NAMA : MOHAMAD BASTOMI
NIM :
11510131
KELAS :
MANAJEMEN D
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
UIN MALIKI MALANG
1.
PENGERTIAN FILSAFAT
Pengertian filsafat menurut para ahli yaitu:
Secara umum
Filsafat
adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep
dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai
suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu
secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan
segala hubungan.
Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed. dan
Mustakim, S.Pd.,MM,
Istilah
dari filsafat berasal bahasa Yunani : ”philosophia”. Seiring perkembangan jaman
akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam
kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa
Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.
Plato
Filsafat
adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
Aristoteles
Filsafat
adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya
ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
Al Farabi
Filsafat adalah ilmu (
pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
Marcus Tullius
Cicero (106 SM - 43SM)
Politikus dan
ahli pidato Romawi, merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu
yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
http://alimudinmakalah.blogspot.com/2009/04/pengertian-filsafat-menurut-ahli.html
Plato ( 428 -348 SM )
Filsafat
tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
Aristoteles ( (384 – 322 SM)
Bahwa
kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan
demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab
telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
Cicero ( (106 – 43 SM )
Filsafat
adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia juga
mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
Johann Gotlich Fickte (1762-1814
)
Filsafat
sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi
dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan.
Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran
dari seluruh kenyataan.
Paul Nartorp (1854 – 1924 )
Filsafat
sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan
manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .
Imanuel Kant ( 1724 – 1804 )
Filsafat
adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan
yang didalamnya tercakup empat persoalan.
- Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
- Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
- Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
- Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
Notonegoro
Filsafat
menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang
tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
Driyakarya
Filsafat
sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan
berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa
yang penghabisan “.
Sidi Gazalba
Berfilsafat
ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu
yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
Harold H. Titus (1979 )
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam
yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik
atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi;
Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan;
Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan
pengertian ( konsep );
Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang
dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
Hasbullah
Bakry
Ilmu
Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai
Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan
itu.
Prof. Mr.Mumahamd Yamin
Filsafat
ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya
didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
Prof.Dr.Ismaun, M.Pd.
Filsafat
ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara
sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal,
integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki
(pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
Bertrand Russel
Filsafat
adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains.
Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai
masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh,
tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian
akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI,
menyimpulkan: Filsafat adalah suatu ikhtiar
untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya
suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan
dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada
kesimpulan-kesimpulan yang universal.
Rene Descartes —
Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan
tentang Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.
Ir. Oedja Wiatna
Fisafat adalah ilmu yang benisaha untuk
mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran
belaka.
Sokrates
Filsafat adalah proses pencarian
makna terdalam dari eksistensi manusia dan alam semesta yang dilaksanakan dalam
aktivitas dalam menjawab pertanyaan yang meliputi seluruh kehidupan manusia
yang sedalam-dalamnya.
Stephen R. Toulmin,
Menyatakan filsafat adalah Sebagai suatu cabang
ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat
dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola
perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan,
pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai
landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal,
metodologi praktis, dan metafisika
Abu Y’aqub al-kindi
“Filsafat adalah pengetahuan atas realitas
dalam kemungkingn-kemungkinan akal manusia, karena filsafat berakhir pada teori
ilmu pengetahuan untuk memperoleh kebenaran dan bertindak di atas rel kebenaran
yang sudah ditemukan”,.
2. Pembagian Aliran-aliran Filsafat :
Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat
klasik, filsafat abad pertengahan, filsafat modern dan filsafat
kontemporer.Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad
pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen selanjutnya
filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat kontemporer
didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern. Berikut pembahasan tentang
filsafat-filsafat tersebut:
1.
Filsafat Periode Klasik
Filsafat yunani telah mencapai kejayaannya sehingga
melahirkan peradaban yunani dan menjadikan titik tolak peradaban manusia di
dunia. Filsafat yunani telah menyebar dan mempengaruhi di berbagai bangsa
diantaranya adalah bangsa Romawi, karena Romawi merupakan kerajaan terbesar di
daratan Eropa pada waktu itu. Bangsa Romawi yang semula beragama kristen dan
kemudian kemasukan filsafat merupakan suatu formulasi baru yaitu agama
berintegrasi dengan filsafat, sehingga munculah filsafat Eropa yang tak lain
penjelmaan dari filsafat Yunani.
