas dengan faktor kepastian yang bernilai antara 0 sampai 1.
Setelah dikaitkan dengan faktor tersebut, manager kemudian akan
memperolehaliran kas yang pasti. Karena merupakan aliran kas yang apsti, aliran
aks tersebut kemudian dipresentvalue-kan dengan menggunakan tingkat bunga bebas
resilo. Misal, faktor kepastian adalah 0,80 aliran kas pada tahun pertma adalah
Rp 100 juta. Dengan menggunakan faktor tersebut, kita akan memperoleh 0,8 x
100juta = 80juta, yang merupakan aliran kas yang pasti. Dalam kenyataan, tidak
mudah emnentukan faktor kepastian tersebut. Tidak ada formula yang apsti,
sehingga penentuan faktor tersebut relatif sembarang penentuan.
- Menggukanan teori OPSI
Teori opsi
dianggap memberi sumbangan penting dalam analissi keuangan, termasuk dalam
analissi investasi. Opsi merupakan pilihan, menager bisa memilih apakah akan
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Kesimpulan analisis investasi
dengan metode aliran kas yang di sikontokan (present value) bisa berbed dari
kesimpulan analisis investasi dengan teori opsi. Contoh berikut ini menggambarkan
situasi tersebut.
2.7 Contoh Soal
PT. Freedom Forever Multinational Company akan membuat
penganggaran modal perusahaan dengan data sebagai berikut :
a. Pada
tahun ke-1 permintaan sebesar 50.000 unit, tahun ke-2 sebesar 75.000 unit,
tahun ke-3 sebesar 100.000 unit dan tahun ke-4 sebesar 125.000 unit.
b. Harga
per unit sebesar SGD 400 (tahun ke-1), SGD 500 (tahun ke-2), SGD 550 (tahun ke-3) dan SGD 600 (tahun ke-4).
c. Biaya
sewa tahunan, biaya tetap tahunan lain serta penyusutan seperti dalam kolom yang telah disediakan.
d. Pajak
pemerintah tamu ditetapkan sebesar 25%.
e. SGD
yang dipulang oleh anak perusahaan adalah 100% dari arus kas.
f. Witholding
tax atas dana yang dipulangkan sebesar 10%.
g. Nilai
sisa pada tahun ke-4 adalah 15.000.000.-
h. Nilai
tukar SGD terhadap USD adalah 0,4 (tahun ke-1); 0,5 (tahun ke-2); 0,5 (tahun
ke-3) dan 0,6 (tahun ke-4).
i.
PV atas arus kas ke
induk dengan suku bunga diskonto 15%.
j.
Investasi awal induk
sebesar 13.000.000
Berdasarkan data
diatas saudara diminta untuk menghitung NPV kumulatif pada tahun 1, 2, 3 dan 4
serta kolom – kolom yang masih kosong sesuai dengan lembaran yang telah
disediakan.
Penganggaran
Modal MNC PT. Freedom Forever Multinational Company
No
|
Keterangan
|
Tahun 0
|
Tahun 1
|
Tahun 2
|
Tahun 3
|
Tahun 4
|
1
|
Permintaan
|
-
|
50.000
|
75.000
|
100.000
|
125.000
|
2
|
Harga per unit (SGD)
|
-
|
|
|
|
|
3
|
Pendapatan total (1 x 2)
|
-
|
|
|
|
|
4
|
Biaya variabel per unit (SGD)
|
-
|
175
|
250
|
300
|
350
|
5
|
Biaya variabel total (1 x 4)
|
-
|
|
|
|
|
6
|
Biaya sewa tahunan
|
-
|
2.000.000
|
2.000.000
|
2.000.000
|
2.000.000
|
7
|
Biaya sewa tetap tahunan lain
|
-
|
2.500.000
|
2.250.000
|
3.000.000
|
3.250.000
|
8
|
Beban non kas (penyusutan)
|
-
|
2.000.000
|
2.000.000
|
2.000.000
|
2.000.000
|
9
|
Beba total (5+6+7+8)
|
-
|
|
|
|
|
10
|
Laba sebelum pajak anak
perusahaan (3 – 9)
|
-
|
|
|
|
|
11
|
Pajak pemerintah tamu (25%)
|
-
|
|
|
|
|
12
|
Laba setelah pajak anak
perusahaan
|
-
|
|
|
|
|
13
|
Arus kas netto bagi anak
perusahaan (12 + 8)
|
-
|
|
|
|
|
14
|
SGD yang dipulangkan anak
perusahaan (100% dari arus kas)
|
-
|
|
|
|
|
15
|
Witholding tax
atas dana yang dipulangkan (10%)
|
-
|
|
|
|
|
16
|
SGD yang dipulangkan setelah witholding
tax
|
-
|
|
|
|
|
17
|
Nilai sisa
|
-
|
|
|
|
15.000.000
|
18
|
Nilai tukar SGD
|
-
|
0,4
|
0,5
|
0,5
|
0,6
|
19
|
Arus kas kepada induk
|
-
|
|
|
|
|
20
|
PV dari arus kas kepada
induk (dengan suku bunga
diskonto 15%)
|
-
|
|
|
|
|
21
|
Investasi awal oleh induk
|
13.000.000
|
|
|
|
|
22
|
NPV kumulatif
|
-
|
|
|
|
|
Jawaban Contoh Soal
Penganggaran Modal MNC
PT. Freedom Forever Multinational Company
No
|
Keterangan
|
Tahun 0
|
Tahun 1
|
Tahun 2
