Nama : Chusnul Wava Al Chumeid
NIM : 11510120
Analisis
Potensi Pasar Kopi Robusta Jawa Timur di Italia
Nama Produk : Kopi Robusta Jawa Timur ( Green Coffe)
A. Pemilihan
Produk
Sektor
pertanian merupakan sektor yang cukup strategis, karena kemajuan sebuah negara diawali oleh majunya sektor pertanian. Dalam
kondisi krisis ekonomi sektor pertanian
masih mampu tumbuh secara positif,
sementara hampir semua sektor lainnya mengalami pertumbuhan yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa ekspor
produk pertanian mempunyai peluang
yang cukup besar untuk dikembangkan mengingat Indonesia memiliki potensi sumber daya pertanian yang mampu
memberikan kontribusi besar sebagai sumber
penghasil devisa negara. Selama masa
krisis, ekspor diharapkan menjadi penopang perekonomian dalam negeri, baik ekspor migas maupun nonmigas.
Salah satu komoditas ekspor nonmigas yang menjadi unggulan adalah kopi. Kopi menjadi komoditi penting dan merupakan komoditi
paling besar yang diperdagangkan dalam
pasar dunia. Komoditi tersebut dihasilkan oleh 60 negara dan memberikan
nafkah bagi 25 juta keluarga petani kopi di seluruh dunia. Bahkan beberapa negara produsen menggantungkan
pendapatannya pada ekspor kopi karena hampir 75% dari total ekspornya merupakan
ekspor komoditi kopi.
Ekspor
kopi Robusta Jawa Timur tahun lalu meningkat 51 persen menjadi 68.228 ton. Jumlah itu merupakan
ekspor tertinggi jatim dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya 45.000 ton - 50.000 ton
per tahun. Kenaikan ekspor dipicu meningkatnya permintaan di pasar dunia akibat turunnya produksi di
dua negara pengekspor utama kopi, yaitu Brasil dan Vietnam. (Kompas, Kamis
23 Februari
2006). Hal itu
mengakibatkan naiknya harga kopi di terminal kopi London dari 600 dollar Amerika
Serikat (AS) - 700 dollar AS per ton menjadi 1.100 dollar AS per ton.
B.
Pemilihan Negara
Tujuan Ekspor
1. Konsumsi
Italia
merupakan negara konsumen utama ke 4 (empat) setelah Amerika Serikat, Jerman
dan Jepang. Sedangkan dalam negara-negara anggota Uni Eropa di tahun 2006
Italia menduduki urutan ke-2 terbesar mengkonsumsi kopi sebesar 3,3 juta ton
dengan pangsa pasar 13,6%. Pada tahun 2006 negara ini mengkonsumsi 5,7 kg per
kapita per tahun dan masih dibawah beberapa negara Uni Eropa lainnya seperti
Luxemburg 13,5 kg, Finlandia 11,9 kg, Denmark 9,2 kg dan Swedia 8,8 kg.
KONSUMSI KOPI NEGARA UNI EROPA
|
||||||||
TAHUN 2002 & 2006
|
||||||||
No
|
Negara
|
2002
|
2006
|
|||||
1000\Ton
|
Capita\Kg
|
1000\Ton
|
Capita\Kg
|
|||||
1
|
Jerman
|
510,0
|
6,2
|
549,1
|
6,6
|
|||
2
|
Italia
|
310,9
|
5,4
|
335,6
|
5,7
|
|||
3
|
Perncis
|
331,6
|
5,5
|
316,4
|
5,2
|
|||
4
|
Inggeris
|
135,6
|
2,3
|
183,4
|
3,0
|
|||
5
|
Spanyol
|
170,0
|
4,1
|
181,0
|
4,1
|
|||
6
|
Belanda
|
94,4
|
5,9
|
127,7
|
7,8
|
|||
7
|
Polandia
|
132,6
|
3,4
|
117,2
|
3,1
|
|||
8
|
Belagia
|
89,0
|
8,7
|
92,2
|
8,8
|
|||
9
|
Swedia
|
73,4
|
8,2
|
78,9
|
8,7
|
|||
10
|
Finlandia
|
58,2
|
11,2
|
62,8