Para sarjana filsafat mengatakan bahwa mempelajari
filsafat Yunani berarti menyaksikan kelahiran filsafat. Karena itu tidak ada
pengantar filsafat yang lebih ideal dari pada study perkembangan pemikiran
filsafat di negeri Yunani. Alfred Whitehead mengatakan tentang Plato: "All
Western phylosophy is but a series of footnotes to Plato". Pada Plato dan
filsafat Yunani umumnya dijumpai problem filsafat yang masih dipersoalkan
sampai hari ini.Tema-tema filsafat Yunani seperti ada, menjadi, substansi,
ruang, waktu, kebenaran, jiwa, pengenalan, Allah dan dunia merupakan tema-tema
bagi filsafat seluruhnya.
Ada tiga filsuf dari kota Miletos yaitu Thales,
Anaximandros dan Anaximenes. Ketiganya secara khusus menaruh perhatian pada
alam dan kejadian-kejadian alamiah, terutama tertarik pada adanya perubahan
yang terus menerus di alam. Mereka mencari suatu asas atau prinsip yang tetap
tinggal sama di belakang perubahan-perubahan yang tak henti-hentinya itu.
Thales mengatakan bahwa prinsip itu adalah air, Anaximandros berpendapat to
apeiron atau yang tak terbatas sedangkan Anaximenes menunjuk udara.
Thales juga berpendapat bahwa bumi terletak di atas
air. Tentang bumi, Anaximandros mengatakan bahwa bumi persis berada di pusat
jagat raya dengan jarak yang sama terhadap semua badan yang lain. Sedangkan
mengenai kehidupan bahwa semua makhluk hidup berasal dari air dan bentuk hidup
yang pertama adalah ikan.Dan manusia pertama tumbuh dalam perut ikan.Sementara
Anaximenes dapat dikatakan sebagai pemikir pertama
yang mengemukakan persamaan antara tubuh manusia dan jagat raya.Udara di alam
semesta ibarat jiwa yang dipupuk dengan pernapasan di dalam tubuh manusia.
Filosof berikutnya yang perlu diperkenalkan adalah
Pythagoras. Ajaran-ajarannya yang pokok adalah pertama dikatakan bahwa jiwa
tidak dapat mati.Sesudah kematian manusia, jiwa pindah ke dalam hewan, dan
setelah hewan itu mati jiwa itu pindah lagi dan seterusnya.Tetapi dengan
mensucikan dirinya, jiwa dapat selamat dari reinkarnasi itu.Kedua dari
penemuannya terhadap interval-interval utama dari tangga nada yang diekspresikan
dengan perbandingan dengan bilangan-bilangan, Pythagoras menyatakan bahwa suatu
gejala fisis dikusai oleh hukum matematis.Bahkan katanya segala-galanya adalah
bilangan. Ketiga mengenai kosmos, Pythagoras menyatakan untuk pertama kalinya,
bahwa jagat raya bukanlah bumi melainkan Hestia (Api), sebagaimana perapian
merupakan pusat dari sebuah rumah.
Pada Zaman Pythagoras ada Herakleitos Di kota
Ephesos dan menyatakan bahwa api sebagai dasar segala sesuatu. Api adalah
lambang perubahan, karena api menyebabkan kayu atau bahan apa saja berubah
menjadi abu sementara apinya sendiri tetap menjadi api. Herakleitos juga
berpandangan bahwa di dalam dunia alamiah tidak sesuatupun yang tetap.Segala
sesuatu yang ada sedang menjadi.Pernyataannya yang masyhur "Pantarhei kai
uden menei" yang artinya semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang
tinggal tetap.Filosof pertama yang disebut sebagai peletak dasar metafisika
adalah Parmenides.Parmenides berpendapat bahwa yang ada ada, yang tidak ada
tidak ada. Konsekuensi dari pernyataan ini adalah yang ada 1) satu dan tidak
terbagi, 2) kekal, tidak mungkin ada perubahan, 3) sempurna, tidak bisa
ditambah atau diambil darinya, 4) mengisi segala tempat, akibatnya tidak
mungkin ada gerak sebagaimana klaim Herakleitos.