|
Tahun 3
|
Tahun 4
|
1
|
Permintaan
|
-
|
50.000
|
75.000
|
100.000
|
125.000
|
2
|
Harga per unit (SGD)
|
-
|
400
|
500
|
550
|
600
|
3
|
Pendapatan total (1 x 2)
|
-
|
20.000.000
|
37.500.000
|
55.000.000
|
75.000.000
|
4
|
Biaya variabel per unit (SGD)
|
-
|
175
|
250
|
300
|
350
|
5
|
Biaya variabel total (1 x 4)
|
-
|
8.750.000
|
18.750.000
|
30.000.000
|
43.750.000
|
6
|
Biaya sewa tahunan
|
-
|
2.000.000
|
2.000.000
|
2.000.000
|
2.000.000
|
7
|
Biaya sewa tetap tahunan lain
|
-
|
2.500.000
|
2.250.000
|
3.000.000
|
3.250.000
|
8
|
Beban non kas (penyusutan)
|
-
|
2.000.000
|
2.000.000
|
2.000.000
|
2.000.000
|
9
|
Beba total (5+6+7+8)
|
-
|
15.250.000
|
25.000.000
|
37.000.000
|
51.000.000
|
10
|
Laba sebelum pajak anak
perusahaan (3 – 9)
|
-
|
4.750.000
|
12.500.000
|
18.000.000
|
24.000.000
|
11
|
Pajak pemerintah tamu(25%)
|
-
|
1.187.500
|
3.125.000
|
4.500.000
|
6.000.000
|
12
|
Laba setelah pajak anak
perusahaan
|
-
|
3.562.500
|
9.375.000
|
13.500.000
|
18.000.000
|
13
|
Arus kas netto bagi anak
perusahaan (12 + 8)
|
-
|
5.562.500
|
11.375.000
|
15.500.000
|
20.000.000
|
14
|
SGD yang dipulangkan anak perusa-
haan (100% dari arus kas)
|
-
|
5.562.500
|
11.375.000
|
15.500.000
|
20.000.000
|
15
|
Witholding tax atas
dana yang dipulangkan (10%)
|
-
|
556.250
|
1.137.500
|
1.550.000
|
2.000.000
|
16
|
SGD yang dipulangkan setelah witholding
tax
|
-
|
5.006.250
|
10.237.500
|
13.950.000
|
18.000.000
|
17
|
Nilai sisa
|
-
|
-
|
-
|
-
|
15.000.000
|
18
|
Nilai tukar SGD
|
-
|
0,4
|
0,5
|
0,5
|
0,6
|
19
|
Arus kas kepada induk
|
-
|
2.002.500
|
5.118.750
|
6.975.000
|
19.800.000
|
20
|
PV dari arus kas kepada
induk (dengan suku bunga
diskonto 15%)
|
-
|
1.741.304
|
4.451.087
|
6.065.217
|
17.217.391
|
21
|
Investasi awal oleh induk
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
22
|
NPV kumulatif
|
-
|
(11.258.696)
|
(6.807.610)
|
(742.393)
|
16.474.998
|
Kesimpulan : Memperhatikan NPV projek pada tahun keempat
sebesar positif USD. 16.474.998, maka proyek dapat / layak diterima.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di
atas, Penganggaran Modal (capital budgeting) sangatlah penting dalam menentukan
alur kas,investasi dan penanaman saham. Dimana bila perhitungan atau keputusan
untuk pengambilan penganggaran modal tepat, maka keuntungan bagi perusahaan
akan meningkat sesuai dengan perhitungan. Dan sangatlah penting bagi manajer keuangan
untuk sangat hati-hati dalam mengambil keputusan dengan keadaan keuangan suatu
perusahaan.
Pada prinsipnya
penganggaran modal atau capital budgeting perusahaan multi nasional sama dengan
perusahaan domestik. Namun dengan melibatkan bermacam-macam mata uang asing
dalam transaksinya, mengakibatkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penganggaran modal perusahaan multinasional relatif lebih kompleks daripada
perusahaan domestic
DAFTAR RUJUKAN
Radebaugh, Gray, dan Black, 2006, International
Accounting and Multinational Enterprises, 6Ed, John Wiley &Sons,
Inc, USA
Hanafi, Mamduh M., Manajemen Keuangan, BPFE,
Yogyakarta, 2012
Brealy, Richard and Myers, Stewart.
Principle of Corporate Finance, Mc Graw HillCompany
Inc, 2000.
Bambang Ryanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan, BPFE-Yogyakarta, 1995.
Bringham, Eugene and Ehrhardt, Michael,
Financial Management: Theory and Practice,
11 e, South Western, Thomson Corporation, 2005.
Ross, Stephen A., Weterfield, Rudollph
W., and Jaffe,Jeffery F., Corporate
Finance, Second Edition,
Homewood, Ill: Richard D.lrwin, 1990.
Moh Benny
Alexandri, 500! Soal Manajemen Keuangan yang Paling Sering Ditanyakan dan
Pemecahannya, Alfabeta, 2006.
. . . seorang manajer keuangan
selalu dihadapkan pada berbagai pilihan investasi yang paling menguntungkan
bagi perusahaan . . .
No comments:
Post a Comment