|
11,9
|
|||
11
|
Yunani
|
49,2
|
4,5
|
51,4
|
4,6
|
|||
12
|
Rumania
|
44,1
|
2,0
|
50,4
|
2,3
|
|||
13
|
Denmark
|
48,3
|
9,0
|
49,9
|
9,2
|
|||
14
|
Portugal
|
43,1
|
4,2
|
44,8
|
4,2
|
|||
15
|
Rep. Czech
|
38,6
|
3,8
|
36,7
|
3,6
|
|||
16
|
Austria
|
54,8
|
6,8
|
36,5
|
4,4
|
|||
17
|
Hongaria
|
38,3
|
3,8
|
35,9
|
3,6
|
|||
18
|
Bulgaria
|
20,4
|
2,6
|
25,3
|
3,3
|
|||
19
|
Slovakia
|
18,1
|
3,4
|
16,9
|
3,1
|
|||
20
|
Lithuania
|
12,5
|
3,6
|
12,8
|
3,8
|
|||
21
|
Irlandia
|
8,1
|
2,1
|
12,1
|
2,9
|
|||
22
|
Latvia
|
8,7
|
3,7
|
10,9
|
4,7
|
|||
23
|
Slovenia
|
11,3
|
5,7
|
10,6
|
5,3
|
|||
24
|
Luxemburg
|
5,9
|
13,2
|
6,3
|
13,5
|
|||
25
|
Cyprus
|
2,7
|
3,8
|
3,0
|
3,9
|
|||
26
|
Malta
|
0,5
|
1,4
|
1,7
|
4,3
|
|||
Total Uni Eropa
|
2,317,0
|
4,8
|
2,459,6
|
5,0
|
Sumber: ICO Coffee Market Reports Nov'2007 (diolah CBI)
Di Italia pada umumnya sangat memperhatikan kopi organik dan
bersertifikasi fair trade, dan hal ini mempunyai peluang pasar yang sangat
baik. Pengertian kopi organik antara lain adalah kopi yang tidak dimodifikasi
genetiknya dan tidak menggunakan pupuk kimia atau pestisida, sistim pertanian
kopi telah menjaga keseimbangan alam dan keaneka produk pertanian ragaman,
serta yang terjamin akan kesehatan.
Jenis kopi yang terdapat dipasar Italia dan Uni Eropa pada umumnya
antara lain adalah :
a. Green coffee; kurang lebih 80% diperdagangkan dalam
kondisi belum diproses/kopi biji (unroasted), dimana negara-negara berkembang
memegang peran penting.
a. Roasted coffee; merupakan kopi yang mayoritas dikonsumsi
(sudah diolah/diproses) dan diproduksi sendiri.
b. Decaffeinated coffee; kopi yang diolah sedemikian rupa
sehingga tidak mengandung kafein) dan diproduksi sendiri. Jenis kopi tersebut
akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan konsumsi karena sangat terkait dengan
kepedulian masyarakat terhadap kesehatan.
c. Kopi instant.
d. Ready to drink coffee; jenis ini konsumennya sedikit dan
lebih banyak digunakan pada sector jasa catering sebagai iced coffee.
e. Out of home; dikonsumsi di luar rumah antara lain di
bar, restoran, coffee shop dll.
Konsumen Italia lebih suka meminum kopi espresso (59,8%) diikuti
cappuccino (13,5%), coretto (12,3%), macchiattos (9,9%) dan decaffeinated
coffee (4,5%).
2.
Produksi
Italia sangat tergantung pada impor dari negara produsen kopi
terutama dari dari berbagai negara-negara berkembang. Di Italia saat ini
berkembang sekali perusahaan pengolahan kopi yang mengimpor dalam bentuk kopi
biji (green coffee) pada umumnya jenis Arabika dan Robusta. Hasil olahan
tersebut untuk konsumsi dalam negeri juga untuk diekspor. Beberapa produsen
kopi olahan di Italia yang juga sebagai pedagang tersebar di beberapa wilayah
sentra produksi utama adalah : Piemonte, Liguria, Valle D’Aosta dan Lombardia;
Trento, Friuli. Vneto dan Emilia Rogmana.; Toscana, Marche, Imbria dan Lazio;
serta Abruzzi-Molige, Campania, Puglia, Basilicata, Calabria dan Sicilia.