Biografi salah satu filsuf pada abad klasik
Thales (624-546 SM)
Posted on 2 Agustus 2010 by Biografi
Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah
filsafat Barat pada abad ke-6 SM. Sebelum Thales, pemikiran Yunan dikuasai cara
berpikir mitologis dalam menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap
sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan
gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio
manusia. Ia juga dikenal sebagai salah seorang dari Tujuh Orang Bijaksana
(dalam bahasa Yunani hoi hepta sophoi), yang oleh
Aristoteles diberi gelar ‘filsuf yang pertama’. Selain sebagai filsuf, Thales
juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik. Bersama dengan
Anaximandros dan Anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos.
Thales tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis
mengenai pemikiran filsafatnya. Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui
tulisan Aristoteles tentang dirinya. Aristoteles mengatakan bahwa
Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula terjadinya
alam semesta. Karena itulah, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat
alam (natural philosophy).
Thales (624-546 SM) lahir di kota Miletos yang
merupakan tanah perantauan orang-orang Yunani di Asia Kecil. Situasi Miletos
yang makmur memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi waktu dengan
berdiskusi dan berpikir tentang segala sesuatu. Hal itu merupakan awal dari
kegiatan berfilsafat sehingga tidak mengherankan bahwa para filsuf Yunani
pertama lahir di tempat ini.
Thales adalah seorang saudagar yang sering
berlayar ke Mesir. Di Mesir, Thales mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke
Yunani. Ia dikatakan dapat mengukur piramida dari bayangannya saja. Selain itu,
ia juga dapat mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai. Kemudian Thales
menjadi terkenal setelah berhail memprediksi terjadinya gerhana matahari pada
tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Thales dapat melakukan prediksi tersebut karena ia
mempelajari catatan-catatan astronomis yang tersimpan di Babilonia sejak 747
SM.
Di dalam bidang politik, Thales pernah menjadi
penasihat militer dan teknik dari Raja Krosus di Lydia. Selain itu, ia juga pernah
menjadi penasihat politik bagi dua belas kota Iona.
Pemikiran
Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu
Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip
dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala sesuatu. Air menjadi
pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta. Berkat
kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada sebab-sebab di luar dirinya,
air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak terbinasakan.
Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan
semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga
memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah
bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang.
Selain itu, ia juga mengemukakan pandangan
bahwa bumi terletak di atas air. Bumi dipandang sebagai bahan yang satu kali
keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.
Pandangan tentang Jiwa
Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di
jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi
juga benda mati.Teori tentang materi yang berjiwa ini disebut hylezoisme.
Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena
mampu menggerakkan besi.
Teorema Thales
Di dalam
geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang disebut teorema Thales,
kendati belum tentu seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya. Teorema
Thales berisi sebagai berikut:
Teorema Thales :
- 1. Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.
- 2. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.
- 3. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan akan sama.
- 4. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
- 5. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.
Pandangan Politik
Berdasarkan catatan Herodotus, Thales pernah memberikan
nasihat kepada orang-orang Ionia yang sedang terancam oleh serangan dari
Kerajaan Persia pada pertengahan abad ke-6 SM. Thales menyarankan orang-orang
Ionia untuk membentuk pusat pemerintahan dan administrasi bersama di kota Teos
yang memiliki posisi sentral di seluruh Ionia. Di dalam sistem
tersebut, kota-kota lain di Ionia dapat dianggap seperti distrik dari
keseluruhan sistem pemerintahan Ionia. Dengan demikian, Ionia telah
menjadi sebuah polis yang bersatu dan tersentralisasi.
2.
Filsafat Abad Pertengahan
Filasafat Yunani yang menelurkan banyak pemikir
ulung, memiliki tempat yang cukup berpengaruh pada perkembangan ilmu filsafat
di abad pertengahan.Pada masa itu, perkembangan kehidupan di dunia tidak bisa
lepas dari dua agama besar yang saat itu saling mempengaruhi, Islam dan
Nasrani.Masyarakat tersebut memiliki kontribusi besar dalam perkembangan dunia
selanjutnya.
Pada masa pertengahan ini, terdapat periode yang
membuat perkembangan filsafat tidak berlanjut, yaitu pada masa skolastik
Kristen.Hal inidikarenakanpihak gereja membatasi para filosof dalam berfikir,
sehingga ilmu pengetahuan terhambat dan tidak bisa berkembang, karena semuanya
diatur oleh doktirn-doktrin gereja yang berdasarkan kenyakinan. Apabila
terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dari keyakinan para gerejawan,
maka filosof tersebut dianggap murtad dan akan dihukum berat samapai pada
hukuman mati.
