SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR ANDA

pengertian basmalah

Basmalah merupakan 3 rangkaian kata yang mengandung arti yang agung yaitu Ba (Bi), Ism, dan Allah.
1. huruf Ba yang dibaca Bi disini mengandung dua arti.
Pertama : huruf Bi yang diterjamahkan dengan kata “dengan” menyimpan satu kata yang tidak         terucapkan tetapi harus terlintas dalam benak ketika mengucapkan basmalah, yaitu memulai.. sehingga bsmillah berarti, “ saya atau kami memulai dengan nama Allah”.    Dengan demikian kalimat tersebut menjada semacam do’a atau pernyataan dari pengucap, atau dapat juga diartikan sebagai perintah dari Allah (walaupun kalimat tersebut tidak berbentuk perintah), “mulailah dengan nama Allah”.


Kedua :   huruf Bi yang diterjemahkan dengan kata “dengan” itu, dikaitkan dalam benak dengan kata “kekuasaan dan pertolongan”. Pengucap basmala seakan-akan berkata, “dengan kekuasaan Allah dan pertolongannya, pekerjaan yang saya lakukan ini dapat terlaksana”. Pengucapannya seharusnya sadar bahwa tanpa kekuasaan Allah dan pertolongan-Nya, apa yang dikerjakannya itu tidak akan berhasil, ia menyadari keterbatasan dan kelemaha dirinya, tetapi pada saat yang sama – setelah setelah menghayati arti basmalah ini – ia memiliki kekuatan dan rasa percaya diri karena ia telah menyandarkan dirinya dan bermohon bantuan kepada Allah yang Maha Kuasa[1]

2. kata ism setelah huruf Bi terambil kata as-sumuw yang berarti tinggi dan mulia atau dari kata as-simsh ang berarti tanda. Kata ini biasa diterjemahkan dengan nama. Nam disebut isim, karena ia seharusnya dijunjung tinggi atau karena ia menjadi tanda bagi sesuatu. Syaikh al-maraghi dalam tafsirnya menjelaskan dengan penyebutan nama disini berarti dirinya memulai pekerjaan dengan nama Allah dan atas perintahnya bukan atas dorongan hawa nafsu belaka. Demikianlah Allah mentamsilkan perbuatan orang-orang yang kafir yang tidak dibarengi dengan keiklasan kepada Allah, “dan kami hadapi hasil-hasil karya mereka (yang baik-baik itu), kemudian kami jadikan ia (bagaikan) debu yang berterbangan (sia-sia belaka)”. (QS 25:21)
3. kata Allah, berasal dari kata walaha yang berarti mengherankan atau menakjubkan. Jadi tuhan dinamai Allah karena segala perbuatan-Nya menakjubkan dan mengherahkan. Syaikh mutawalli sya’rawi, seorang guru besar pada universitas Al-Azhar, ulama’ kotemporer dan pakar bahasa menyebutkan dalam tafsirnya tntang keistimewaan lafadz Allah:  lafadz Allah selalu ada dalam diri manusia, walaupun ia menginkari wujud-Nya dengan ucapan atau perbuatannya. Kata ini selalu menunjuk kepada Dia yang diharapkan bantuan-Nya itu. Perhatikanlah kata Allah, bila huruf pertamanya dihapus, akan terbaca lahu, yang artinya untuk-Nya. Bila huruf berikutnya dihapus, maka ia akan tertulis huruf Ha yang dapat dibaca Hu (Huwa) yang artinya “Dia”.

Jika kita berkata Allah, maka akan terlintas atau seyogianya terlintas dalam benak kita segala sifat kesempurnaan-Nya. Sifat-sifat yang diperkenalkan cukup banyak. Dalam salah satu hadist dikatakan bahwa sifat (nama-nama) berjumlah sembilan puluh sembilan nama (sifat). Demikian banyaknya nama Tuhan, namun yang terpilih dalam basmalah hanya dua sifat, yaitu Ar-Rahman dan Ar- Rahim yang keduanya terambil dari akar kata yang sama. Agaknya sifat ini dipilih karena sifat itulah yang paling dominan. Demikianlah bismillah mempunyai kandungan yang sangat besar. Untuk itu kita berharap semoga kita dapat menistimewakan bacaan bismllah.[2]


B. Perbedaan Pendapat Keikutsertaan Basmalah Dalam Surat Al-Fatihah

Kalau kita telusuri kitab-kitab fiqih para ulama’, kita  akan menemukan perpedaan itu di kalangan para ulama’ madzab. Kami akan kutipkan dasini bebtuk-bentuk perbedaan pendapat itu jahr (keras) atau sirr (pelan) serta hukum membaca basmalah.
1. madzab asy-syafi’i
 menurut madzab asy-syafi’iyah, lafadz basmalah (bismillahirrahmanirrahim) adlah bagian dari surat al-fatihah. Sehingga wajib dibaca jahr (dikeraskan) oleh imam shalat jahriyah. Dalilnya adalah hadist berikut ini : Dari Abu Hurairah ra bahwa rasulullah SAW bersabda: “ bila kamu membaca alhamdulillah (surat al-fatihah), maka bacalah bismillahirrahmanirrahim, karena al-fatihah itu ulumul qur’an, ulumul kitab, sab’ul matsani. Dan bismillahirrahmanirrahim adalah salah satu ayatnya.”(HR Ad-Daruquthuny). Hadist yang senada juga diriwayatkan oleh Al-bukhari dan Muslim dengan isnad yang shahih dari ummi salamah.[3]