Terdapat beberapa pengusaha produsen terkenal di Italia yang
menguasai pasar kopi olahan di Eropa, terutama diimpor oleh negara-negara Eropa
Timur untuk jenis roasted dan instant coffee dengan merk terkenal antara lain,
yaitu : Lavazza (www.lavazza.com) dan Illy (www.illy.com)
Analisis Potensi Pasar Kopi di Italia
1. Potensi Pasar
Republik
Italia (bahasa
Italia: Repubblica
italiana), adalah sebuah negara
kesatuan yang berbentuk republik dengan corak parlementer di Eropa
Selatan. Italia berbatasan dengan Perancis, Swiss, Austria, dan Slovenia di
sepanjang Pegunungan Alpen di utara. Selain Semenanjung Italia, negara ini juga meliputi Sisilia dan Sardinia (dua
pulau terbesar di Laut Tengah), beserta banyak pulau lain yang lebih
kecil di selatan. Kawasan pesisir negara ini berhadapan dengan Laut
Liguria, Laut Tirenia, Laut Ionia,
dan Laut
Adriatik yang kesemuanya berhubungan langsung dengan Laut Tengah.
Negara merdeka San Marino dan Vatikan adalah enklave di
Italia, sedangkan Campione d'Italia adalah
eksklave
Italia di Swiss. Wilayah Italia meliputi kira-kira 301.338 km persegi dan
dipengaruhi oleh iklim sedang. Dengan populasi sejumlah 60,8 juta jiwa,
Italia merupakan negara berpenduduk terbanyak
kelima di Eropa, dan terbanyak ke-23 di dunia.
Italia
modern adalah sebuah republik demokratis. Italia menduduki peringkat 24 negara
termaju di dunia dan termasuk dalam 10 besar negara dengan Indeks Kualitas Hidup terbaik di dunia pada
tahun 2005. Pada tahun 2010, sebagai ekonomi terbesar ke-8 di dunia, Italia
adalah negara dengan standar kehidupan yang
sangat tinggi, Indeks Pembangunan Manusia-nya mencapai
0,854; dengan angka harapan hidup sebesar 81,4 tahun, dan memiliki PDB per kapita yang
tinggi. Italia adalah anggota pendiri Uni Eropa
dan berada dalam Zona Euro. Italia adalah juga anggota G7, G8, G20, dan NATO. Italia memiliki cadangan emas ketiga
terbesar di dunia, PDB (nominal) terbesar ke-8, PDB (KKB) terbesar ke-10, dan
anggaran pemerintah ke-6 terbesar di dunia.
Menurut
statistik IMF tahun
2010 distribusi sektoral PDB pada tahun 2010 didominasi oleh sektor jasa
sebesar 73,3%; diikuti oleh industri sebesar 24,9%; dan pertanian sebesar 1,8%.
Namun, Italia juga menderita kelemahan struktural karena bentuk geografinya,
kekurangan bahan baku, dan minimnya sumber energi: pada tahun 2006 negara ini
mengimpor lebih dari 86% dari total konsumsi energinya (99,7% bahan bakar
padat; 92,5% minyak; 91,2% gas alam; dan 15% listrik). Ekonomi Italia
diperlemah oleh minimnya pembangunan infrastruktur, reformasi pasar, dan
investasi penelitian, dan juga tingginya defisit publik. Dalam hal Indeks Kebebasan Ekonomi tahun 2008,
negara ini menempati peringkat ke-64 di dunia dan ke-29 di Eropa, yang terendah
di Zona Euro. Italia masih menerima bantuan pembangunan
dari Uni Eropa setiap tahun. Antara tahun 2000 dan 2006, Italia menerima
€27,4 miliar dari Uni Eropa.
Sedangkan dalam hal infrastruktur, Pada tahun 2004 sektor transportasi di
Italia menghasilkan pendapatan sebesar 119,4 miliar euro, mempekerjakan
935.700 orang di 153.700 perusahaan. Tentang jejaring jalan nasional, pada
tahun 2002 terdapat 668.721 kilometer jalan layak pakai di Italia, termasuk
6.487 kilometer jalan bebas hambatan terkendali,
milik negara tetapi diurus oleh perusahaan swasta Atlantia. Pada tahun
2005, kira-kira 34.667.000 mobil penumpang (590 mobil per 1.000 orang) dan 4.015.000 mobil
barang melintas di jejaring jalan nasional.