Secara garis besar filsafat abad pertengahan dapat
dibagi menjadi dua periode yaitu: periode Scholastik Islam dan periode
Scholastik Kristen.
1.
Scholastik Islam
Para Scholastic Islamlah yang pertama mengenalkan
filsafatnya Aristoteles diantaranya adalah Ibnu Rusyd, ia mengenalkan kepada
orang-orang barat yang belum mengenal filsafat Aristoteles.
Para ahli fikir Islam (Scholastik Islam) yaitu
Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Gazali, Ibnu Rusyd dll.Mereka itulah yang
memberi sumbagan sangat besar bagi para filosof eropa yang menganggap bahwa
filsafat Aristoteles, Plato, dan Al-Quran adalah benar.Namun dalam kenyataannya
bangsa eropa tidak mengakui atas peranan ahli fikir Islam yang mengantarkan
kemoderenan bangsa barat.
2.
Scholastik Kristen
pada masa ini kekuasaan agama masih begitu
berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan filasafat, khususnya di kawasan
Eropa. Adanya tren perbudakan membuat para pemikir ahli terbatas hanya dari
kaum agamis yang berada di gereja saja, karena mereka yang diluar gereja
terlalu disibukkan dengan urusan melayani orang lain, daripada memikirkan hal-
hal yang tidak mengenyangkan seperti filsafat.
Pada masa ini perkembangan filsafat dan ilmu
pengetahuan sangat buruk.Karena pihak gereja membatasi dan melarang para
filosof dalam berfikir, sehingga ilmu pengetahuan dan filsafat tidak
berkembang.
Namanya Yaqub ibn Ishaq al-Kindi (bahasa Arab: يعقوب بن اسحاق الكندي, Latin: Alkindus) ,
yang dikenal sebagai "Filsuf dari Arab", adalah seorang ilmuwan
Muslim Arab, filsuf, matematikawan, dokter, dan musisi. Al-Kindi adalah yang
pertama dari para filsuf muslim yang dipuji sebagai "bapak filsafat Islam
atau Arab" untuk, adaptasi sintesis dan promosi filsafat Yunani dan
Hellenistik dalam Islam dunia .
Al-Kindi adalah keturunan dari suku Kindah. Ia
dilahirkan dan dididik di Kufah, sebelum pergi untuk melanjutkan belajarnya
lebih lanjut di Baghdad. Al-Kindi menjadi tokoh terkemuka di Rumah
Kebijaksanaan, dan sejumlah khalifah Abbasiyah menunjuk dia untuk mengawasi
penerjemahan teks ilmiah dan filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab. Hubungan dengan
"filosofi kuno" (sebagai filsafat Yunani sering disebut oleh para
sarjana muslim) memiliki efek mendalam pada perkembangan intelektual, dan
memimpin dia untuk menulis ratusan risalah asli sendiri tentang berbagai
masalah mulai dari metafisika, etika, logika dan psikologi, kedokteran,
farmakologi, matematika, astronomi, astrologi dan optik, dan lebih jauh ke
topik yang lebih praktis seperti parfum, pedang, permata, kaca, pewarna,
zoologi, pasang surut, cermin, meteorologi dan gempa bumi.
Al-Kindi lahir di Kufah dari sebuah keluarga
bangsawan dari suku Kindah, yang bermigrasi dari Yaman. Nama lengkapnya, Abu
Yusuf Ya'qub bin-bin Ishaq bin as-Sabbah 'umran bin Ismail al-Kindi, (dalam
bahasa Arab: أبو يوسف يعقوب ابن اسحاق ابن الصباح ابن
عمران ابن اسماعيل الكندي). Ayahnya adalah gubernur Kufah, dan
al-Kindi menerima pendidikan awal di sana. Dia kemudian pergi untuk
menyelesaikan belajarnya di Baghdad, di mana ia dilindungi oleh khalifah
Abbasiyah al-Ma'mun dan al-Mu'tasim. Al-Ma'mun menunjuk dia untuk Rumah
Kebijaksanaan, yaitu didirikan untuk menerjemahkan teks-teks filosofis dan
ilmiah Yunani, di Baghdad. Ia juga terkenal karena kaligrafi yang indah, dan
pada satu hal bekerja sebagai kaligrafer oleh Al-Mutawakkil.