Didalam kitab Al-Majmu’ karya Al-imam An-nawawi, ada 6 orang sahabat yang meriwayatkan hadist tentang basmalah adalah bagian dari surat Al-fatihah. (lihat kitab Al-Majmu’ jilid 3 halaman 302)

2. Madzab Malik
Sedangkan pandangan Al-Malikiyah, basmalah bukan bagian daari surat Al-fatihah. Sehingga tidak boleh dibaca dalam shalat baik dalam shalat wajib maupun shalat sunnah. Dan juga baik dalam shalat jahriyah maupun shalat sirriyah.

3. Madzab Ahmad Nin Hambal
Sedangkan pandangan ulama’ di kalangan madzab Al-Hanabilah yang dibangun oleh imam ahmad bin hanbal, basmalah adalah bagian dari surat Al-Fatihah, namun tidak dibaca secara keras (jahr), cukup dibaca pelan saja (sirr). Di dalam membaca basmalah itu dengan suara yang pelan dan tidak disunatkan membacanya dengan suara jahr (keras).

4. Hanafi
Membaca basmalah dalam shalat itu hukumnya wajib, namun dengan suara yang pelan (sirr). Dalam riwayat lain Ibnu Huzaimah : “ mereka membaca bismillahirrahmanirrahim, membacanya dengan suara pelan.”

Manapun pilihan kita dari pendapat itu, semua jelas memilki landasan syar’I dan ijtihad di kalangan ulama’ yang tentunya dapat di pertanggung-jawabkan. Dan perbedaan ini bukan ajang untuk saling menjelekkan, apalagi saling mengkafirkan.
Sebab para ulama yang berbeda pendapat itu tetap saling bersahabat, bahkan mereka menjadi guru dan murid. Imam Malik adalah guru Imam Asy-syafi’i. dan Imam Ahmad bin Hanbal berguru kepada Imam Asy-Syafii. Selain bersahabat, mereka saling menghormati dan saling mengagumi.
Di masa sekarang ini orang-orang yang kurang ilmunya lebih mudah saling mencaci. Akhirnya majlis ilmu yang harusnya berisi nasehat, ilmu dan keberkahan justru berubah menjadi ajang hasad, dengki dan sombong, bahkan sering kali menjadi majlis laknat dan kutukan. Isinya tidak lain menganggap semua orang salah.sungguh amat disayangkan, seandainya mereka bisa lebih sedikit tawaddhu’ sebagai mana ulama di masa lalu. Tentu alangjah indahnya ukhuwah iaslamiyah.[4]

C. Bacaan Basmalah Dalam Shalat.

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ. قَلَ: قَلَ رَسُوْلُ اللّه صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَ فَرَأْتُمُ اْلفَاتِحَةَ فَافْرَأُوْابِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فَاِنَّهَا اَحَدَى اَيَاتِهَا.
 رواه الدارقطنى وصوب وفقه

Artinya: dari Abu Hurairah r.a, katanya rasulullah SAW bersabda : Apabila kamu membaca Al-Fatihah, maka bacalahirrahmanirrahim, karena basmalah itu, salah satu dari ayatnya. (HR Ad Daraqhutniydan dia membetulkan kemauqufan hadist tersebut. (hadist mauquf ialah hadist yang sanadnya hanya sampai pada sahabat saja)[5]

Hadist tersebut tidak menunjukkan bacaan basmalah dengan keras (jahr) atau pelan (sirr) tetapi hanya menunjukkan perintah secara mutlaq (umum) untuk membaca basmalah itu. Ad Daraqhutniy telah mengemukakan dalam kitab “sunan” beberapa hadist tentang mengeraskan bacaan bismillahirrahmanirrahim dalam sembahyang yang diriwayatkan secara marfu’ (bersambung sanadnya)dari Ali r.a, dari Ammar, dari ibnu abbas, Abu Hurairah, dari Ummu Salamah, dari Jabir, dari annas bin Malik. Kemudian setelah mengemukakan hadist mereka dan selainnya dengan baik, maka dia mengatakan : telah diriwayatkan bacaan bismillahirrahmanirrahim dengan bacaan keras (jahr) itu dari Nabi SAW, dari sahabat-sahabatnya, dari istri-istrinya, selain dari yang telah kami sebutkan dan kami tulis hadisnya dan kami hanya mengemukakan ikhtisarnya saja dan untuk meringankan.

BAB III


[1] http//al hikmah-onlaine.com
[2] Ibid hal:1
[3] http//www.gogle.com.id//hokum bacaan basmalah dalam shalat.
[4] Ibid hal : 4
[5] abubakar muhamad, subulus salam, jilid I, Surabaya, al-ikhlas, hal:532.
Share:

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

VISITOR

clustrmap

Lencana Facebook

translate

JOIN TO FOLLOW

Labels

Recent Posts