Jejaring rel kereta nasional, milik negara dan diurus oleh Ferrovie dello Stato,
pada tahun 2003 dari keseluruhan 16.287 kilometer, 69 persen di antaranya telah
dielektrifikasi, dan 4.937 lokomotif dan gerbong melintas di atasnya. Jejaring jalur air nasional di pedalaman
meliputi 1.477 kilometer sungai dan kanal yang dapat dilalui pada tahun 2002.
Pada tahun 2004 terdapat hampir 30 bandar udara utama (termasuk dua penghubung Bandar Udara Internasional Malpensa
di Milan dan Bandar Udara Internasional
Leonardo da Vinci di Roma) dan 43 pelabuhan utama (termasuk pelabuhan Genoa, yang terbesar
di Italia dan terbesar kedua di Laut Tengah).
Pada tahun 2005 Italia memelihara armada udara sipil kira-kira sebanyak 389.000
unit dan armada niaga sebanyak 581 bahtera.
Berdasarkan data-data diatas bias di simpulkan bahwa italia
merupakan pasar yang potensial. Hal ini di dukung oleh jumlah penduduk yang
besar 60,8 juta jiwa sehingga pangsa pasar untuk konsumen akan semakin besar.
Kemudian dari segi infrastruktur juga terdapat 668.721 kilometer jalan layak
pakai di Italia, termasuk 6.487 kilometer jalan bebas hambatan terkendali,
4.937 lokomotif dan gerbong, 30 bandar udara utama dan 43 pelabuhan utama.
Dengan infrasuktrur yang sudah semakin maju dan baik, tentunya hal ini akan
mempermudah dan memperlancar proses distribusi.
Sedangkan dari segi ekonomi, meskipun mengalami kemunduran
akibat terjadinya krisis yang melanda Uni Eropa dan Amerika yang berimbas pada
perekonomian mereka, akan tetapi pangsa pasar kopi akan tetap besar. Hal ini
ditilik dari harga eceran kopi di Italia adalah kedua yang termahal diantara
negara-negara Uni Eropa sebesar Euro 11,06 dibanding harga yang termurah adalah
Inggris. Berarti meskipun ekonomi italia mengalami kemunduran akan tetapi hal
ini tidak berimbas pada impor kopi di italia.
Disisi lain, italia terkenal dengan negara pengolah kopi
terbaik di dunia dan banyak berdiri pabrik-pabrik pengolah kopi. Tentunya hal
ini menjadi peluang besar bagi ekspor biji kopi terutama jenis robusta yang
banyak diminati oleh masyarakat italia. Peluang ekspor yang besar karena besar
pula permintaan biji kopi di italia yang memang tidak memiliki perkebunan kopi
sendiri, sehingga memaksa mereka untuk banyak melakukan impor.
2.
Tingkat Persaingan
Ketika berbicara mengenai pangsa pasar baik nasional maupun
internasional pasti tidak lepas dari yang namanya persaingan. Dalam kaitanya
dengan ekspor kopi dan pemasok kopi dunia, indonesia bersaing dengan 2 negara
penghasil kopi terbesar di dunia yaitu Brasilia dan Vietnam. Perkembangan
produksi kopi dunia yang melebihi peningkatan permintaan telah menyebabkan
kelebihan pasokan dan mengakibatkan persaingan antar negara produsen menjadi
semakin ketat. Dalam periode 1999-2004,
rata-rata produksi kopi dunia mencapai 7,3 juta ton (FAO, 2004a). Brasilia
memproduksi 2,1 juta ton yang 24 persen di antaranya jenis robusta, diikuti
Vietnam 737 ribu ton (robusta 95%), Kolombia 650 ribu ton (robusta 2%),
Indonesia 614 ribu ton (robusta 90%), dan India 286 (robusta 62%).