Henry Corbin, otoritas pada studi Islam, mengatakan
bahwa dalam usia 873, al-Kindi meninggal "pria kesepian", di Baghdad
pada masa pemerintahan Al-Mu'tamid, katanya al-Kindi dipukuli dan perpustakaan
sementara disita. Setelah kematiannya, karya-karya filsafat al-Kindi dengan
cepat jatuh ke dalam ketidak jelasan dan banyak dari mereka hilang bahkan ulama
dan sejarawan Islam di kemudian hari.
Kontribusi(keikut
sertaan) terbesar bagi
perkembangan filsafat
Islam adalah upaya untuk membuat Yunani berpikir baik dan diterima khalayak Muslim. Al-Kindi melakukan misi
ini dari Rumah Kebijaksanaannya (sebuah institut penerjemahan dan belajar dilindungi oleh khalifah Abbasiyah di Baghdad Seperti halnya menerjemahkan teks-teks penting). Banyak dari apa yang menjadi kosakata bahasa Arab standar filosofis berasal dari Al-Kindi, memang, jika bukan
karena dia, mungkin
(Wallahu'alam) karya filsuf seperti Al-Farabi, Ibnu Sina, dan
al-Ghazali mungkin tidak mungkin terjadi.
Dalam tulisannya, salah satu perhatian utama Al-Kindi adalah untuk menunjukkan ikut sertaan antara filsafat dan teologi alam di satu sisi, dan mengungkapkan teologi spekulatif di sisi lain (meskipun sebenarnya ia menolak teologi spekulatif). Meskipun demikian, dia tidak membuat jelas bahwa ia percaya wahyu adalah sumber pengetahuan unggul alasannya karena itu dijamin hal iman bahwa alasan tidak bisa mengungkap. Dan sementara pendekatan filosofis tidak selalu asli, dan bahkan dianggap janggal oleh para pemikir kemudian (terutama karena ia adalah filsuf pertama menulis dalam bahasa Arab), ia berhasil dimasukkan Aristotelian dan (terutama) neo-Platonis dianggap menjadi kerangka filosofis Islam . Ini merupakan faktor penting dalam pengenalan dan filsafat Yunani mempopulerkan di dunia intelektual Muslim.
3.
Filsafat Modern
Masa modern menjadi identitas di dalam filsafat
Modern. Pada masa ini rasionalisme
semakin kuat. Tidak gampang untuk menentukan mulai dari kapan Abad
Pertengahan
berhenti. Namun, dapat dikatakan bahwa Abad Pertengahan itu berakhir pada abad
15 dan 16 atau pada akhir masa Renaissance. Masa
setelah Abad Pertengahan adalah masa Modern.Sekalipun, memang tidak jelas kapan
berakhirnya Abad Pertengahan itu. Akan tetapi, ada hal-hal yang jelas menandai
masa Modern ini, yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan manusia Barat,
khususnya dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi. Usaha untuk
menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani-Romawi.Kebudayaan
ini pulalah yang diresapi oleh suasana kristiani. Di bidang Filsafat, terdapat
aliran yang terus mempertahankan masa Klasik. Aliran-aliran dari Plato
dan mazhab Stoa menjadi aliran-aliran yang terus dipertahankan. Pada masa
Renaissance ini tidak menghasilkan karya-karya yang penting.
Dari sudut pandang sejarah Filsafat Barat melihat
bahwa masa modern merupakan periode dimana berbagai aliran pemikiran baru mulai
bermunculan dan beradu dalam kancah pemikiran filosofis Barat. Filsafat
Barat
menjadi penggung perdebatan antar filsuf terkemuka. Setiap filsuf tampil dengan
gaya dan argumentasinya yang khas. Argumentasi mereka pun tidak jarang yang
bersifat kasar dan sini, kadang tajam dan pragmatis, ada juga yang sentimental.
Sejarah filsafat pada masa modern ini dibagi ke dalam tiga zaman atau periode,
yaitu: zaman Renaissans
(Renaissance), zaman Pencerahan
Budi (Aufklarung), dan zaman
Romantik,
khususnya periode Idealisme Jerman.
Ada beberapa tokoh yang menjadi perintis yang
membuka jalan baru menuju perkembangan ilmiah yang modern. Mereka adalah Leonardo da
Vinci
(1452-1519), Nicolaus
Copernicus
(1473-1543), Johannes Kepler
(1571-1630) dan Galileo Galilei
(1564-1643).[1]
Sedangkan Francis Bacon
(1561-1623) merupakan filsuf yang meletakkan dasar filosofisnya untuk
perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Dia merupakan bangsawan Inggris
yang terkenal dengan karyanya yang bermaksud untuk menggantikan teori Aristoteles tentang ilmu pengetahuan dengan teori baru.
Pada masa filsafat modern ini terdapat beberapa
aliran yang berkembang pada masa itu, diantaranya yaitu:
a.
Idealisme
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran
yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau
jiwa.ide-ide dan pikiran atau yangsejenis dengan itu.Aliran ini merupakan
aliran yang sangat penting dalam perkembangansejarah pikiran manusia.
b.
Materialisme
Materialisme merupakan faham atau aliran yang
menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia
fisik adalah satu.
Kemajuan aliran ini mendapat tantangan yang keras
dan hebat dari kaum agama dimana-mana.Hal ini disebabkan bahwa faham
Materialisme ini pada abad ke-19 tidak mengakui adanya Tuhan (atheis) yang
sudah diyakini mengatur budi masyarakat.Pada masa ini, kritikpun muncul di
kalangan ulama-ulama barat yang menentang Materialisme.
c.
Dualisme
Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang
memandang alam ini terdiri atas dua macam hakekat yaitu hakekat materi dan
hakekat rohani. Kedua macam hakekat itu masing-masing bebas berdiri sendiri,
sama azazi dan abadi. Perhubungan antara keduanya itu menciptakan kehidupan
dalam alam Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakekat ini
adalah terdapat dalam dirimanusia.
d.
Empirisme
Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang
memandang alam ini terdiri atas dua macam hakekat yaitu hakekat materi dan
hakekat rohani. Kedua macam hakekat itu masing-masing bebas berdiri sendiri,
sama azazi dan abadi. Perhubungan antara keduanya itu menciptakan kehidupan
dalam alam Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakekat ini
adalah terdapat dalam diri manusia.
e.
Rasionalisme
Rasionalisme adalah merupakan faham atau aliran
atau ajaran yang berdasarkan ratio, ide-ide yang masuk akal.Selain itu, tidak
ada sumber kebenaran yang hakiki.
f.
Fenomenalisme
Secara harfiah Fenomenalisme adalah aliran atau
faham yang menganggapbahwa Fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan
kebenaran.Seorang Fenomenalisme suka melihat gejala.Dia berbeda dengan seorang
ahli ilmupositif yang mengumpulkan data, mencari korelasi dan fungsi, serta
membuathukum-hukum dan teori.Fenomenalisme bergerak di bidang yang pasti. Hal
yangmenampakkan dirinya dilukiskan tanpa meninggalkan bidang evidensi
yanglangsung.Fenomenalisme adalah suatu metode pemikiran, "a way of
looking atthings".
g.
Intusionalisme
Intusionalisme adalah suatu aliran atau faham yang
menganggap bahwa intuisi (naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan
kebenaran.Intuisi termasuk salah satu kegiatan berfikir yang tidak didasarkan
pada penalaran.Jadi Intuisi adalah non-analitik dan tidak didasarkan atau suatu
pola berfikir tertentu dan sering bercampur aduk dengan perasaan.
Biografi salah satu filsuf abad modern :
Nicolaus
Copernicus (1473-1543) (nama Polandianya: Mikolaj Kopernik), dilahirkan tahun 1473
di kota Torun di tepi sungai Vistula, Polandia. Dia berasal dari keluarga
berada. Sebagai anak muda belia, Copernicus belajar di Universitas Cracow,
selaku murid yang menaruh minat besar terhadap ihwal ilmu perbintangan. Pada
usia dua puluhan dia pergi melawat ke Italia, belajar kedokteran dan hukum di
Universitas Bologna dan Padua yang kemudian dapat gelar Doktor dalam hukum gerejani
dari Universitas Ferrara.