Berdasarkan data diatas, tingkat persaingan untuk komoditi
ekspor kopi rubusta yang paling ketat tentu menjadi milik Vietnam dan
Indonesia. Termasuk potensi pasar kopi robusta di Italia, tentu potensi pasar
ini akan saling di perebutkan oleh kedua negara penghasil kopi robusta terbesar
tersebut. Hal yang akan paling berpengaruh dalam perebutan potensi pasar ini
tentu akan sangat di tentukan oleh kualitas, kuantitas, standar produk,
keberlanjutan pasokan dan ketepatan waktu. Sehingga jika kopi robusta
indonesia, terutama hasil produksi Jawa Timur, ingin bersaing dengan Vietnam
dalam merebutkan pangsa pasar di Italia, kiranya 5 hal tersebut patut dijadikan
tolok ukur.
3.
Lingkungan Hukum dan Politik
Hukum dan politik juga harus dicermati karena ini akan saling
berkaitan dan berhubungan dengan pangsa pasar yang akan dituju. Lingkunga hukum
dan politik biasanya menyangkut terkait regulasi dan peraturan tentang
perdagangan yang berlaku di negara setempat. Sama halnya seperti di Italia.
Untuk memasuki pasar kopi di Italia,
pengusaha produsen/eksportir harus memperhatikan persyaratan yang
berlaku di Uni Eropa, dimana antara lain harus memenuhi persyaratan bagi
pembeli/konsumen yang dapat mengaplikasikan label, kode dan sistem manajemen.
Persyaratan ini dibuat melandaskan aspek lingkungan, kesehatan dan keselamatan
konsumen. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah dalam pengemasan,
pemberian merek dan labeling yang diberlakukan oleh Uni Eropa.
Selain itu juga berlaku Tarif Bea Masuk Impor dan Pajak. Uni
Eropa mengenakan impor duty dan tariff preferensi kopi untuk negara-negara
berkembang termasuk Indonesia secara bervariasi. Selain itu pemerintah Italia
memberlakukan standar pengenaan pajak pertambahan nilai (VAT) rata-rata 20 persen
termasuk untuk kopi. VAT yang diaplikasikan terhadap produk makanan antara 4 sd
10 persen tergantung dari jenis produk (HS).
4.
Pengaruh Sosiokultural
Sosiokultural atau budaya juga memiliki pengaruh terhadap
pangsa pasar. Seperti halnya di Italia, Italia dan kopi mempunyai sejarah yang
panjang dan kopi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat
Italia. Hal ini tentunya memberi peluang yang sangat bagus dan prospek yang
cerah untuk komoditi ekspor kopi.
Selain itu juga harus mengenal dengan baik budaya bisnis
pengusaha Italia merupakan salah satu kunci utama untuk menjaga hubungan dagang
yang kontinu. Terdapat beberapa aspek utama yang perlu diketahui jika akan
melakukan bisnis dengan pengusaha Italia, antaralain :
A. Ketepatan waktu merupakan
hal yang serius bagi pengusaha yang berada di wilayah Utara Italia dibanding
Selatan Italia.
B. Pengusaha di wilayah
Utara Italia bersifat langsung untuk berbinis setelah berbasa basi membicarakan
yang sifatnyasosial.Berbeda yang ada diSelatan Italia lebih santai dan ingin
lebih banyak mengetahui dengan siapa mereka berbisnis.
C. Organisasi bisnis di
Italia sering bersifat hirarhi, hanya manajer senior yang mengambil keputusan.
Selain itu merekalebih suka melakukan bisnis dengan kalangan berkedudukan tinggi.
D. Hubungan pribadi di
Italia sangat diperlukan walaupun membutuhkan waktu untuk mengembangkannya.
Oleh sebab itu peran pihak ketiga sangat besar artinya.
E. Interest pribadi dihargai
dan diperhatikan.
F. Pertemuan bisnis sering dilakukanuntuk menjaga hubungan informal
yang akan berdampak dalam transaksi bisnis.
G. Kalau menyapa kolega pengusaha Italia agar diutamakan
menggunakan nama keluarganya, jika
perlu gelar profesionalnya. Kecuali yang bersangkutan meminta sendiri untuk memanggil namapanggilannya.
H. Kerapihan berbusana
menjadi perhatian pengusaha Italia.
Sumber :
Ø Kustiari, Reni. Perkembangan
Pasar Kopi Dunia dan Implikasinya bagi Indonesia. Pusat Analisis Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Jalan A. Yani No. 70 Bogor 16161