Copernicus menghabiskan sebagian besar waktunya
tatkala dewasa selaku staf pegawai Katedral di Frauenburg (istilah Polandia:
Frombork), selaku ahli hukum gerejani yang sesungguhnya Copernicus tak pernah
jadi astronom profesional, kerja besarnya yang membikin namanya melangit
hanyalah berkat kerja sambilan.
Selama berada di Italia, Copernicus sudah
berkenalan dengan ide-ide filosof Yunani Aristarchus dari Samos (abad ke-13
SM). Filosof ini berpendapat bahwa bumi dan planit-planit lain berputar
mengitari matahari. Copernicus jadi yakin atas kebenaran hipotesa
"heliocentris" ini, dan tatkala dia menginjak usia empat puluh tahun
dia mulai mengedarkan buah tulisannya diantara teman-temannya dalam bentuk
tulisan-tulisan ringkas, mengedepankan cikal bakal gagasannya sendiri tentang
masalah itu.
Copernicus memerlukan waktu bertahun-tahun
melakukan pengamatan, perhitungan cermat yang diperlukan untuk penyusunan buku
besarnya De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Revolusi Bulatan
Benda-benda Langit), yang melukiskan teorinya secara terperinci dan mengedepankan
pembuktian-pembuktiannya.
Di tahun 1533, tatkala usianya menginjak enam
puluh tahun, Copernicus mengirim berkas catatan-catatan ceramahnya ke Roma. Di
situ dia mengemukakan prinsip-prinsip pokok teorinya tanpa mengakibatkan
ketidaksetujuan Paus. Baru tatkala umurnya sudah mendekati tujuh puluhan, Copernicus
memutuskan penerbitan bukunya, dan baru tepat pada saat meninggalnya dia
dikirimi buku cetakan pertamanya dari si penerbit. Ini tanggal 24 Mei 1543.
Dalam buku itu Copernicus dengan tepat
mengatakan bahwa bumi berputar pada porosnya, bahwa bulan berputar mengelilingi
matahari dan bumi, serta planet-planet lain semuanya berputar mengelilingi
matahari. Tapi, seperti halnya para pendahulunya, dia membuat perhitungan yang
serampangan mengenai skala peredaran planet mengelilingi matahari.
4.
Filsafat Kontemporer
Filsafat Kontemporer yaitu cara pandang dan
berpikir mendalam menyangkut kehidupan pada masa saat ini. Misalnya orang
dihadapkan pada tahun 2009, ya inilah zaman kontemporer kita. Tetapi istilah
filsafat kontemporer baru saja populer semenjak abad ke-20, ini merupakan
tanggapan atas kebingungan penyebutan filsafat masa kini.
Filsafat kontemporer ini sering dikaitkan dengan
posmodernisme, Dikarenakan posmodernisme yang berarti “setelah modern”
merupakan akibat logis dari zaman kontemporer.Posmodernisme menyaratkan
kebebasan, dan tidak selalu harus simetris. Contohnya seni bangunan posmodern
tidak terlalu mementingkan aspek keseimbangan dalam bentuk bangunan, melainkan
sesuka hati yang membangun atau yang sesuai request. Kembali lagi kepada
pemikiran kontemporer yang beranjak dari seni bangunan tadi, sama halnya dengan
itu, pemikiran filsafat kontemporer ini bebas. Kebebasan dalam memakai teori,
menanggapi, dan mengkritik selama kebebasan tersebut merupakan suatu hal original.
Bebas, berbicara tentang filsafat kematian,
filsafat waktu, filsafat orang gila, filsafat komputer, filsafat game online,
dan lain-lain. Semuanya terbuka lebar untuk dipikirkan dan
diperbincangkan.Tidak ada batasan pasti dalam filsafat kontemporer, selama semua
masih dinamis dan tidak kaku seperti zaman pra-modern, bisa disebut sebagai
kontemporer.
Masalah aktual dan faktual diperbincangkan dan
ditanggapi, lalu diberi solusi.Dengan filsafat akan bisa ditemukan solusi
terbaik terhadap masalah tersebut karena filsafat juga menguji solusi yang akan
diambil dan yang dianggap baik. Hal ini dilakukan karena pada saat tertentu
solusi bisa menjadi sangat baik, dan pada saat tertentu pula suatu solusi bisa
dianggap kuno dan terbilang idiot.
Berbicara tentang saat demi saat, inilah letak
kontemporernya.Penyesuaian terhadap sesuatu yang kita ketahui sebagai
zaman.Berpikir sesuai zaman tanpa kehilangan identitas dan originalitas
pemikiran personal.Memiliki kepribadian dan cara berpikir yang unik merupakan
hal yang dibanggakan dalam filsafat kontemporer. Oleh karenanya filsafat
kontemporer merupakan ekstensifikasi dari pemikiran manusia dari hal-hal yang
umum menjadi yang sangat khusus dan terkait dengan hal khusus lainnya.
Biografi pencetus abad kontemporer :
Immanuel
Kant (pengucapan bahasa Jerman: [ɪma Nue ː ː l Kant]) (22 April 1724 - 12
Februari 1804) adalah seorang filsuf Jerman abad ke-18 dari kota Prusia
Königsberg. Kant adalah filsuf berpengaruh terakhir Eropa modern di urutan
klasik dari teori pengetahuan selama awal Pencerahan dengan pemikir John Locke,
George Berkeley, dan David Hume [1].
Kant menciptakan sebuah perspektif baru dalam
filsafat yang berpengaruh luas pada filsafat terus berlanjut sampai ke abad
ke-21. Ia menerbitkan karya-karya penting pada epistemologi, serta karya-karya
relevan dengan agama, hukum, dan sejarah. Salah satu karyanya yang paling
menonjol adalah Critique of Pure Reason, penyelidikan dan struktur keterbatasan
akal itu sendiri. Ini mencakup serangan terhadap metafisika tradisional dan epistemologi,
dan menyoroti kontribusi Kant sendiri ke daerah-daerah. Karya-karya utama lain
dari kedewasaannya adalah Critique of Practical Reason, yang berkonsentrasi
pada etika, dan Kritik kiamat, yang menyelidiki estetika dan teleologi.
Kant menyarankan bahwa metafisika bisa direformasi
melalui epistemologi. [2] Dia menyarankan bahwa dengan memahami sumber dan
batas-batas pengetahuan manusia, kita dapat mengajukan pertanyaan metafisik
berbuah. Dia mempertanyakan apakah atau tidak objek dapat diketahui memiliki
sifat tertentu sebelum pengalaman objek tersebut. Dia menyimpulkan bahwa semua
benda tentang mana pikiran dapat berpikir harus sesuai dengan ragamnya
pemikiran. Oleh karena itu jika pikiran bisa berpikir hanya dari segi
kausalitas - yang ia menyimpulkan bahwa hal itu - maka kita dapat mengetahui
sebelum mengalami mereka bahwa semua benda yang kita alami harus baik menjadi
penyebab atau efek. Namun, berikut dari hal ini bahwa adalah mungkin bahwa ada
benda alam tersebut yang pikiran tidak bisa berpikir, sehingga prinsip
kausalitas, misalnya, tidak dapat diterapkan di luar pengalaman: maka kita
tidak bisa tahu, misalnya, apakah dunia selalu ada atau jika itu penyebab. Dan
pertanyaan-pertanyaan besar metafisika spekulatif tidak bisa dijawab oleh
pikiran manusia, tetapi ilmu yang kuat didasarkan pada hukum-hukum pikiran. [3]
Kant yakin dirinya menciptakan kompromi antara
empiris dan rasionalis. Para empirisis percaya bahwa pengetahuan diperoleh
melalui pengalaman sendiri, tetapi rasionalis menyatakan bahwa pengetahuan
tersebut terbuka untuk keraguan Cartesian dan alasan itu saja memberi kita
pengetahuan. Kant berpendapat, bagaimanapun, bahwa menggunakan akal tanpa
menerapkannya pada pengalaman hanya akan menyebabkan ilusi, sementara
pengalaman akan murni subjektif tanpa terlebih dahulu dimasukkan di bawah
alasan murni.
Kant sangat berpengaruh di Jerman selama hidupnya,
filsafat bergerak di luar perdebatan antara rasionalis dan empiris. Para filsuf
Fichte, Schelling, Hegel dan Schopenhauer setiap melihat diri mereka sebagai
mengoreksi dan memperluas sistem Kantian, sehingga membawa tentang berbagai
bentuk idealisme Jerman. Kant terus menjadi pengaruh besar terhadap filsafat,
mempengaruhi baik filsafat analitik dan kontinental.
No comments:
Post a Comment